Laporan Benny Dasman, Spirit NTT 7-13 Januari 2008
MAULAFA, SPIRIT--Nyonya Roslin Lana Sili memimpin rombongan Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) St. Mathias Tofa, Kecamatan Maulafa-Kupang mengunjungi anak-anak yang ditahan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Penfui, Kamis (27/12/2007). Selain menyerahkan bingkisan Natal, kunjungan dimaksud untuk memberi dukungan moril kepada anak-anak agar tabah dalam menghadapi proses hukum.
Pemandu Kegiatan, Ny. Ety Bembot Serman, kepada SPIRIT NTT di Kupang, Sabtu (29/12/2007), menjelaskan, kunjungan ke Lapas Anak Penfui telah diagendakan sebelumnya, bahkan sebagai salah satu program kerja WKRI Tofa masa bakti 2007-2008.
"Kunjungan ini sebagai bentuk keberpihakan WKRI Tofa terhadap peningkatan kualitas hidup anak-anak dan perempuan. Selain itu, memgamalkan ajaran sosial gereja (ASG) Katolik dalam keseharian hidup," kata Ny. Ety. Menurutnya, kunjungan WKRI Tofa disambut antusias petugas Lapas Anak yang dilukiskannya sebagai dukungan moril terhadap 34 orang anak-anak yang ditahan (33 laki-laki, satu perempuan).
Ketua WKRI St. Mathias Tofa, Ny. Roslin Lana Sili, mengatakan, kunjungan ke Lapas Anak Penfui sebagai wujud rasa solider dan kepedulian WKRI Tofa terhadap sesama anak bangsa dan sesama saudara yang sedang dibina di lapas. "Sebagaimana pesan Natal, kita harus solider terhadap sesama manusia tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras, dan status sosial. Pesan itu yang ingin kami wujudkan," katanya.
Selain menyerakan bingkisan Natal, WKRI Tofa juga berdialog dengan petugas Lapas dan anak-anak tahanan tentang hak-hak anak sebagaimana tertuang dalam UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Dialog diakhiri ibadat bersama, dipimpin Suster Redempta, CIJ. *
Pemandu Kegiatan, Ny. Ety Bembot Serman, kepada SPIRIT NTT di Kupang, Sabtu (29/12/2007), menjelaskan, kunjungan ke Lapas Anak Penfui telah diagendakan sebelumnya, bahkan sebagai salah satu program kerja WKRI Tofa masa bakti 2007-2008.
"Kunjungan ini sebagai bentuk keberpihakan WKRI Tofa terhadap peningkatan kualitas hidup anak-anak dan perempuan. Selain itu, memgamalkan ajaran sosial gereja (ASG) Katolik dalam keseharian hidup," kata Ny. Ety. Menurutnya, kunjungan WKRI Tofa disambut antusias petugas Lapas Anak yang dilukiskannya sebagai dukungan moril terhadap 34 orang anak-anak yang ditahan (33 laki-laki, satu perempuan).
Ketua WKRI St. Mathias Tofa, Ny. Roslin Lana Sili, mengatakan, kunjungan ke Lapas Anak Penfui sebagai wujud rasa solider dan kepedulian WKRI Tofa terhadap sesama anak bangsa dan sesama saudara yang sedang dibina di lapas. "Sebagaimana pesan Natal, kita harus solider terhadap sesama manusia tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras, dan status sosial. Pesan itu yang ingin kami wujudkan," katanya.
Selain menyerakan bingkisan Natal, WKRI Tofa juga berdialog dengan petugas Lapas dan anak-anak tahanan tentang hak-hak anak sebagaimana tertuang dalam UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Dialog diakhiri ibadat bersama, dipimpin Suster Redempta, CIJ. *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar