Spirit NTT, 17-23 Desember 2007
SETELAH 10 tahun bekerja untuk mendukung konservasi sumberdaya alam di Taman Nasional Komodo, The Nature Conservancy Coral Triangle Center (sebelumnya disebut Southeast Asia Center for Marine Protected Area) telah berhasil mengalihkan program-program konservasi yang dilakukan selama ini kepada sebuah perusahaan baru untuk pengembangan wisata alam PT Putri Naga Komodo (PNK). Hal ini sangat signifikan bagi langkah awal inisiatif pengelolaan secara kolaborasi (KCMI), yang merupakan model yang tepat bagi perlindungan Taman Nasional di Indonesia.
Perusahaan baru ini didirikan dengan tujuan utama untuk pengembangan wisata alam, mempromosikan program-program konservasi, dan mendukung pengelolaan sumberdaya alam dan operasional Taman Nasional Komodo (TNK). Walaupun secara legal organisasi tersebut berbentuk perusahaan, seluruh keuntungan PNK akan digunakan untuk mendukung pengelolaan dan pengembangan TNK serta pengembangan matapencaharian alternatif dan usaha-usaha bagi masyarakat lokal.
PNK bekerja sama dengan Balai Taman Nasional Komodo (BTNK), Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, masyarakat lokal, sektor pariwisata, dan para pemangku kepentingan lainnya guna menerapkan sebuah pendekatan yang inovatif dan multi disiplin ilmu untuk mencapai pendanaan jangak panjang yang berkelanjutan bagi TNK. Hal ini dicapai melalui pengelolaan Taman Nasional yang professional, pengembangan wisata alam yang berkelanjutan dan pemasarannya sebagai daerah kunjungan wisata.
PNK mendukung program-program konservasi diantaranya peman-tauan secara menyeluruh ekosistem darat dan laut di Taman Nasional, termasuk kajian terus menerus peman-faatan sumberdaya dan dampak-dampak pariwisata. PNK juga akan memperbaiki sarana-sarana pariwisata yang ada di Taman Nasional agar kese-lamatan dan kenyamanan pengunjung dapat lebih terjamin.
Perusahan Putri Naga Komodo mengambil namanya dari legenda lokal di mana seorang putri melahirkan anak kembar yaitu anak laki-laki dan seekor komodo, digambarkan sebagai hubungan antara manusia dan alam. PNK telah mendapatkan ijin selama 30 tahun dari Departemen Kehutanan Republik Indonesia untuk mengumpulkan pemasukan dari pengembangan dan pengelolaan wisata alam di TNK. PNK saat ini sedang melakukan perekrutan staf yang akan menempati posisi-posisi manajemen kunci dan hampir seluruh staf The Nature Conservacy di kantor lapangan Komodo telah menjadi staf di PNK.
Sebagai langkah awal proyek, PNK telah mendapatkan dana hibah dari Global Environmental Facility Bank Dunia. Dana hibah sebesar AS$5 juta untuk kurun waktu tujuh tahun telah diberikan melalui sektor pendanaan Bank Dunia bagi pihak swasta, International Coorporation Financial (IFC), dengan hibah pendamping yang besarnya sama dari The Nature Conservancy. Pada akhir periode hibah (2015), diharapkan bahwa TNK dapat mengumpulkan cukup pemasukan dari pengembangan wisata alam guna keberlanjutan pengelolaan dan kerja-kerja konservasi.
Perusahaan baru ini didirikan dengan tujuan utama untuk pengembangan wisata alam, mempromosikan program-program konservasi, dan mendukung pengelolaan sumberdaya alam dan operasional Taman Nasional Komodo (TNK). Walaupun secara legal organisasi tersebut berbentuk perusahaan, seluruh keuntungan PNK akan digunakan untuk mendukung pengelolaan dan pengembangan TNK serta pengembangan matapencaharian alternatif dan usaha-usaha bagi masyarakat lokal.
PNK bekerja sama dengan Balai Taman Nasional Komodo (BTNK), Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, masyarakat lokal, sektor pariwisata, dan para pemangku kepentingan lainnya guna menerapkan sebuah pendekatan yang inovatif dan multi disiplin ilmu untuk mencapai pendanaan jangak panjang yang berkelanjutan bagi TNK. Hal ini dicapai melalui pengelolaan Taman Nasional yang professional, pengembangan wisata alam yang berkelanjutan dan pemasarannya sebagai daerah kunjungan wisata.
PNK mendukung program-program konservasi diantaranya peman-tauan secara menyeluruh ekosistem darat dan laut di Taman Nasional, termasuk kajian terus menerus peman-faatan sumberdaya dan dampak-dampak pariwisata. PNK juga akan memperbaiki sarana-sarana pariwisata yang ada di Taman Nasional agar kese-lamatan dan kenyamanan pengunjung dapat lebih terjamin.
Perusahan Putri Naga Komodo mengambil namanya dari legenda lokal di mana seorang putri melahirkan anak kembar yaitu anak laki-laki dan seekor komodo, digambarkan sebagai hubungan antara manusia dan alam. PNK telah mendapatkan ijin selama 30 tahun dari Departemen Kehutanan Republik Indonesia untuk mengumpulkan pemasukan dari pengembangan dan pengelolaan wisata alam di TNK. PNK saat ini sedang melakukan perekrutan staf yang akan menempati posisi-posisi manajemen kunci dan hampir seluruh staf The Nature Conservacy di kantor lapangan Komodo telah menjadi staf di PNK.
Sebagai langkah awal proyek, PNK telah mendapatkan dana hibah dari Global Environmental Facility Bank Dunia. Dana hibah sebesar AS$5 juta untuk kurun waktu tujuh tahun telah diberikan melalui sektor pendanaan Bank Dunia bagi pihak swasta, International Coorporation Financial (IFC), dengan hibah pendamping yang besarnya sama dari The Nature Conservancy. Pada akhir periode hibah (2015), diharapkan bahwa TNK dapat mengumpulkan cukup pemasukan dari pengembangan wisata alam guna keberlanjutan pengelolaan dan kerja-kerja konservasi.
Pengelolaan secara kolaborasi
Kerangka kerja pengelolaan secara kolaborasi dibuat untuk memaksi-malkan keterlibatan para pemangku kepentingan dalam pengelolaan TNK. BTNK berperan sebagai pengambil keputusan dalam pengelolaan TNK, dan BTNK berbagi tanggung-jawab dengan PNK dalam operasional dan pengelolaan sehari-hari. Sebuah tim baru yang diberi mandat oleh peme-rintah, Dewan Pengelolaan Kolaborasi (DPK), akan memberikan masukan-masukan bagi BTNK dan PNK. DPK terdiri dari perwakilan para pemangku kepentingan kunci dan akan menerima masukan dari sebuah badan yang mewakili seluruh komunitas masyarakat yang disebut Dewan Konsultasi Masya-rakat (DKM). Pembentukan DKM akan difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat dan terdiri dari perwakilan nelayan, masyarakat lokal, LSM, industri pariwisata, dan para pemangku kepentingan lainnya.
Kerangka kerja pengelolaan secara kolaborasi dibuat untuk memaksi-malkan keterlibatan para pemangku kepentingan dalam pengelolaan TNK. BTNK berperan sebagai pengambil keputusan dalam pengelolaan TNK, dan BTNK berbagi tanggung-jawab dengan PNK dalam operasional dan pengelolaan sehari-hari. Sebuah tim baru yang diberi mandat oleh peme-rintah, Dewan Pengelolaan Kolaborasi (DPK), akan memberikan masukan-masukan bagi BTNK dan PNK. DPK terdiri dari perwakilan para pemangku kepentingan kunci dan akan menerima masukan dari sebuah badan yang mewakili seluruh komunitas masyarakat yang disebut Dewan Konsultasi Masya-rakat (DKM). Pembentukan DKM akan difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat dan terdiri dari perwakilan nelayan, masyarakat lokal, LSM, industri pariwisata, dan para pemangku kepentingan lainnya.
Taman Nasional Komodo
TNK diresmikan tahun 1980 dan dicanangkan sebagai Kawasan Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1991. Luas total Taman Nasional adalah 1.817 km2 di mana sepertiga wilayahnya adalah daratan yang terdiri dari pulau Komodo, Rinca, Gili Mota, Nusa Kode dan Padar, dan selebihnya adalah perairan laut yang memiliki ekosistem terumbu karang, padang lamun, hutan bakau, dan teluk-teluk yang terlindungi.
Pulau Komodo adalah rumah bagi 277 jenis hewan termasuk satwa komodo (varanus komodoensis) yang tidak terdapat di tempat lain di dunia, juga hewan-hewan endemik teresterial yang jarang dijumpai.
Terletak di jantung Kawasan Segitiga Karang, atau pusat keanekaragaman hayati laut di dunia, perairan di TNK merupakan tempat bagi lebih dari 1.000 jenis ikan, 260 jenis karang pembentuk terumbu, beberapa jenis spons dan invertebrata. Perairan di TNK juga tempat bagi mamalia laut, di antaranya dugong, dan 18 jenis paus dan lumba-lumba. (www.komodonationalpark.org)
TNK diresmikan tahun 1980 dan dicanangkan sebagai Kawasan Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1991. Luas total Taman Nasional adalah 1.817 km2 di mana sepertiga wilayahnya adalah daratan yang terdiri dari pulau Komodo, Rinca, Gili Mota, Nusa Kode dan Padar, dan selebihnya adalah perairan laut yang memiliki ekosistem terumbu karang, padang lamun, hutan bakau, dan teluk-teluk yang terlindungi.
Pulau Komodo adalah rumah bagi 277 jenis hewan termasuk satwa komodo (varanus komodoensis) yang tidak terdapat di tempat lain di dunia, juga hewan-hewan endemik teresterial yang jarang dijumpai.
Terletak di jantung Kawasan Segitiga Karang, atau pusat keanekaragaman hayati laut di dunia, perairan di TNK merupakan tempat bagi lebih dari 1.000 jenis ikan, 260 jenis karang pembentuk terumbu, beberapa jenis spons dan invertebrata. Perairan di TNK juga tempat bagi mamalia laut, di antaranya dugong, dan 18 jenis paus dan lumba-lumba. (www.komodonationalpark.org)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar