Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Belum Semua Warga Kota Kupang Paham Tentang Gizi


SPIRIT NTT/ROSALINA LANGA WOSO
PESERTA RAKER--Peserta Raker Kesehatan Daerah di Lantai III Kantor Walikota, Senin (15/6/2009).

* Wakil Walikota Buka Raker Kesehatan Daerah
Spirit NTT, 22-28 Juni 2009, Laporan Rosalina Langa Woso

KUPANG, SPIRIT
--Wakil Walikota Kupang, Drs. Daniel Hurek, mengakui belum semua warga Kota Kupang paham pengetahuan tentang gizi. Pemahaman yang keliru tentang pola makan, menjadi kendala bagi warga untuk hidup sehat dan mengonsumsi makanan yang bergizi.

Hurek mencontohkan, warga yang memelihara ayam kampung yang setiap hari bertelur tidak memberi makan anaknya dengan telur ayam. Telur ayam yang ada dijual di pasar untuk membeli satu bungkus mie. Kebiasaan yang sama dilakukan warga pesisir pantai yang keseharian menjual ikan. Ikan dijual untuk membeli mie yang dikonsumsi oleh semua keluarga. "Pedagang pisang, beli molen. Pedagang kelapa, beli minyak goreng," ujar Hurek.



Hurek yang didampingi Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, dr. Dominggus Sarambu, mengatakan hal ini ketika membuka Rapat Kerja (Raker) Kesehatan Daerah di Lantai III Kantor Walikota, Senin (15/6/2009). Kegiatan ini berakhir hari Selasa (16/6/2009).

Menurutnya, pola makan yang keliru masih terjadi. Nasi dianggap layak menjadi makanan sumber karbohidrat terbaik. Padahal, jagung dan ubi-ubian mengandung karbohidrat yang setara dengan nasi. "Pilihan makanan, telah dipengaruhi oleh status seseorang," katanya.

Karenanya, Hurek meminta petugas kesehatan harus menjadi motor penggerak untuk menyampaikan program pelayanan kesehatan kepada masyarakat Kota Kupang yang masih minim pengetahuannya tentang pola hidup sehat.
Hurek mengatakan, warga Kota Kupang akan memahami secara komprehensif tentang pelayanan kesehatan bila dipromosikan melalui media massa. Untuk itu, ia meminta kepada Dinas Kesehatan untuk mengambil langkah memanfaatkan media massa sebagai ajang promotif.

Tindakan kuratif yang selama ini telah digalakkan, kata Hurek, bisa berjalan seimbang bila disusul dengan langkah publikasi secara baik. Warga akan memahami apa yang dilakukan petugas kesehatan dan mudah ditiru petugas lain dengan melalui langkah promotif media massa.

Ketua Panitia Pelaksana Rakerkesda, Wenslaus Nahak, dalam laporannya mengatakan, masalah pokok implementasi perencanaan kesehatan pada kota adalah sistem perencanaan kesehatan yang kurang efektif dalam mengakomodir kebutuhan dan permasalahan kesehatan setempat.

"Perlu langkah sistematis untuk merumuskan rencana kegiatan tahun 2010 yang lebih efektif dan efisien. Hal ini untuk menghasilkan program kesehatan yang lebih berpihak kepada rakyat," kata Wenslaus. (*)


Tidak ada komentar: