Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Sekolah di Belu wajib try out UN

Laporan Edy Hayong, Spirit NTT 18-24 Februari 2008

ATAMBUA, SPIRIT--Dinas Pendidikan Kabupaten Belu saat ini sedang mempersiapkan sekolah-sekolah untuk membekali peserta ujian nasional (UN) 2008 dengan wajib mengikuti uji coba (try out) menggunakan soal dari Depdiknas. Selain itu, dinas mewajibkan peserta UN mengikuti les tambahan sore hari.
Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan Belu, Drs. Patrisius Asa, mengatakan hal ini kepada SPIRIT NTT di ruang kerjanya, Jumat (15/2/2008).
Patrisius menjelaskan, pelaksanaan UN tahun 2008 ini penilaiannya agak ketat sehingga peserta didik harus benar-benar dipersiapkan kemampuannya sehingga bisa menjawab soal yang disediakan. UN kali ini, kata Patrisius, siswa tidak bisa main-main karena standarisasi nilai yang ditetapkan secara nasional 6,00. Untuk itu, apabila siswa kurang serius mempersiapkan diri, maka yang bersangkutan tidak mungkin lulus.
Terhadap penerapan sistem penilaian baru ini, demikian Patrisius, Dinas Pendidikan Belu wajib memberikan sosialisasi kepada para kepala sekolah dan guru agar lebih bersemangat mendorong anak didik untuk belajar. Selain dorongan dari guru, juga para orangtua sehingga hasil yang diharapkan benar-benar memuaskan.
Terkait dengan itu, kata Patrisius, pihaknya akan menerapkan dua pola pembelajaran dari tingkat SD hingga SMA. Upaya yang dilakukan adalah setiap peserta UN wajib mengikuti les tambahan sore hari di sekolahnya. Juga, akan dilakukan ujicoba ujian nasional.
"Try out ini semacam mengasah kemampuan dengan menggunakan soal-soal yang disusun tim dari pusat kurikulum Depdiknas. Selama ini kita hanya lakukan les tambahan sore hari tanpa try out. Maka tahun 2008 ini baik peserta UN tingkat SD,SMP, SMA maupun SMK akan mendapatkan uji coba soal-soal ujian nasional dari Depdiknas. Kita berharap mereka bisa mengerjakan soal itu sehingga kita bisa mengukur sejauhmana tanggung jawab guru maupun kepala sekolah terhadap peserta didiknya," jelasnya.
Tentang les tambahan apa ada pungutan, mantan Kabag Keuangan ini menegaskan, sudah didanai oleh Pemerintah Kabupaten Belu. Meski begitu, tanggung jawab moril para orangtu harus ada sehingga tidak menganggap bahwa tugas orangtua sudah dibebankan kepada guru di sekolah.
"Supaya anak didik cerdas, tiga komponen harus saling menunjang, orangtua, guru dan siswa itu sendiri. Kalau ketiga ini jalan sendiri-sendiri maka mutu pendidikan tidak akan pernah maju. Kita harusnya mencontohi pola yang sudah diterapkan di Jawa sehingga mutunya jauh lebih baik ketimbang kita," tegasnya. *

Tidak ada komentar: