Dikutip dari Majalah Travel, SPIRIT NTT, 21-27 Januari 2008
MENYEBUT nama Taman Nasional Komodo (TNK), wajar kalau orang langsung membayangkan hewan asli setempat sekaligus menjadi penguasa di sana yaitu komodo. Tapi sebenarnya, TNK bukan cuma punya reptil raksasa yang oleh wisatawan asing disebut dragon alias naga. Pun ternyata menyimpan beberapa obyek wisata alam yang masih alami dan menawan.
Nama TNK sudah lama dikenal baik oleh wisatawan mancanegara (wisman), terutama dikalangan dua kelompok turis yaitu the rich dan backpackers. Bagi turis kaya, mereka umumnya menyewa kapal pesiar besar maupun kecil (yacht) usai melancong dari Bali dan Lombok kemudian menyeberang ke TNK. Kapal pesiar mewah Spice Island Cruises salah satunya yang membawa para wisatawan berkantong tebal ke Pulau Komodo sejak dulu.
Sedangkan bagi turis yang senang berkelana dan berdana pas-pasan, memilih menggunakan rute umum dengan bus, kapal penumpang dan feri. Menurut John, turis sandal jepit asal Inggris, cara terakhir justru lebih menyenangkan, variatif, dan menantang.
Wisatawan yang hendak menikmati komodo dan obyek wisata alam lain yang ada di Pulau Komodo dapat membeli tiket masuk di Loh Liang. Sedangkan yang ingin ke Pulau Rinca, langsung ke pos Loh Buaya. Harga tiket masuk wisnus dan wisman berbeda. Tiket berlaku selama satu minggu untuk semua lokasi obyek wisata.
Beberapa tahun lalu jumlah pengunjung setiap tahun berkisar antara 35.000 sampai 50.000 dari berbagai penjuru dunia. Di mana sebagian besar atau sekitar 30.000 adalah wisman antara lain dari Belanda, Inggris, Italia, Prancis, dan Jepang. Jumlah wisman yang berkunjung langsung ke Loh Liang, Pulau Komodo jauh lebih banyak daripada wisnus. Karena kerap ramai didatangi turis asing selama beberapa hari, Loh Liang pun akhirnya dijuluki kampung turis.
Soal penginapan selama berkunjung di sana, tak ada yang perlu dikhawatirkan. Akomodasi di Loh Liang cukup lengkap. Ada empat pondok penginapan yang mampu menampung puluhan pengunjung. Tarif kamarnya per malam untuk satu orang (single) dan berdua (double) cukup terjangkau. Selain itu, ada kafetaria yang menyediakan menu khas laut (sea food) serta koperasi yang menjual cendera mata menarik.
Jumlah wisnus dan wisman yang berkunjung ke TNK cukup baik dari tahun ke tahun. Kalaupun ada penurunan tidak terlalu drastis dan kemudian kembali diminati.
Soal tujuan berkunjung wisatawan ke TNK tetap tak berubah, umumnya para wisatawan ingin melihat dan mengamati secara langsung prilaku komodo. Banyak juga wisatawan yang semata bertujuan untuk ber-snorkeling dan diving di beberapa lokasi asri di kawasan TNK yang di antaranya sudah tersohor di kalangan wisman.
Satwa lain
Selain komodo sebagai daya tarik utama, kawasan TNK khususnya di Pulau Komodo juga mengoleksi beberapa obyek alam pantai maupun pegunungan, masyarakat nelayan yang menetap di sana serta habitat laut terutama aneka terumbu karang dan ikan hias.
Obyek-obyek wisata Pulau Komodo yang dapat dinikmati, antara lain Banu Nggulung, Pantai Merah, Poreng Sabieta, Gunung Ara dan Gunung Satalibo yang sejajar ke arah Timur, serta Kampung Komodo ke arah Barat dari pos Loh Liang.
Banu Nggulung merupakan lokasi untuk melihat dan memotret komodo dengan leluasa. Pengunjung yang pergi ke tempat ini wajib didamping petugas taman nasional atau biasa disebut jagawana. Jaraknya sekitar dua kilometer ke arah timur dari Pos Loh Liang, dapat ditempuh selama kurang lebih 45 menit dengan berjalan kaki santai menyusuri jalan setapak alami di antara pepohonan yang sebagian besar memiliki kesamaan dengan pepohonan yang ada di Kota Darwin, Australia.
Ini mungkin dipengaruhi oleh angin kering yang pada waktu-waktu tertentu berhembus dari negeri kangguru tersebut. Selama perjalanan menuju Banu Nggulung kerap bertemu beberapa komodo berukuran besar dan kecil. Obyek yang sama untuk melihat komodo ada di Pulau Rinca dan sejumlah pulau kecil di sekitarnya.
Sedangkan Pantai Merah atau yang dikenal turis asing Pink Beach, merupakan salah satu pesona alam terindah di TNK bahkan mungkin di dunia. Pantainya landai dan berpasir kemerah-merahan menjadi pilihan untuk berjemur sepuasnya. Perairannya memiliki pemandangan bawah laut dengan beragam terumbu karang serta ikan hias yang menakjubkan.
Buat wisatawan yang gemar melakukan kegiatan wisata bahari seperti berenang, snorkeling, menyelam atau sekadar berjemur, Pink Beach adalah tempat yang cocok. Dan yang membuatnya unik, tak jauh dari Pantai Merah yang juga pantai, pasirnya justru berwarna putih. Kalau tak percaya, coba saja naik ke bukit di atas pantai merah, pasti akan menemukan keunikan itu.
Lokasi Pantai Merah dapat dicapai lewat darat maupun laut, kalau dengan perahu motor sekitar 30 menit dari Loh Liang tapi bila menyusuri pantai dari Loh Liang memakan waktu lebih kurang 4,5 jam melewati hutan bakau dan gugusan tebing karang.
Selain Pantai Merah, obyek wisata yang sama dengan terumbu karang dan pantai landai, terdapat di Pulau Lasa dan Pulau Padar. Sedangkan Pulau Kalong adalah lokasi khusus untuk melihat sata kalong (Pteropus sp) yang jumlahnya ribuan.
Kalau bermaksud melihat kerbau liar dan panorama laut dari atas perbukitan, datang ke Poreng Sabieta. Letaknya 10 kilometer ke arah timur Loh Liang. Poreng Sabieta yang memiliki hamparan padang rumput savana, dapat dicapai lewat jalur pendakian alami (natural trail). Tapi harus ditemani jagawana.
Bila belum puas mendaki, lanjutkan perjalanan menuju Gunung Ara yang berada pada ketinggian 510 meter di atas permukaan laut (dpl). Di sana terdapat areal perkemahan buat wisatawan yang ingin berkemah di alam bebas. Untuk mencapai lokasinya melalui jalur pendakian sepanjang delapan km dari Loh Liang. Obyek yang sama juga ada di Loh Lima.
Dan terakhir ke Gunung Satalibo yang merupakan obyek kunjungan di Pulau Komodo yang letaknya paling jauh dari Loh Liang. Gunung ini sekaligus menjadi puncak tertinggi Pulau Komodo, tingginya 735 meter dpl. Dari puncaknya, wisatawan dapat menikmati pemandangan terbuka kawasan lain di seputar Pulau Komodo lengkap dengan hamparan laut serta pulau-pulau di sekelilingnya.
Setelah puas menyaksikan tingkah komodo dan menikmati semua pesona alam Pulau Komodo, jangan lewatkan untuk singgah ke Kampung Komodo. Lokasi yang kini menjadi tempat berkumpulnya orang asli Pulau Komodo jauh sebelum kawasan ini ditetapkan sebagai taman nasional, berada di pesisir pantai Pulau Komodo. Tepatnya sekitar tiga kilometer ke arah Barat dari Long Liang.
Banyak aktivitas menarik yang dapat dilihat di sana, bukan sekadar deretan perumahan panggung sederhana dengan lorong-lorong jalannya. Pun beragam aktivitas kehidupan nelayan yang lekat dengan laut serta panorama alam berupa aneka formasi batu karang, bukit-bukit bergelombang dan pesona matahari terbenam.
Rumah orang Kampung Komodo berukuran besar, biasa di tempati oleh beberapa keluarga. Ada sekitar 3.300 kepala keluarga yang tinggal di kampung Komodo. Warga setempat memanggil komodo dengan sebutan Ora. *
Nama TNK sudah lama dikenal baik oleh wisatawan mancanegara (wisman), terutama dikalangan dua kelompok turis yaitu the rich dan backpackers. Bagi turis kaya, mereka umumnya menyewa kapal pesiar besar maupun kecil (yacht) usai melancong dari Bali dan Lombok kemudian menyeberang ke TNK. Kapal pesiar mewah Spice Island Cruises salah satunya yang membawa para wisatawan berkantong tebal ke Pulau Komodo sejak dulu.
Sedangkan bagi turis yang senang berkelana dan berdana pas-pasan, memilih menggunakan rute umum dengan bus, kapal penumpang dan feri. Menurut John, turis sandal jepit asal Inggris, cara terakhir justru lebih menyenangkan, variatif, dan menantang.
Wisatawan yang hendak menikmati komodo dan obyek wisata alam lain yang ada di Pulau Komodo dapat membeli tiket masuk di Loh Liang. Sedangkan yang ingin ke Pulau Rinca, langsung ke pos Loh Buaya. Harga tiket masuk wisnus dan wisman berbeda. Tiket berlaku selama satu minggu untuk semua lokasi obyek wisata.
Beberapa tahun lalu jumlah pengunjung setiap tahun berkisar antara 35.000 sampai 50.000 dari berbagai penjuru dunia. Di mana sebagian besar atau sekitar 30.000 adalah wisman antara lain dari Belanda, Inggris, Italia, Prancis, dan Jepang. Jumlah wisman yang berkunjung langsung ke Loh Liang, Pulau Komodo jauh lebih banyak daripada wisnus. Karena kerap ramai didatangi turis asing selama beberapa hari, Loh Liang pun akhirnya dijuluki kampung turis.
Soal penginapan selama berkunjung di sana, tak ada yang perlu dikhawatirkan. Akomodasi di Loh Liang cukup lengkap. Ada empat pondok penginapan yang mampu menampung puluhan pengunjung. Tarif kamarnya per malam untuk satu orang (single) dan berdua (double) cukup terjangkau. Selain itu, ada kafetaria yang menyediakan menu khas laut (sea food) serta koperasi yang menjual cendera mata menarik.
Jumlah wisnus dan wisman yang berkunjung ke TNK cukup baik dari tahun ke tahun. Kalaupun ada penurunan tidak terlalu drastis dan kemudian kembali diminati.
Soal tujuan berkunjung wisatawan ke TNK tetap tak berubah, umumnya para wisatawan ingin melihat dan mengamati secara langsung prilaku komodo. Banyak juga wisatawan yang semata bertujuan untuk ber-snorkeling dan diving di beberapa lokasi asri di kawasan TNK yang di antaranya sudah tersohor di kalangan wisman.
Satwa lain
Selain komodo sebagai daya tarik utama, kawasan TNK khususnya di Pulau Komodo juga mengoleksi beberapa obyek alam pantai maupun pegunungan, masyarakat nelayan yang menetap di sana serta habitat laut terutama aneka terumbu karang dan ikan hias.
Obyek-obyek wisata Pulau Komodo yang dapat dinikmati, antara lain Banu Nggulung, Pantai Merah, Poreng Sabieta, Gunung Ara dan Gunung Satalibo yang sejajar ke arah Timur, serta Kampung Komodo ke arah Barat dari pos Loh Liang.
Banu Nggulung merupakan lokasi untuk melihat dan memotret komodo dengan leluasa. Pengunjung yang pergi ke tempat ini wajib didamping petugas taman nasional atau biasa disebut jagawana. Jaraknya sekitar dua kilometer ke arah timur dari Pos Loh Liang, dapat ditempuh selama kurang lebih 45 menit dengan berjalan kaki santai menyusuri jalan setapak alami di antara pepohonan yang sebagian besar memiliki kesamaan dengan pepohonan yang ada di Kota Darwin, Australia.
Ini mungkin dipengaruhi oleh angin kering yang pada waktu-waktu tertentu berhembus dari negeri kangguru tersebut. Selama perjalanan menuju Banu Nggulung kerap bertemu beberapa komodo berukuran besar dan kecil. Obyek yang sama untuk melihat komodo ada di Pulau Rinca dan sejumlah pulau kecil di sekitarnya.
Sedangkan Pantai Merah atau yang dikenal turis asing Pink Beach, merupakan salah satu pesona alam terindah di TNK bahkan mungkin di dunia. Pantainya landai dan berpasir kemerah-merahan menjadi pilihan untuk berjemur sepuasnya. Perairannya memiliki pemandangan bawah laut dengan beragam terumbu karang serta ikan hias yang menakjubkan.
Buat wisatawan yang gemar melakukan kegiatan wisata bahari seperti berenang, snorkeling, menyelam atau sekadar berjemur, Pink Beach adalah tempat yang cocok. Dan yang membuatnya unik, tak jauh dari Pantai Merah yang juga pantai, pasirnya justru berwarna putih. Kalau tak percaya, coba saja naik ke bukit di atas pantai merah, pasti akan menemukan keunikan itu.
Lokasi Pantai Merah dapat dicapai lewat darat maupun laut, kalau dengan perahu motor sekitar 30 menit dari Loh Liang tapi bila menyusuri pantai dari Loh Liang memakan waktu lebih kurang 4,5 jam melewati hutan bakau dan gugusan tebing karang.
Selain Pantai Merah, obyek wisata yang sama dengan terumbu karang dan pantai landai, terdapat di Pulau Lasa dan Pulau Padar. Sedangkan Pulau Kalong adalah lokasi khusus untuk melihat sata kalong (Pteropus sp) yang jumlahnya ribuan.
Kalau bermaksud melihat kerbau liar dan panorama laut dari atas perbukitan, datang ke Poreng Sabieta. Letaknya 10 kilometer ke arah timur Loh Liang. Poreng Sabieta yang memiliki hamparan padang rumput savana, dapat dicapai lewat jalur pendakian alami (natural trail). Tapi harus ditemani jagawana.
Bila belum puas mendaki, lanjutkan perjalanan menuju Gunung Ara yang berada pada ketinggian 510 meter di atas permukaan laut (dpl). Di sana terdapat areal perkemahan buat wisatawan yang ingin berkemah di alam bebas. Untuk mencapai lokasinya melalui jalur pendakian sepanjang delapan km dari Loh Liang. Obyek yang sama juga ada di Loh Lima.
Dan terakhir ke Gunung Satalibo yang merupakan obyek kunjungan di Pulau Komodo yang letaknya paling jauh dari Loh Liang. Gunung ini sekaligus menjadi puncak tertinggi Pulau Komodo, tingginya 735 meter dpl. Dari puncaknya, wisatawan dapat menikmati pemandangan terbuka kawasan lain di seputar Pulau Komodo lengkap dengan hamparan laut serta pulau-pulau di sekelilingnya.
Setelah puas menyaksikan tingkah komodo dan menikmati semua pesona alam Pulau Komodo, jangan lewatkan untuk singgah ke Kampung Komodo. Lokasi yang kini menjadi tempat berkumpulnya orang asli Pulau Komodo jauh sebelum kawasan ini ditetapkan sebagai taman nasional, berada di pesisir pantai Pulau Komodo. Tepatnya sekitar tiga kilometer ke arah Barat dari Long Liang.
Banyak aktivitas menarik yang dapat dilihat di sana, bukan sekadar deretan perumahan panggung sederhana dengan lorong-lorong jalannya. Pun beragam aktivitas kehidupan nelayan yang lekat dengan laut serta panorama alam berupa aneka formasi batu karang, bukit-bukit bergelombang dan pesona matahari terbenam.
Rumah orang Kampung Komodo berukuran besar, biasa di tempati oleh beberapa keluarga. Ada sekitar 3.300 kepala keluarga yang tinggal di kampung Komodo. Warga setempat memanggil komodo dengan sebutan Ora. *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar