Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Profil Belu sekilas

Spirit NTT, 8-15 Oktober 2007

Letak Kabupaten Belu yang relatif dekat dengan Ibu kota Propinsi NTT, Kupang, dan berbatasan langsung dengan Negara Timor Leste membawa konsekuensi logis terjadinya interaksi yang cukup kuat, sehingga boleh dikatakan posisi geografis Kabupaten Belu cukup strategis.
Faktor tersebut merupakan suatu sinergi wilayah yang bila dimanfaatkan sebaik mungkin akan memacu pertumbuhan dan perkembangan Kabupaten Belu. Permasalahan yang sering timbul adalah penyediaan masalah prasarana dan sarana serta sumber daya manusia yang belum memadai.
* KONDISI FISIK DASAR
Kondisi topografis Kabupaten Belu hampir didominasi wilayah yang berbukit-bukit dan bergunung-gunung. Sedangkan kemiringan lahan sepanjang pantai relatif datar. Kabupaten Belu beriklim tropis, umumnya berubah-ubah tiap setengah tahun berganti dari musim kemarau dan musim penghujan. Letak geografis yang dekat dengan Australia dibandingkan dengan Asia, membuat Kabupaten Belu memiliki curah hujan yang rendah.
Sungai-sungai yang ada di Kabupaten Belu mengalir dari bagian selatan dan bermuara di Selat Ombai dan Laut Timor. Dari 14 sungai yang bermuara di bagian utara, yang banyak digunakan penduduk untuk pertanian adalah Sungai Baukama, Sungai Malibaka, dan Sungai Talau. Sungai terpanjang adalah sungai Benanain dengan panjang 100 km.
Kondisi air tanah yang ada terdiri dari air tanah bebas dan air tanah tertekan. Pada setiap kecamatan banyak dijumpai air tanah tertekan. Sedangkan air tanah bebas umumnya terdapat di daratan dekat pantai pada endapan alluvial dan dekat dengan permukaan tanah. Dari 94 mata air yang telah dibor, terdapat air di 58 titik dengan debit total 180,81 liter/detik.
Berdasarkan keadaan batuannya di Timor Tengah Selatan terdapat kelompok jenis tanah dominan yaitu alluvial, litosol, grumosol, mediteran merah kuning dan kompleks.
* POLA GUNA LAHAN
Sebagian besar (71,82 persen) status tanah di wilayah Kabupaten Belu adalah tanah milik adat. Pola penggunaan lahan di Kabupaten Belu terdistribusi untuk penggunaan lahan pemerintah (desa dan kota), permukiman, sawah, ladang/tegalan, kebun, hutan, semak, padang rumput, tanah rusak, empang, kolam, embung. Ditinjau dari jenis penggunaan lahan yang terdapat di wilayah Kabupaten Belu, dapat dibedakan dalam satuan penggunaan lahan sebagai berikut:
- Permukiman 4.785 ha
- Sawah seluas 6.879 ha
- Tegalan/ladang seluas 30.644 ha
- Kebun seluas 9.199 ha
- Hutan seluas 95.991 ha
- Semak seluas 71.652 ha
- Padang rumput seluas 24.010 ha
- Tanah rusak seluas 240 ha
- Empang seluas 40 ha
- Kolam seluas 80 ha
- Embung seluas 7 ha

* PERUMAHAN/PERMUKIMAN
Kondisi perumahan penduduk di Kabupaten Belu dapat digolongkan kedalam dua bagian, yaitu perumahan di kawasan perkotaan (khususnya sekitar Kota Atambua dan ibukota kecamatan) dan perumahan di kawasan pedesaan (pedalaman). Untuk perumahan di kawasan perkotaan, kondisi perumahan padat dikatakan sudah cukup baik, dimana jenis konstruksinya adalah permanen dan semi permanen. Apabila dilihat dari bentuk rumah sudah cukup memenuhi syarat kesehatan sebagai tempat tinggal. Jumlah rumah tangga yang mempunyai rumah dengan luas lantai 20-49 m2 yaitu sebanyak 63,66 persen. Jenis atap yang digunakan antara lain beton, genteng, seng/asbes, ijuk, daun-daunan, dan lain-lain. Jenis lantai terluas adalah lantai tanah (63,45 persen diikuti dengan lantai plaster semen, bata merah (25,55 persen). Jenis dinding yang digunakan antara lain tembok, kayu, bambu, dan lainnya.
Untuk perumahan di pedalaman, kondisi perumahan penduduk kurang baik. Jenis konstruksinya adalah tradisional (temporer) dengan jenis lantai umumnya terbuat dari tanah. Terdapat pula perkampungan adat asli Belu biasanya berbentuk lingkaran dan sebagian besar terletak di perbukitan dengan maksud agar mudah mengawasi musuh, dikelilingi pagar kuat . Rumah adat Belu berbentuk panggung berbentuk persegi empat panjang, dindingnya terbuat dari anyaman daun lantar.
Di Kabupaten Belu juga terdapat jumlah titik lokasi penampungan pengungsi pasca jajak pendapat Timor Timur yang tersebar di beberapa kecamatan dengan titik lokasi terbanyak yaitu pada Kecamatan Malaka Tengah yaitu 23 titik. (dinkop ntt)

Tidak ada komentar: