Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Proyek irigasi Wae Lonto asal jadi

Laporan Alfons Nedabang, Spirit NTT, 8-15 Oktober 2007

KUPANG, SPIRIT--Tim DPRD NTT yang melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Manggarai Barat menemukan adanya kejanggalan pengerjaan proyek irigasi Wae Lonto di Desa Munting, Kecamatan Lembor. Proyek tahun anggaran 2007 dengan anggaran senilai Rp 500 juta yang bersumber dari APBD NTT itu diduga dikerjakan asal jadi oleh CV Wae Paci. Material yang digunakan adalah tanah putih dicampur semen sehingga meski baru dikerjakan kondisi tembok sudah pecah-pecah.
"Saat di lapangan kami terkejut melihat kondisi seperti itu. Material yang digunakan seharusnya pasir, bukan tanah putih. Tanah putih yang digunakan juga berlumpur sehingga campuran semen tampak berlumpur. Temboknya sudah pecah seperti tanah terbelah," kata Yan Sehandi, anggota DPRD NTT yang berkunjung ke Mabar, saat ditemui di gedung DPRD NTT, Rabu (3/10/2007).
Politisi PDIP ini menjelaskan, dirinya bersama dua anggota Dewan lainnya yaitu Alo Asan dan Markus Malataku berkunjung ke Mabar selama sepuluh hari (21 - 30 September 2007) dengan maksud meninjau pelaksanaan proyek-proyek yang dibiayai APBN dan APBD.
Irigasi Wae Lonto adalah satu dari empat paket proyek yang pengerjaannya dengan dana bersumber dari APBD NTT tahun 2007. Tiga paket lainnya adalah peningkatan jaringan irigasi Wae Dongkon dengan anggaran Rp 450.000.000,00, dikerjakan CV Renya Rosari dengan panjang 550 meter. Irigasi Wae Togo dengan anggaran Rp 450.000.000,00, dikerjakan CV Putra Tunggal sepanjang 550 meter dan irigasi Wae Galung dengan anggaran Rp 325.000.000,00 oleh CV Wae Wana sepanjang 550 meter.
Yan Sehandi mengatakan, irigasi Wae Lonto sepanjang 500 meter, menurut rencana mengairi areal persawahan seluas 384 ha. Saat ini pengerjaan fisiknya belum mencapai 10 persen.
"Karena kondisinya seperti itu, maka Dewan menyatakan sikap secara tegas untuk meminta kontraktor yang bersangkutan membongkar pengerjaan yang sudah dikerjakan dan kerja ulang. Material yang digunakan harus pasir sungai, sesuai spesifikasi proyek. Saya juga sudah minta pengurus ranting PDIP yang ada di desa itu untuk mengawasi proyek itu," kata Sehandi. *

Tidak ada komentar: