Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

SKPD AROGAN


Edisi: 15 - 21 November 2010
No. 243 Tahun V, Hal: 1

BUPATI
Belu, Drs. Joachim Lopez, melitanikan 'dosa-dosa' satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Belu. 'Dosa-dosa' itu sebagai hasil evaluasi terhadap kinerja melayani masyarakat. Apa saja 'dosa-dosa' SKPD itu?

Pertama, masih ada SKPD yang arogan terhadap masyarakat. Bantuan kepada masyarakat lebih mengutamakan keluarganya. Kedua, SKPD lebih berorientasi proyek, bukan program. Ketiga, pimpinan SKPD banyak menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan dinas. Keempat, pimpinan SKPD belum mampu memilah-milah mana porsi perjalanan dinas pimpinan, mana porsi perjalanan dinas staf.

"Pimpinan SKPD harus ada toleransi. Kalau tidak, suasana kerja dalam SKPD tidak kondusif," ujar Bupati Lopez pada acara tatap muka dalam rangka mengevaluasi kinerja SKPD se-Kabupaten Belu di Lantai I Kantor Bupati Belu, Selasa (9/11/2010).

Pada forum itu, Bupati Lopez mengingatkan agar pimpinan SKPD bekerja meningkatkan kinerja, tidak hanya disiplin masuk keluar kantor, namun dengan cara mencintai tugas dan fungsi (Tupoksi). Sebab, mencintai tupoksi berarti mencintai rakyat.

"SKPD harus bekerja kreatif dengan mencintai tupoksi karena bermuara pada pelayanan kemasyarakatan. Di situlah program-program SKD dapat diaplikasikan kepada masyarakat," tandas Bupati Lopez. Dia menambahkan bahwa tugas sebagai SKPD untuk rakyat jangan dilaksanakan dengan sikap arogan.

Bupati Lopez juga menekankan bahwa pelaksanaan pembangunan di daerah itu berada pada pundak SKPD dan seluruh staf. Karena itu hendaknya segala tugas dan program ditindaklanjuti di lapangan dengan sebaik-baiknya. "Para pimpinan SKPD dapat mendayagunakan sumber daya manusia (SDM) yang ada pada SKPD tersebut. Jalinlah kerja sama dan komunikasi yang baik untuk mendapatkan hasil yang baik pula," tegas Bupati Lopez.

Bupati Lopez juga meminta semua SKPD untuk menindaklanjuti semua program dengan selalu memperhatikan karakteristik setiap wilayah di Belu karena memiliki potensi yang berbeda-beda. "Kita harus melihat, misalnya, di Desa Henes, yang paling cocok dan pas adalah tanaman kopi dengan kemiri. Karena itu di desa ini, dua komoditi itu, harus dikembangkan secara terus menerus. Sebaliknya di dataran rendah, yang paling pas adalah tanaman padi dan peternakan," tutur Lopez.

Bupati Lopez pun mengimbau kepada SKPD dan para camat yang ada agar dana penanggulangan kemiskinan dapat digunakan secara fokus untuk dapat menurunkan angka kemiskinan di Kabupaten Belu. (humas pemkab belu)

Tidak ada komentar: