LABUAN BAJO, SPIRIT--Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Manggarai Barat mengaku prihatin terhadap masalah sampah yang menghiasi Pasar Baru Labuan Bajo. Kondisinya dari waktu ke waktu semakin parah, padahal masyarakat membayar retribusi.
Keberadaan sampah ini bisa merusak citra Labuan Bajo sebagai kota pariwisata.Keprihatinan ini disampaikan anggota DPRD Manggarai Barat, Aladdin Nasar, S.Ag, kepada SPIRIT NTT di Labuan Bajo, Senin (3/12/2007).
Menurut Aladdin Nasar, persoalan sampah yang paling menonjol adalah sampah yang berserakan baik dalam lokasi Pasar Baru Labuan bajo maupun di depan jalan lokasi pasar tersebut. Selain kondisi sampah dalam di dalam Kota Labuan Bajo, masalah yang paling rumit di atasi oleh pemerintah adalah persampahan yang ada di Pasar Baru Labuan Bajo.
"Beginilah kalau pemerintah hanya sibuk pungut retribusi sampah sementara banyak sekali sampah yang berserakan dalam pasar tidak dihiraukan. Pasar yang jadi pusat ekonomi rakyat nampak kumuh, jorok dan tidak terurus akibat berserakannnya sampah. Ini saya sangat sesalkan kalau kondisi itu tidak diatasi," kata Nasar. Dia menjelaskan, fasilitas berupa truk sampah di daerah itu cukup memadai dan mayarakat pun sudah tahu letak menumpuk sampah untuk diangkut tapi yang sangat disesalkan masih terlihat tumpukan yang berserakan dalam pasar baru tersebut.
"Warga sendiri diminta untuk tidak terlambat dalam pembayaran retribusi sementara terkadang sampah yang telah menumpuk lebih dari dua hari tidak diangkut. Kondisi itu kan buat jorok dan saya pikir citra soal kota pariwisata bisa tercoreng karena masalah sampah," katanya.
Dengan melihat kondisi itu, Nasar menegaskan, hendaknya pemerintah segera menangani masalah sampah yang ada di loaksi Pasar Baru dan jangan hanya mengejar target retribusi tanpa memikirkan tumpukan sampah yang ada. Bahkan Nasar juga menyoroti kendaraan berupa truk pengangkut sampah yang ada supaya benar-benar digunakan sesuai fungsinya. (yel) Spirit NTT, 10-16 Desember 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar