Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Unipa lepas 27 wisudawan

Laporan Lorens Nale/Humas Sikka, Spirit NTT 24-31 Desember 2007

MAUMERE, SPIRIT--Dua puluh tujuh mahasiswa/i diploma III Prodi Ilmu Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Nusa Nipa (Unipa) Maumere diwisuda Rektor Unipa, P. Dr. Wilhelm Jullei Conterius, SVD, di Aula Hotel Benggoan III, Jalan KS Tubun-Maumere, Sabtu (8/12/2007).
Pelepasan para wisudawan ini dilaksanakan dalam rangkaian acara Rapat Senat Terbuka Luar Biasa Unipa yang dibuka Rektor, P. Dr. Wilhelm Jullei Conterius, SVD. Rangkaian acara Dies Natalis ini merupakan yang ketiga sejak Unipa didirikan.
Acara wisuda diawali pembacaan surat keputusan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tentang penetapan lulusan oleh ketua program studi serta penyerahan ijazah oleh dekan.
Hadir pada acara tersebut Kepala Dinas NTT, Stef Bria Seran, Pimpinan Kopertis Wilayah VIII Denpasar, Prof. Baharudin MS; Bupati Sikka, Drs. Alexander Longginus; Wakil Bupati Sikka, Drs. Yoseph Ansar Rera, jajaran muspida Sikka; serta orangtua wali wisudawan/wati.
Wakil Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya, dalam sambutannya yang dibacakan oleh Bupati Sikka menyatakan acara wisuda merupakan tradisi akademi perguruan tinggi melepaskan anak didik mahasiswa untuk membaktikan diri di tengah masyarakat. Wisuda juga adalah tolok ukur untuk mengukur kemampuan sebuah perguruan tinggi.
Menghadapi dunia global saat ini, kata Lebu Raya, perguruan tinggi dituntut untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas, profesional dan berintelektual. Lebu Raya mengharapkan agar dalam menjalankan fungsi akademik, perguruan tinggi harus peduli dan terus mendorong sivitas akademikanya dalam mengembangkan diri demi mewujudkan masyarakat, bangsa dan negara ke arah yang lebih baik.
Prof. Baharudin, MS, Ketua Kopertis Wilayah VIII Denpasar, menyatakan penguasaan ilmu dan teknologi sangatlah penting, juga keramahan dan motivasi dalam melayani masyarakat secara keseluruhan. Hal yang sangat utama dan yang paling utama adalah lembaga harus memperhatikan mutu pendidikan karena dengan mutu dapat meningkatkan daya saing bangsa.
"Sebagai penyelenggara pendidikan kita tidak hanya peduli pada isu lokal tapi juga isu internasional, salah satunya seorang dosen harus menguasai bahasa asing secara aktif dan seorang dosen harus banyak melakukan penelitian dalam hal apapun khusus bidang keperawatan," katanya.
Hal senada disampaikan Kepala Dinas Kesehatan NTT, dr. Stef Bria Seran. Dia menyatakan untuk mendapatkan pelayanan yang baik kepada masyarakat, ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan. Pertama, perluasan aspek kesehatan masyarakat. Kedua, kualitas pelayanan yang diberikan oleh instansi kesehatan. Ketiga, kepuasan pelanggan.
Untuk mencapai tiga hal tersebut, pertama, ketersediaan sumber daya kesehatan yaitu jumlah, jenis aneka serta kualitas. Kedua, melihat dan turun ke lapangan serta apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. "Untuk mendapatkan tenaga kesehatan yang profesional mereka harus melewati tahap pembelajaran yaitu membaca di perpustakaan serta melihat apa yang dibutuhkan oleh masyarakat," ujarnya.
Menurut Bria Seran, untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas, seorang dosen harus menguasai bidangnya. Dia mengharapkan kepada pemerintah agar lulusan terbaik supaya diberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Sementara Budi Koten dalam pidatonya yang berjudul, "Pelayanan dan pengabdian perawat," menyatakan banyak pengalaman yang kami alami selama mengikuti pendidikan, suka, duka, putus asa dan stres. Tetapi mereka menyadari untuk mengambil makna peristiwa tersebut.
"Keberhasilan yang dicapai adalah berkat campur tangan para pembimbing baik di tempat praktek maupun di kampus, orang tua dan semua pihak. Gelar dan wisuda merupakan penghargaan yang bermakna dan merupakan tanggung jawab yang diberikan kepada kami untuk melayani dan mengabdi kepada masyarakat," kata Budi. *

Tidak ada komentar: