Laporan Edy Hayong, Spirit NTT, 8-15 Oktober 2007
ATAMBUA, SPIRIT---Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Belu tidak sebatas janji soal proyek tebu yang akan dikembangkan di Belu selatan. Kegiatan sosialisasi dijadwalkan dimulai Oktober 2007 ini.
Proyek ini tetap berlanjut karena saat ini tim pakar dari Jakarta sudah melakukan studi kelayakan di beberapa titik seperti di Kecamatan Malaka Barat, Malaka Tengah, Kobalima, dan Wewiku. Direncanakan Oktober 2007 ini akan dilakukan sosialisasi kepada masyarakat perihal keberadaan proyek tebu itu.
Bupati Belu, Drs. Joachim Lopez, mengatakan hal ini kepada SPIRIT NTT di Atambua, Jumat (28/9/2007). Ia ditanya soal rencana pembangunan pabrik tebu di Belu selatan hasil kerja sama Pemkab Belu dengan investor Jakarta.
Bupati Lopez mengakui, banyak kalangan mempertanyakannya proyek perkebunan tebu yang akan dikembangkan di wilayah selatan itu. Pasalnya, sampai sekarang belum ada tanda-tanda kegiatan di lapangan.
Terkait dengan ini, Bupati Lopez menegaskan bahwa proyek itu bukan tidak ditindaklanjuti, tapi untuk sampai ke tahap realisasi di lapangan ada mekanisme yang harus dilalui, yakni pemantauan tim pakar dan dilanjutkan dengan sosialisasi kepada masyarakat. Saat ini, tim pakar sudah melakukan studi kelayakan dan dalam waktu dekat akan diikuti dengan sosialisasi.
"Tim pakar dari Jakarta beberapa waktu lalu sudah melakukan survai lokasi dan ternyata tekstur tanahnya memungkinkan untuk pengembangan proyek perkebunan tebu ini. Ada beberapa titik di Kecamatan Kobalima, Malaka Tengah, Malaka Barat dan Wewiku sangat cocok untuk penanaman tebu. Kita rencanakan Oktober ini tim kabupaten akan turun ke kecamatan tersebut untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat. Kalau sudah disosialisasikan, maka awal tahun 2008 sudah mulai pembibitan termasuk pembangunan pabrik," tambahnya.
Untuk diketahui, investor swasta dari Jakarta sudah menyatakan kesiapannya untuk menginvestasikan modalnya dalam upaya membudidayakan tebu di wilayah selatan Belu. Investor berencana menggunakan lahan sekitar 20.000 hektar untuk perkebunan tebu, termasuk pembangunan pabriknya. *
Proyek ini tetap berlanjut karena saat ini tim pakar dari Jakarta sudah melakukan studi kelayakan di beberapa titik seperti di Kecamatan Malaka Barat, Malaka Tengah, Kobalima, dan Wewiku. Direncanakan Oktober 2007 ini akan dilakukan sosialisasi kepada masyarakat perihal keberadaan proyek tebu itu.
Bupati Belu, Drs. Joachim Lopez, mengatakan hal ini kepada SPIRIT NTT di Atambua, Jumat (28/9/2007). Ia ditanya soal rencana pembangunan pabrik tebu di Belu selatan hasil kerja sama Pemkab Belu dengan investor Jakarta.
Bupati Lopez mengakui, banyak kalangan mempertanyakannya proyek perkebunan tebu yang akan dikembangkan di wilayah selatan itu. Pasalnya, sampai sekarang belum ada tanda-tanda kegiatan di lapangan.
Terkait dengan ini, Bupati Lopez menegaskan bahwa proyek itu bukan tidak ditindaklanjuti, tapi untuk sampai ke tahap realisasi di lapangan ada mekanisme yang harus dilalui, yakni pemantauan tim pakar dan dilanjutkan dengan sosialisasi kepada masyarakat. Saat ini, tim pakar sudah melakukan studi kelayakan dan dalam waktu dekat akan diikuti dengan sosialisasi.
"Tim pakar dari Jakarta beberapa waktu lalu sudah melakukan survai lokasi dan ternyata tekstur tanahnya memungkinkan untuk pengembangan proyek perkebunan tebu ini. Ada beberapa titik di Kecamatan Kobalima, Malaka Tengah, Malaka Barat dan Wewiku sangat cocok untuk penanaman tebu. Kita rencanakan Oktober ini tim kabupaten akan turun ke kecamatan tersebut untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat. Kalau sudah disosialisasikan, maka awal tahun 2008 sudah mulai pembibitan termasuk pembangunan pabrik," tambahnya.
Untuk diketahui, investor swasta dari Jakarta sudah menyatakan kesiapannya untuk menginvestasikan modalnya dalam upaya membudidayakan tebu di wilayah selatan Belu. Investor berencana menggunakan lahan sekitar 20.000 hektar untuk perkebunan tebu, termasuk pembangunan pabriknya. *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar