Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Warga Rote dan Alor waspadai badai Melanie

Laporan ANTARA, Spirit NTT 31 Desember 2007 - 6 Januari 2008

KUPANG, SPIRIT--Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Stasiun Meteorologi dan Geofisika Klas I Kupang menyatakan badai topan tropis atau Tropical Cyclone (TC) Melanie yang terbentuk akibat tekanan udara rendah di selatan Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai bergerak ke wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT). Warga Rote dan sekitarnya dan sebagian wilayah Flores dan Alor, agar mewaspadai badai tersebut.
"Badai TC Melanie berupa angin kencang dan hujan deras itu berdampak ke wilayah NTT sehingga semua pihak perlu mewaspadainya," kata Kepala Stasiun Meteorologi dan Geofisika Klas I Kupang, Rivai Marulak, di Kupang, Sabtu (29/12/2007).
Marulak mengatakan, pihaknya telah menginformasikan pergerakan Badai TC Melanie itu kepada unsur Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) NTT untuk ditindaklanjuti, terutama agar berbagai lapisan masyarakat melakukan langkah-langkah antisipasi.
Dia juga mengharapkan Pemerintah Propinsi NTT mengkoordinasikan adanya pergerakan badai Melanie itu ke pemerintah kabupaten/kota di wilayah NTT. Arah selatan NTT yakni Pulau Rote, Kabupaten Rote Ndao dan sekitarnya serta sebagian wilayah Flores dan Alor.
"Semoga badai Melanie tidak mencuat di wilayah NTT meskipun pergerakan badai dari wilayah selatan NTB sudah terjadi. Kalau pun terjadi berbagai pihak telah mengetahuinya dan tentu bisa mengantisipasi dampaknya," ujar Marulak.
Asisten Tata Praja Setda NTT, Yos Mamulak, S.IP, mengatakan, peringatan dini BMG itu juga telah diteruskan sistem informasi deteksi dini tsunami yang lazim disebut Indonesian Tsunami Early Warning System (InaTEWS) yang terpasang di Pusat Krisis Kebencanaan Kantor Badan Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kupang.
Nomor telepon selullar yang terkoneksi dengan Ina TEWS itu dapat penerima peringatan dini BMG yang diteruskan sistem deteksi dini itu. Sementara ini, NTT belum memiliki sistem peringatan dini cuaca/iklim yang lazim disebut Meteorological Climatological Early Warning System (MC-EWS).
InaTEWS terdiri dari beberapa komponen yakni sistem monitoring dengan sensor seismograph, accelerograph, tide gauges, DART buoys dan Global Position System (GPS), sistem pengolahan untuk memperoleh lokasi dan magnitude gempa dan sistem penyabaran informasi ke pemerintah daerah untuk dapat meneruskan kepada msyarakat yang terancam.
Komponen lainnya berupa sistem kesiapsiagaan pemerintah daerah untuk dapat menindaklanjuti informasi atau peringatan dini dari BMG.
Menurut Mamulak yang adalah mantan Kepala Badan Linmas NTT itu, Pemerintah Provinsi NTT membangun sistem penyebaran informasi dan kesiapsiagaan, sementara BMG menyediakan sistem monitoring dan pengolahan data informasi bencana yang didukung komputer server dengan spesifikasi sistem berbasis web dan radio internet (Ranet).
"Setelah BMG menghasilkan informasi atau peringatan dini, maka akan diteruskan ke Pusat Krisis Kebencanaan yang didirikan pemerintah daerah untuk selanjutnya diteruskan ke masyarakat," jelasnya. *

Tidak ada komentar: