Laporan Alfons Nedabang, Spirit NTT
KUPANG, SPIRIT --Anggota Fraksi Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI) DPRD NTT, Daniel Taolin, menyatakan siap jika dirinya diganti dengan menggunakan mekanisme proses pergantian antarwaktu (PAW) oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPDI dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PPDI NTT hasil musyawarah nasional luar biasa (Munaslub).
"Saya sudah sering diancam akan di-PAW. Sejak tahun 2004 saat awal dilantik menjadi anggota Dewan, saya sudah mendapat ancaman di-PAW. Sampai sekarang saya hidup dalam ketidaktenangan karena diancam PAW. Karena sudah sering, saya anggap biasa. Sebagai anggota saya siap," kata Daniel Taolin saat ditemui di Gedung DPRD NTT, Rabu (21/11/2007).
Daniel Taolin dikonfirmasi terkait pernyataan Wakil Ketua Umum DPP PPDI dan juga menjabat Ketua DPD PPDI NTT, Drs. Simon Hayon, bahwa orang-orang yang tidak taat dengan keputusan munaslub akan diberi tindakan tegas, di antaranya bagi yang duduk di lembaga legislatif, hak-hak politiknya akan dicabut dan diproses pergantian antar waktu (PAW).
"PAW ini dari pusat sampai ke daerah. Untuk DPRD NTT, awalnya hanya dua orang, namun dalam perkembangan terakhir bisa jadi tiga orang," kata Simon Hayon, saat ditemui di Hotel Maya pada hari terakhir Munaslub, Minggu (18/11/2007).
Informasi yang dihimpun SPIRIT NTT, selain Daniel Taolin, anggota fraksi PPDI DPRD NTT yang berafiliasi ke PPDI pimpinan Mentik Budiwiyono, adalah John Decresano dan Jack Kasman. Ketiganya mendukung pembentukan pengurus sementara/caretaker DPD PPDI NTT dibawah pimpinan Faustinus Wundu.
"Mau bilang afiliasi, ya....pinsip saya netral. Secara pribadi, saya prihatin dengan kondisi perpecahan di tubuh PPDI. Mengapa persoalan ini tidak bisa diselesaikan dengan baik?" kata Daniel Taolin.
Tentang kehadiran Soerjadi dan keluarnya izin Munaslub dari Mabes Polri, Daniel Taolin mengatakan, Soerjadi hanya sebagai penasehat sehingga sejauh mana kewenangan tidak dipahami. "Sedangkan kalau izin Mabes Polri itu karena pertimbangan aspek kebebasan berkumpul dan berdemokrasi jadi Mabes Polri beri siapa saja berdemokrasi," katanya sembari menyarankan agar kemelut PPDI diputuskan lewat proses hukum. * Spirit NTT, 10-16 Desember 2007
"Saya sudah sering diancam akan di-PAW. Sejak tahun 2004 saat awal dilantik menjadi anggota Dewan, saya sudah mendapat ancaman di-PAW. Sampai sekarang saya hidup dalam ketidaktenangan karena diancam PAW. Karena sudah sering, saya anggap biasa. Sebagai anggota saya siap," kata Daniel Taolin saat ditemui di Gedung DPRD NTT, Rabu (21/11/2007).
Daniel Taolin dikonfirmasi terkait pernyataan Wakil Ketua Umum DPP PPDI dan juga menjabat Ketua DPD PPDI NTT, Drs. Simon Hayon, bahwa orang-orang yang tidak taat dengan keputusan munaslub akan diberi tindakan tegas, di antaranya bagi yang duduk di lembaga legislatif, hak-hak politiknya akan dicabut dan diproses pergantian antar waktu (PAW).
"PAW ini dari pusat sampai ke daerah. Untuk DPRD NTT, awalnya hanya dua orang, namun dalam perkembangan terakhir bisa jadi tiga orang," kata Simon Hayon, saat ditemui di Hotel Maya pada hari terakhir Munaslub, Minggu (18/11/2007).
Informasi yang dihimpun SPIRIT NTT, selain Daniel Taolin, anggota fraksi PPDI DPRD NTT yang berafiliasi ke PPDI pimpinan Mentik Budiwiyono, adalah John Decresano dan Jack Kasman. Ketiganya mendukung pembentukan pengurus sementara/caretaker DPD PPDI NTT dibawah pimpinan Faustinus Wundu.
"Mau bilang afiliasi, ya....pinsip saya netral. Secara pribadi, saya prihatin dengan kondisi perpecahan di tubuh PPDI. Mengapa persoalan ini tidak bisa diselesaikan dengan baik?" kata Daniel Taolin.
Tentang kehadiran Soerjadi dan keluarnya izin Munaslub dari Mabes Polri, Daniel Taolin mengatakan, Soerjadi hanya sebagai penasehat sehingga sejauh mana kewenangan tidak dipahami. "Sedangkan kalau izin Mabes Polri itu karena pertimbangan aspek kebebasan berkumpul dan berdemokrasi jadi Mabes Polri beri siapa saja berdemokrasi," katanya sembari menyarankan agar kemelut PPDI diputuskan lewat proses hukum. * Spirit NTT, 10-16 Desember 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar