Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Kerinduan terobati

Laporan Humas Setda Kupang, Spirit NTT, 29 Oktober - 4 November 2007

KERINDUAN dan penantian panjang warga Desa Nitneo dan Oematnunu, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, untuk menikmati air bersih akhirnya terjawab. Hal itu ditandai dengan dicanangkannya pembuatan sumur bor air tanah oleh Bupati Kupang, Drs. IA Medah, di Desa Nitneo, 17 Oktober 2007 lalu.
"Penantian panjang warga Desa Nitneo dan Oematnunu untuk menikmati air bersih akhirnya terjawab sudah. Kerinduan yang sejak lama dipendam, kini terobati setelah dicanangkannya air sumur tanah sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan warga," kata Bupati Medah.
Medah menyebut dua sektor sebagai kebutuhan dasar manusia, yakni sektor pendidikan dan kesehatan, termasuk di dalamnya kebutuhan air bersih. "Pemerintah memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap masalah air bersih ini sehingga pemerintah memulainya dengan pengeboran sumur warga di Desa Nitneo. Pemerintah memberikan biaya operasional selama satu tahun dan selanjutnya masyarakat dapat mengelolanya sendiri," ujar Medah.
Dengan adanya sumur bor sendiri, kata Medah, masyarakat dapat memanfaatkan lahan untuk menanam sayur-sayuran sebagai upaya meningkatkan ekonomi keluarga. "Tanaman yang bernilai ekonomis itu, misalnya tanaman palawija dan hortikultura seperti sayur-sayuran, kacang-kacangan dan jagung," ujar Medah.
Pada kesempatan yang sama, Ketua DPRD Kabupaten Kupang, Ny Welhelmina Tabais-Kefan, mengatakan, perjuangan warga Nitneo untuk memperoleh air bersih sangat luar biasa. "Sebentar lagi masyarakat Nitneo dan Oematnunu menikmati air bersih. Masyarakat sebaiknya menerima dengan baik setiap program pemerintah yang diturunkan walaupun waktunya terlambat karena sifatnya bertahap," katanya.
Camat Kupang Barat, Jemy Uly, S.Sos, mengungkapkan, dengan dimulai dikerjakannya dua sumur bor di Desa Nitneo dan Oematnunu diharapkan masyarakat tidak lagi membeli air tangki sebagaimana dilakukan selama ini. "Dengan debit air 4-5 liter per detik diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan air bersih. Selain itu, masyarakat bisa memanfaatkan lahan tidur untuk ditanami tanaman palawija dan sayur-sayuran," kata Uly. *

Tidak ada komentar: