Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Aset Perbankan di NTT Rp 12,551 Triliun


Edisi: 15 - 21 November 2010
No. 243 Tahun V, Hal:

WAINGAPU, SPIRIT
--Pertumbuhan kredit mikro, kecil dan menengah yang disalurkan perbankan di NTT pada triwulan III tahun 2010 berkembang signifikan. Aset perbankan di NTT sampai triwulan III 2010 mencapai Rp 12,551 triliun, meningkat 14,17 persen secara tahunan.

Sementara dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun perbankan Rp 9,828 triliun atau meningkat 9,05 secara tahunan. Sementara LDR perbankan yaitu perbandingan antara kredit dengan dana pihak ketiga yang dihimpun perbankan meningkat sekitar 82,71 persen dan non performance loans (NPL) 1,86 persen tetap terpelihara rendah atau dibawah batas toleransi NPL yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu lima persen.

Perkembangan kredit mikro NTT ini disampaikan Deputi Pemimpin Bank Indonesia Kupang, Ocky Ganesia, dalam siaran persnya sebelum seminar nasional tentang "Peluang dan Tantangan UMKM Menghadapi Persaingan Global." Kegiatan ini diselenggarakan STIE Kriswina Sumba di gedung DPRD Sumba Timur, Kamis (4/11/2010).


Sementara penyaluran kredit mikro, kecil dan menengah yang disalurkan bank-bank umum di NTT sampai Triwulan III tahun 2010 (30 September 2010) mencapai Rp 7,939 triliun. Angka ini mencapai 97,66 persen dari total kredit perbankan di NTT. Pertumbuhan kelompok kredit secara tahunan meningkat 24,49 persen atau Rp 1, 562 triliun dibandingkan Triwulan III 2009 (30 September 2009).

Menurut Ocky, kenaikan kredit ini cukup signifikan dan diproyeksikan pada triwulan terakhir 2010 (Oktober sampai dengan Desember) pertumbuhannya akan semakin cepat sejalan dengan siklus tahunan di akhir tahun. Kondisi ini sangat menggembirakan dan mencerminkan semakin dinamisnya perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah di Propinsi NTT.

Dia mengungkapkan, jika dirinci lebih jauh, kredi mikro sampai dengan Rp 50 juta meningkat Rp 1,174 triliun atau 42,76 persen secara tahunan dari Rp 2,746 triliun menjadi Rp 3,920 triliun. Sementara kredit kecil dengan kisaran di atas Rp 50 juta sampai dengan Rp 500 juta meningkat Rp 729 miliar, atau 28 persen secara tahunan dari Rp 2,605 triliun menjadi Rp 3,334 triliun.

Dikatakannya, upaya untuk perkembangan kredit mikro, kecil dan menengah terus dilakukan dengan berbagai cara melalui forum koordinasi antara UMKM, pemerintah daerah, perbankan dan Bank Indonesia. Forum ini ternyata sangat efektif dalam memperkenalkan pengusaha mikro yang layak dibiayai perbankan.Kegiatan lainnya, yaitu membentuk klaster komoditi unggulan UMKM seperti klaster rumput laut, klaster penggemukkan sapi dan sebagainya.

Selain itu, jelas Ocky, Bank Indonesia juga penelitian pola pembiayaan, yaitu penelitian aplikatif tentang studi kelayakan usaha yang menjadi rujukan bagi perbankan untuk merumuskan pola pembiayaan yang sesuai dengan kondisi riil sehingga perbankan tertarik menyalurkan kredit. (dea)

Tidak ada komentar: