Laporan Paul Burin, Spirit NTT 7-13 Januari 2008
KUPANG, SPIRIT--Konser musik sasando dijadwalkan memeriahkan HUT Kota Kupang pada April mendatang. Ketua MURI, Jaya Suprana, diharapkan hadir pada konser itu, bahkan langsung memainkan piano.
Agenda ini disampaikan Walikota Kupang, Drs. Daniel Adoe, ketika menerima penghargaan dari manajemen MURI yang diwakili Paulus Pangka di kantor walikota, Sabtu (5/1/2007). Penghargaan ini terkait keberadaan replika pohon Natal setinggi 22,5 meter di Kupang, yang mampu meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai replika tertinggi di Indonesia.
Replika ini diprakarsai oleh Keluarga Besar Putra Putri Polri (KBPPP) Resor Kupang, Polda NTT, Harian Umum Pos Kupang, Harian Pagi Timor Expres dibangun di Lapangan Upacara Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang. Simbol keagamaan ini dibuat dalam rangka perayaan Natal dan Tahun Baru yang puncaknya pada tanggal 31 Desember 2007.
Kegiatan akhir tahun ini tak sedikit menyedot perhatian warga kota. Mereka berbondong-bondong ke lapangan pemkot. Yang menarik dari kegiatan ini adalah panitia menyediakan sekitar seribu porsi makanan serta para tukang bakso diarahkan ke lapangan upacara ini. Di sana seluruh warga yang hadir dijamu secara gratis oleh panitia.
Paulus Pangka ketika menyerahkan replika ini mengatakan bahwa prestasi yang dilakukan KBPPP yang mendapat dukungan penuh Walikota Kupang dan seluruh warga menunjukkan sebuah kerja sama yang baik. Bahkan Paulus Pangka meminta agar pemkot dapat menggelar sebuah konser musik sasando, salah satu musik khas NTT agar dapat meraih penghargaan dari MURI.
Ia juga menjelaskan latar belakang lahirnya MURI. Menurut Paulus, pendiri MURI, Jaya Suprana, sebelumnya pernah mengirim sejumlah even penting dan diyakini bisa tercatat di Guiness Book di Inggris, namun tak pernah mendapat jawaban dari sana. Ketika Jaya Suprana mengecek langsung ke Inggris, kata Paulus, di sana ia mendapat jawaban bahwa mereka tak mengenal Indonesia. Bahkan mereka mengatakan bahwa Indonesia merupakan sarang teroris.
Karena itu setelah kembali ke Indonesia, kata dia, Jaya Suprana mendirikan MURI dengan tujuan mendorong kreativitas seluruh anak bangsa untuk melahirkan karya-karya yang monumental.
Menurut Paulus, lembaga ini lahir pada 17 tahun lalu atau tanggal 27 Januari 1990. "Tanggal lahirnya MURI juga merupakan tanggal kelahiran Pak Jaya Suprana," katanya.
Walikota Kupang, Drs. Daniel Adoe, pada kesempatan itu menyambut gembira atas penghargaan ini. Ia menilai bahwa warga NTT, terutama Kota Kupang, telah memiliki kreasi yang tinggi. Karena itu, kata dia, pemerintah akan memberikan ruang kepada setiap orang untuk meraih prestasi setinggi-tingginya. *
Agenda ini disampaikan Walikota Kupang, Drs. Daniel Adoe, ketika menerima penghargaan dari manajemen MURI yang diwakili Paulus Pangka di kantor walikota, Sabtu (5/1/2007). Penghargaan ini terkait keberadaan replika pohon Natal setinggi 22,5 meter di Kupang, yang mampu meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai replika tertinggi di Indonesia.
Replika ini diprakarsai oleh Keluarga Besar Putra Putri Polri (KBPPP) Resor Kupang, Polda NTT, Harian Umum Pos Kupang, Harian Pagi Timor Expres dibangun di Lapangan Upacara Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang. Simbol keagamaan ini dibuat dalam rangka perayaan Natal dan Tahun Baru yang puncaknya pada tanggal 31 Desember 2007.
Kegiatan akhir tahun ini tak sedikit menyedot perhatian warga kota. Mereka berbondong-bondong ke lapangan pemkot. Yang menarik dari kegiatan ini adalah panitia menyediakan sekitar seribu porsi makanan serta para tukang bakso diarahkan ke lapangan upacara ini. Di sana seluruh warga yang hadir dijamu secara gratis oleh panitia.
Paulus Pangka ketika menyerahkan replika ini mengatakan bahwa prestasi yang dilakukan KBPPP yang mendapat dukungan penuh Walikota Kupang dan seluruh warga menunjukkan sebuah kerja sama yang baik. Bahkan Paulus Pangka meminta agar pemkot dapat menggelar sebuah konser musik sasando, salah satu musik khas NTT agar dapat meraih penghargaan dari MURI.
Ia juga menjelaskan latar belakang lahirnya MURI. Menurut Paulus, pendiri MURI, Jaya Suprana, sebelumnya pernah mengirim sejumlah even penting dan diyakini bisa tercatat di Guiness Book di Inggris, namun tak pernah mendapat jawaban dari sana. Ketika Jaya Suprana mengecek langsung ke Inggris, kata Paulus, di sana ia mendapat jawaban bahwa mereka tak mengenal Indonesia. Bahkan mereka mengatakan bahwa Indonesia merupakan sarang teroris.
Karena itu setelah kembali ke Indonesia, kata dia, Jaya Suprana mendirikan MURI dengan tujuan mendorong kreativitas seluruh anak bangsa untuk melahirkan karya-karya yang monumental.
Menurut Paulus, lembaga ini lahir pada 17 tahun lalu atau tanggal 27 Januari 1990. "Tanggal lahirnya MURI juga merupakan tanggal kelahiran Pak Jaya Suprana," katanya.
Walikota Kupang, Drs. Daniel Adoe, pada kesempatan itu menyambut gembira atas penghargaan ini. Ia menilai bahwa warga NTT, terutama Kota Kupang, telah memiliki kreasi yang tinggi. Karena itu, kata dia, pemerintah akan memberikan ruang kepada setiap orang untuk meraih prestasi setinggi-tingginya. *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar