Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Bupati Pranda panen perdana ubi aldira

Laporan Oby Lewanmeru, Spirit NT 17-23 Desember 2007

LABUAN BAJO, SPIRIT--Bupati Manggarai Barat (Mabar), Drs. Fidelis Pranda, melakukan panen perdana secara simbolis ubi kayu aldira di Desa Watu Waja, Lembor, Senin (10/12/2007).
Panen perdana ini disaksikan Kepala Dinas Tanaman Pangan, Perkebunan dan Peternakan (TP3), Ir. Matheus Janing; Kabid Tanaman Pangan, Yeremias Ontong, S.P; Kadis Pekerjaan Umum, Ir. Piet Lengo; Camat Lembor, Agas Andreas, S.Sos; Kepala Bappeda, Drs. Rafael Arhat; Kepala Badan Kesbangpol, Drs. Valens Gampur, M.Si; Kakan Infokom, Drs. Semana Matehus, M.Si; para pejabat pemkab, serta undangan lainnya.
Disaksikan SPIRIT NTT saat panen perdana itu, Bupati Pranda secara simbolis mencabut satu pohon ubi kayu kemudian diikuti oleh Camat Lembor dan Kadis TP3. Panen dilakukan pada lahan Kelompok Tani Sumber Rejeki dengan mencabut tujuh pohon ubi kayu. Dari tujuh pohon itu, berat ubi yang diperoleh antara 3 kg hingga 7 kg per pohon.
Bupati Mabar, Drs. Fidelis Pranda, mengatakan, saat ini pihaknya masih mencari pembeli untuk membeli hasil ubi kayu yang ditanam warga Mabar. "Ini tugas dari Kadis Tanaman Pangan, Perkebunan dan Peternakan (TP3) dan Kadis Perindag untuk cari pihak yang mau beli hasil ini," katanya.
Menurut Bupati Pranda, hasil ubi kayu itu akan dijadikan gaplek atau dikeringkan kemudian dijual dan uang hasil jualan langsung didapat rakyat. Karena itu pemerintah hanya mencari pihak yang siap untuk membeli.
Ubi jenis itu, jelas Bupati Pranda, akan dijual Rp 600,00/kg dalam bentuk gaplek dan dijual sendiri oleh petani yang terlibat dalam program itu.
Bupati Pranda saat itu langsung memberi perintah kepada Kadis TP3 dan Kadis Perindang agar mulai mencari pihak yang mau membeli ubi kayu tersebut. "Jadi ini jelas pemerintah hanya siap stek dan petani tanam, pelihara dan hasilnya akan dinikmati oleh rakyat sendiri. Jelas tugas pemerintah sebelumnya itu siapkan stek dari Jember. Kenapa sampai ada yang demo pemerintah lagi?" kata Pranda. *

"Punya dasar yang jelas"

PERIHAL pemasaran ubi kayu land ras Lumajang atau ubi aldira di Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), kemungkinan akan dijual dalam bentuk gaplek. Pemerintah akan menyesuaikannya dengan permintaan pembeli.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Tanaman Pangan, Perkebunan dan Peternakan Mabar, Ir. Matheus Janing ketika ditemui SPIRIT NTT di halaman kantor bupati setempat di Labuan Bajo, Jumat (14/12/2007).
Ia dikonfirmasi soal hasil ubi aldira yang dikembangkan dengan dana APBD Mabar TA 2007 Rp 2,8 miliar, yang akan dipanen namun pasarannya masih belum jelas. "Ya, kami akan upayakan dan kemungkinan dijual dalam bentuk gaplek," ujarnya.
Sebelumnya dia mengatakan, investor asal China akan membeli hasil ubi kayu tersebut melalui agennya di Denpasar, yakni Edi Saputra.
Janing menyebutkan, program pemerintah mengembangkan ubi kayu itu sesuai Peraturan Presiden No 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional dan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) yakni Biofuel. "Jadi apa yang kami lakukan punya dasar yang jelas," katanya.
Tentang pengusaha China yang siap membeli ubi kayu tersebut, Janing menyebut PT Guangxi Mingyang Biochemistry Science and Tecnology yang memiliki agen-agen di Indonesia dan bisa membeli ubi kayu tersebut.
Bukankah Pemkab Mabar tidak memilki MoU dengan pihak investor? Dia mengatakan, pemerintah tidak memiliki MoU, namun yang ada hanyalah sebuah sikap atau kesepakatan yakni letter of intent. *

Tidak ada komentar: