Spirit NTT, 10-16 Maret 2008
MAUMERE, SPIRIT--Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang, Wiston Pardamean Simanjuntak, meminta dukungan dari Bupati Sikka, Drs. Alex Longginus, dan masyarakat setempat terkait rencana pembangunan Korem Flores di Ende.
Permintaan dukungan ini disampaikan Wiston di Ruang Kerja Bupati Sikka, Jalan A Yani Maumere, Selasa (4/3/2008). Saat bertemu Bupati Longginus, Wiston didampingi Komandan Kodim 1603 Maumere, Agus Abdulrauf.
Wiston mengatakan, pembangunan Korem di Flores merealisasikan amanat UU, khususnya TNI pada pelaksanaan tugas operasi rutin seorang perwira untuk mengamankan wilayah yang ada di Indonesia, selain bertugas di medan perang.
"Keberadaan TNI jangan dijadikan sebagai sesuatu yang menyulitkan tapi hendaknya dimanfaatkan. Penolakan yang selama ini terjadi tidak dilihat sebagai bentuk penolakan melainkan keinginan masyarakat mendapatkan penjelasan tugas TNI," ujarnya.
Wiston mengharapkan dukungan dari pemerintah di Daratan Flores dengan cara melakukan sosialisasi dan pemahaman kepada masyarakat terkait pentingnya pembangunan Korem di Flores.
Menurutnya rencana, pembangunan Korem dilaksanakan tahun ini di Nangaba, Kabupaten Ende. Ende dinilai sebagai wilayah strategis karena berada di tengah Pulau Flores.
"Tujuan kedatangan kami di Sikka untuk meminta pemerintah agar memberikan sosialisasi tentang keberadaan Korem di Flores supaya dipahami masyarakat. Selain itu, ingin melihat dari dekat satuan-satuan kerja Tentara Nasional Indonesia ( TNI ) dalam menjalankan amanat konstitusi," jelas Wiston.
Masyarakat, katanya, agar memahami reformasi TNI di bidang pertahanan militer. Selain perang, TNI juga melakukan kerja sama dengan pemerintah berkaitan dengan bencana alam, mengentaskan kemiskinan, dan bekerja secara profesional.
"Sesuai kesepakatan dengan pihak pemerintah, Korem dibangun tahun 2008 di Nangaba, kurang lebih sekitar tiga kilometer arah barat Kota Ende. Jangkuan wilayah itu sangat strategis dan di tengah-tengah jantung Pulau Flores," ujar Wiston.
Kehadiran Korem, katanya, bukan untuk menciptakan konflik melainkan untuk membantu dan bekerja sama dengan masyarakat dan pemerintah dalam berbagai kegiatan pembangunan di daerah.
Menanggapi Wiston, Bupati Sikka, Drs. Alexander Longginus, menjelaskan, bahwa pada dasarnya Pemkab Sikka siap memberikan dukungan terhadap kehadiran korem di Flores. Namun, Longginus juga mengatakan bahwa dukungan yang diberikan pemerintah setempat juga harus mendapat dukungan dari masyarakat Flores. Terutama masyarakat yang ada di lokasi tempat dibangunnya Korem.
"Pada dasarnya kami mendukung rencana pembangunan Korem di Flores, namun dukungan pemerintah ini juga harus mendapat dukungan dari masyarakat," jelas Longginus. (cipto/humas sikka)
Permintaan dukungan ini disampaikan Wiston di Ruang Kerja Bupati Sikka, Jalan A Yani Maumere, Selasa (4/3/2008). Saat bertemu Bupati Longginus, Wiston didampingi Komandan Kodim 1603 Maumere, Agus Abdulrauf.
Wiston mengatakan, pembangunan Korem di Flores merealisasikan amanat UU, khususnya TNI pada pelaksanaan tugas operasi rutin seorang perwira untuk mengamankan wilayah yang ada di Indonesia, selain bertugas di medan perang.
"Keberadaan TNI jangan dijadikan sebagai sesuatu yang menyulitkan tapi hendaknya dimanfaatkan. Penolakan yang selama ini terjadi tidak dilihat sebagai bentuk penolakan melainkan keinginan masyarakat mendapatkan penjelasan tugas TNI," ujarnya.
Wiston mengharapkan dukungan dari pemerintah di Daratan Flores dengan cara melakukan sosialisasi dan pemahaman kepada masyarakat terkait pentingnya pembangunan Korem di Flores.
Menurutnya rencana, pembangunan Korem dilaksanakan tahun ini di Nangaba, Kabupaten Ende. Ende dinilai sebagai wilayah strategis karena berada di tengah Pulau Flores.
"Tujuan kedatangan kami di Sikka untuk meminta pemerintah agar memberikan sosialisasi tentang keberadaan Korem di Flores supaya dipahami masyarakat. Selain itu, ingin melihat dari dekat satuan-satuan kerja Tentara Nasional Indonesia ( TNI ) dalam menjalankan amanat konstitusi," jelas Wiston.
Masyarakat, katanya, agar memahami reformasi TNI di bidang pertahanan militer. Selain perang, TNI juga melakukan kerja sama dengan pemerintah berkaitan dengan bencana alam, mengentaskan kemiskinan, dan bekerja secara profesional.
"Sesuai kesepakatan dengan pihak pemerintah, Korem dibangun tahun 2008 di Nangaba, kurang lebih sekitar tiga kilometer arah barat Kota Ende. Jangkuan wilayah itu sangat strategis dan di tengah-tengah jantung Pulau Flores," ujar Wiston.
Kehadiran Korem, katanya, bukan untuk menciptakan konflik melainkan untuk membantu dan bekerja sama dengan masyarakat dan pemerintah dalam berbagai kegiatan pembangunan di daerah.
Menanggapi Wiston, Bupati Sikka, Drs. Alexander Longginus, menjelaskan, bahwa pada dasarnya Pemkab Sikka siap memberikan dukungan terhadap kehadiran korem di Flores. Namun, Longginus juga mengatakan bahwa dukungan yang diberikan pemerintah setempat juga harus mendapat dukungan dari masyarakat Flores. Terutama masyarakat yang ada di lokasi tempat dibangunnya Korem.
"Pada dasarnya kami mendukung rencana pembangunan Korem di Flores, namun dukungan pemerintah ini juga harus mendapat dukungan dari masyarakat," jelas Longginus. (cipto/humas sikka)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar