Laporan Okto Manehat, Spirit NTT
KALABAHI, SPIRIT-Danrem 161 Wirasakti Kupang, Brigjen Arif Rachman, menegaskan, Kodim 1622 Alor letaknya sangat strategis jika dipandang dari aspek pertahanan karena berbatasan langsung dengan wilayah teritorial Timor Leste. Hal ini tentunya membawa konsekwensi logis bahwa Kodim 1622 Alor merupakan bagian dari bala pertahanan wilayah Korem 161 Wirasakti yang strategis.
Danrem Rachman mengatakan hal ini ketika melakukan serah terima jabatan (sertijab) Komandan Distrik Militer (Dandim) 1622 Alor dari pejabat lama Letkol (Inf) Parluhutan Aritonang kepada pejabat baru Letkol (Kav) Syachrial E Siregar, S.E, di Kalabahi, Selasa (4/12/2007).
Aritonang pindah ke Korem 162 Wira Bhuana di Nusa Tenggara Barat (NTB) menjabat sebagai Kepala Staf Korem (Kasrem) 162 Wira Bhuana. Sedangkan Siregar sebelumnya bertugas di Sulawesi Selatan.
Hadir dalam sertijab ini Bupati Alor, Ir. Ans Takalapeta, Ketua DPRD Alor, Drs. John Th. Blegur, unsur muspida, pejabat Pemkab Alor dan BUMD dan BUMN di daerah itu, anggota Kodim 1622 Alor, ibu-ibu Persit dan undangan lainnya.
Rachman mengatakan, dalam kondisi demikian sangat membutuhkan prioritas perhatian dalam pengawasan wilayah. Sebab dengan berbatasan langsung dengan negara lain, maka potensi ancaman akan lebih besar, terutama pelanggaran wilayah perairan dan potensi penyelundupan gula/beras ke Indonesia dan penyelundupan BBM ke Timor Leste, mengingat perbedaan harga yang mencolok antara harga BBM di Kabupaten Alor dan harga BBM di RDTL.
Rachman mengatakan, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, semua komponen bangsa punya peran dan tanggung jawab yang sama, termasuk mewujudkan persatuan dan kesatuan, bahkan tetap tegaknya NKRI saat ini.
Rachman menegaskan, pemberitaan melalui media tentang pertikaian masyarakat seperti yang terjadi antarkampung di NTB yang mengakibatkan korban jiwa, bahkan dibakar hidup-hidup, perlu diwaspadai semua komponen.
Rachman berharap hal itu tidak terjadi di NTT, terutama Kabupaten Alor, karena merugikan dan menunjukkan rendahnya nilai moral, spiritual dan intelektual dari masyarakat itu sendiri. Mingguan Spirit NTT, 17-23 Desember 2007.
Danrem Rachman mengatakan hal ini ketika melakukan serah terima jabatan (sertijab) Komandan Distrik Militer (Dandim) 1622 Alor dari pejabat lama Letkol (Inf) Parluhutan Aritonang kepada pejabat baru Letkol (Kav) Syachrial E Siregar, S.E, di Kalabahi, Selasa (4/12/2007).
Aritonang pindah ke Korem 162 Wira Bhuana di Nusa Tenggara Barat (NTB) menjabat sebagai Kepala Staf Korem (Kasrem) 162 Wira Bhuana. Sedangkan Siregar sebelumnya bertugas di Sulawesi Selatan.
Hadir dalam sertijab ini Bupati Alor, Ir. Ans Takalapeta, Ketua DPRD Alor, Drs. John Th. Blegur, unsur muspida, pejabat Pemkab Alor dan BUMD dan BUMN di daerah itu, anggota Kodim 1622 Alor, ibu-ibu Persit dan undangan lainnya.
Rachman mengatakan, dalam kondisi demikian sangat membutuhkan prioritas perhatian dalam pengawasan wilayah. Sebab dengan berbatasan langsung dengan negara lain, maka potensi ancaman akan lebih besar, terutama pelanggaran wilayah perairan dan potensi penyelundupan gula/beras ke Indonesia dan penyelundupan BBM ke Timor Leste, mengingat perbedaan harga yang mencolok antara harga BBM di Kabupaten Alor dan harga BBM di RDTL.
Rachman mengatakan, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, semua komponen bangsa punya peran dan tanggung jawab yang sama, termasuk mewujudkan persatuan dan kesatuan, bahkan tetap tegaknya NKRI saat ini.
Rachman menegaskan, pemberitaan melalui media tentang pertikaian masyarakat seperti yang terjadi antarkampung di NTB yang mengakibatkan korban jiwa, bahkan dibakar hidup-hidup, perlu diwaspadai semua komponen.
Rachman berharap hal itu tidak terjadi di NTT, terutama Kabupaten Alor, karena merugikan dan menunjukkan rendahnya nilai moral, spiritual dan intelektual dari masyarakat itu sendiri. Mingguan Spirit NTT, 17-23 Desember 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar