Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Kabarkan kepada dunia, NTT aman dan damai

Spirit NTT, 8-15 Oktober 2007

HATI terasa sangat lega begitu roda pesawat Lion Air menyentuh halus landasan Bandara El Tari, Kupang. Lega, karena kami sampai dengan selamat meskipun saat hendak terbang di Bandara Soekarno-Hatta, pesawat sempat kembali ke tempat parkir untuk menurunkan seorang penumpang yang mengalami gangguan kejiwaan dan membuat khawatir para penumpang lainnya.
Di Bandara El Tari, sayup-sayup terdengar alunan musik petik Sasando, salah satu warisan seni budaya yang sangat terkenal dimiliki masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT).
Merdunya alunan musik Sasando itu cukup mujarap untuk melupakan sejenak rasa penat dan sedikit lapar setelah menempuh penerbangan Jakarta-Surabaya (transit)-Kupang yang hanya disuguhi air mineral. Sayangnya, alunan Sasando yang merdu itu tidak diperdengarkan di dalam pesawat yang sudah mendarat.
Kunjungan ke Kupang, selain untuk menyaksikan kegiatan ratusan peserta Sail Indonesia 2007 selama berada di Kupang (24-31 Juli 2007), sekaligus menyaksikan Expo NTT 1 (East Nusa Tenggara Expo/Entex).
Titik keberangkatan peserta Sail Indonesia Ke-7 ini adalah dari Darwin-Northem Territory sebagai pusat perkumpulan pelayar-pelayar dunia. Rally layar ini menyinggahi Kupang, Alor, Lewoleba (Lembata), Maumere (Sikka), Ende (destinasi baru), Riung (Ngada), dan Labuan Bajo (Manggarai Barat). Sedangkan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) sebagai daerah pendukung mendapat kunjungan peserta.
Sekitar 120 kapal layar (yacth) yang membawa ratusan pelayar dari 20 negara itu datang dan merapat di Pantai Koepan, Kupang. Kedatangan tamu asing dari berbagai negara itu oleh pemerintah daerah sekaligus dimanfaatkan sebagai ajang mempromosikan kekayaan objek wisata alam dan seni budaya masyarakat NTT yang menjadi andalan pembangunan kepariwisataan daerah ini.
Wakil Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya, ketika menjamu makan malam peserta Sail Indonesia 2007 di Flobamora Mall, Kupang, berharap kedatangan ratusan peserta layar internasional itu akan membuat NTT yang kaya objek wisata lebih dikenal lagi oleh dunia luar.
"Layar yang telah saudara kembangkan merupakan tali persahabatan yang utuh dengan masyarakat NTT. Kabarkan kepada dunia bahwa Indonesia, khususnya NTT, adalah wilayah yang aman, damai, dan penuh dengan persahabatan," kata Lebu Raya, seraya meminta para tamu asing itu untuk mengajak para sahabatnya datang berwisata ke NTT.
Sementara itu, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik, dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata, Sambudjo Parikesit, mengingatkan, dengan ditetapkannya NTT sebagai salah satu destinasi utama di Indonesia tahun 2007 ini, maka komponen kepariwisataan di sini harus menyiapkan infrastruktur dan obyek-obyek wisata yang layak dikunjungi wisatawan.
"Saya menyambut gembira kegiatan ini (Sail Indonesia 2007 dan Entex) yang diisi pula dengan berbagai pertunjukan seni budaya dari suku-suku yang ada di NTT. Kegiatan ini akan memicu kemajuan pariwisata daerah NTT," katanya.
Letak NTT sangat strategis, dekat dengan Australia, sehingga menjadikan daerah ini sebagai pintu masuk wisatawan. Terutama Kota Kupang, yang tiap tahun dijadikan titik awal kegiatan rali layar internasional, diharapkan mampu memacu komitmen masyarakat di sini untuk lebih giat mengembangkan industri kreatif.
"Di berbagai daerah sudah kita bentuk wadah untuk ajang promosi produk-produk kerajinan rakyat. Ini kesempatan mendorong daerah untuk menampilkan potensi kepariwisataannya," kata Titien Soekarya, Direktur Promosi Dalam Negeri Departemen Kebudayaan dan Pariwisata yang ditemui di arena Entex.
Menurut Titien, sekarang ini wisatawan Nusantara (wisnus) masih terfokus berlibur ke Pulau Jawa dan Bali. Padahal, banyak daerah lain, seperti NTT, yang memiliki obyek wisata serta produk kerajinan dan seni budaya yang sangat menarik. Karena itu, menurut dia, daerah-daerah perlu melakukan promosi bersama agar wisatawan mengetahui potensi daerah lainnya. (laurentius chen)

Tidak ada komentar: