Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

DPRD minta penganiayaan TKW diusut tuntas

Laporan ANTARA, Spirit NTT 29 Oktober - 4 November 2007

KUPANG, SPIRIT--Kalangan DPRD Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) meminta PJTKI untuk membantu mengusut kasus dugaan penganiayaan TKW asal Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Viktoria Usnaat oleh majikan selama bekerja di Malaysia.
"Ini baru laporan sepihak dari korban yang disampaikan melalui media massa. Kami minta dugaan kasus ini diusut untuk mengetahui apakah pengakuan korban mengenai perlakuan kasar oleh majikan selama bekerja di Malaysia itu benar atau tidak," kata anggota DPRD NTT, Nelson Matara, Pdt. Habel Peka Ata dan Adrianus Ndu Ufi, di Kupang, Rabu (24/10/2007).
Mereka dihubungi terkait pengakuan TKW asal TTS, Viktoria Usnaat (18) yang menyebutkan bahwa selama bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Malaysia, dirinya selalu disiksa oleh majikan sebelum dipulangkan ke TTS.
Viktoria Usnaat mengaku sering diberi minum air sabun dan bayklin oleh majikan serta badannya disetrika. Korban juga memperlihat jari-jari tangan bekas disetrika dan bagian tubuh lainnya yang mengalami cacat karena disiksa.
Nelson Matara mengatakan pemerintah dan rakyat tidak boleh terlebih dahulu mengutuk pelaku kekerasan terhadap TKW asal NTT, tetapi pihak perusahaan yang mengirim Usnaat harus melakukan pengusutan, untuk mengetahui kebenaran laporan itu.
Jika dalam pengusutan nantinya ternyata apa yang dilaporkan oleh korban itu benar, maka pemerintah dan rakyat NTT perlu menyesalkan dan mengusut kasus itu.
Beberapa tahun lalu, TKW asal TTS, Nirmala Bonat juga diperlakukan tidak manusiawi oleh majikan, tetapi proses hukum sampai dengan saat ini masih belum selesai, bahkan korban melahan dituduh melakukan kebohongan.
"Kita tidak ingin kasus seperti ini terus menimpa anak-anak NTT dan karena itu, jika laporan ini benar maka pemerintah Indonesia harus bersikap lebih keras agar pemerintah Malaysia tidak lagi memberikan toleransi bagi para majikan yang selalu memperlakukan para TKI/TKW secara tidak adil," katanya Pdt. Habel Peka Ata.
Secara terpisah, pimpinan PT Kurnia Bina Rizki sebagai perusahan yang mengirim Viktoria ke Malaysia mengaku baru mengetahui masalah ini dari media massa dan telah menghubungi kantor pusat di Jakarta untuk memulai investigasi.
"Kami sudah melakukan kontak dari perusahan induk di Jakarta dan mereka meminta untuk dikirimkan koran-koran yang menulis tentang pengakuan korban. Kami juga langsung mengirim petugas ke tempat asal korban untuk mendapat keterangan lebih detail dari korban," kata pimpinan PT Kurnia Bina Rizki, Jhon Salmon.
Dia menambahkan, perusahaan bertanggung jawab terhadap musibah yang menimpa setiap TKW/TKI asal NTT selama bekerja di Malaysia baik sebagai pembantu rumah tangga maupun bekerja pada perkebunan kelapa sawit. *

Tidak ada komentar: