Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

* Dinkes-Care Kampanyekan ASI Eksklusif, Selamatkan Satu Juta Nyawa Bayi

ATAMBUA, SPIRIT--Dinas Kesehatan (Dinkes) Belu menggandeng Prima Bina Project Care International Indonesia mengampanyekan pentingnya penggunaan air susu ibu (ASI) eksklusif di Belu. Jika pemberian ASI eksklusif secara benar, maka bisa menyelamatkan lebih dari satu juta nyawa bayi di daerah ini.

Kampanye ASI ekskusif itu menghadirkan narasumber, dr. Utami Roesli, SPA, JBCLC, FABM dan Kadis Kesehatan Belu, dr. Lau Fabianus.

Kadis Kesehatan Belu, Lau Fabianus dalam lokakarya ASI eksklusif yang digelar di Hotel King Star, Atambua, Selasa (31/8/2010), menjelaskan, ASI adalah anugerah Tuhan untuk bayi yang tidak dapat tergantikan oleh makanan atau minuman apa pun. Hanya ASI yang dapat memenuhi semua kebutuhan bayi untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.

ASI, kata Fabianus, sangat aman, bersih dan mengandung zat kekebalan tubuh yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit dan infeksi. Tak ada makanan ciptaan manusia yang mengandung zat ajaib sebaik ASI.

"ASI cairan hidup, segala kebutuhan bayi 6 bulan pertama kehidupannya dapat dipenuhi dengan memberi ASI setelah umur 6 bulan berikan makanan pendamping ASI seperti bubur, nasi tim, lauk pauk serta buah-buahan dan sari buah dengan memanfaatkan bahan makanan lokal," kata Fabianus.

Mantan Direktur RSU Atambua ini menambahkan, dalam rangka meningkatkan akses ibu, keluarga dan masyarakat terhadap informasi pemberian ASI yang tepat dan benar, maka Dinkes Belu bekerjasama dengan Care International Indonesia melalui Bina Prima project melaksanakan lokakarya dengan thema, menciptakan lingkungan yang sayang bayi dan sosialisasi 10 langkah menuju keberhasilan menyusui.

Dan diharapkan dari lokakarya ada nilai positif bagi para peserta untuk bersama-sama menyampaikan informasi dan pengetahuan tentang ASI eksklusif kepada masyarakat luas sehingga dapat mencegah bertambahnya kasus gizi buruk.

Wakil dari Care International Indonesia, dr. Santi menjelaskan, Care punya kepedulian yang tinggi terhadap persoalan gizi bagi bayi di Belu. Ada keprihatinan sangat dalam dari Care bahwa tingkat pertumbuhan balita di daerah ini masih lamban sehingga ada kecenderungan anak menjadi kerdil.

Untuk itu, katanya, pola asuh terhadap anak bayi mutlak diberikan pemahaman yang terus menerus kepada kaum ibu dengan cara memberikan ASI Eksklusif pada usia bayi 0-6 bulan. Jika pemberian ASI eksklusif secara benar maka bisa menyelamatkan lebih dari satu juta nyawa bayi di daerah ini.

"Kita terus mendukung pemerintah di Kabupaten Belu dengan terus mengkampanyekan pentingnya ASI. Kita sosialisasikan secara bersama-sama tentang 10 langkah menuju keberhasilan menyusui. Kalau kita semua bergandengan tangan dan satu tekad menyelamatkan bayi di Belu maka mulai sekarang harus bisa mensosialisasikan pentingnya ASI eksklusif," ajak dr. Santi.

Dr. Utami Roesli menambahkan, ada keprihatinan mendalam soal belum memasyarakatnya pengetahuan kaum ibu soal pentingnya ASI eksklusif. Padahal, ada kegunaan yang sangat luar biasa ketika bayi saat dilahirkan langsung diberikan ASI Eksklusif (1 jam setelah persalinan). Setelah itu, diberikan ASI lanjutan sampai usia 0-6 bulan, kemudian diberikan makanan pendamping.

Dari penelitian selama ini, kata dr. Utami, pemberian ASI eksklusif justru menekan angka kematian bayi cukup besar. "Normalnya pemberian ASI eksklusif sampai 6 bulan. Tapi di beberapa tempat, ASI bisa diberikan sampai anak berusia dua tahun. Jadi, saya mengimbau kaum ibu harus memanfaatkan ASI secara baik untuk masa depan anak-anak," kata dr. Utami. (yon)



Tidak ada komentar: