SPIRIT NTT/BLUEFAME.COM
HEGONG--Warga Watublapi-Sikka melakonkan tarian hegong mengenakan busana tenun ikat. Tenun ikat ini menggunakan pewarna alami dari akar mengkudu dan tarum hitam.
Spirit NTT, 4-10 Mei 2009
TENUN ikat Sikka diproduksi di hampir seluruh desa dan kecamatan yang ada, namun belum ada data akurat tentang hal itu, mengingat pembuatan tenun ikat kadang hanya kegiatan sambilan para ibu-ibu. Di Sikka, desa-desa yang terkenal dengan tenun ikatnya adalah Heopuat, Hewokloang, Watublapi, Bola, Nele, Koting, Nita dan Sikka. Diperkirakan ada 1.000 perajin tenun ikat, baik untuk utan(g), lipa maupun prenggi.
Kerajinan yang hingga sekarang terus hidup di Sikka adalah kerajinan tenun, selain karena fungsinya sebagai pakaian sehari-hari, kain tenun juga bagian dari adat budaya masyarakat Sikka, seperti mas kawin (belis) dan upacara-upacara adat orang Sikka.
Kain tenun biasa dipakai untuk sarung perempuan (utang), sarung pria (lipa) dan ikat kepala (lensu). Pesan moral edukatif tentang kain tenun dalam adat budaya Sikka adalah Du'a utan(g) ling labu welin(g). Artinya, kain sarung dan baju setiap wanita haruslah bernilai, berharga.
Warna kain tenun didominasi oleh warna coklat tua dan hitam. Namun ada juga varian warna biru atau merah. Pewarna kain tenun menggunakan pewarna alami dari akar mengkudu (bur/buke) dan tarung (tarum hitam) yang diberi ramuan koja gelo.
Kain ditenun diikat dengan susunan/design hurang(g)-heren(g) ditambah motif simbol-simbol huran(g)-kelan(g) seperti: dala mawarani: bintang kejora, agi pelikano: burung suci pelikan, jarang atabiang: pasangan manusia berkuda, koraseng doberadu: manusia bagai pasangan ayam, naga lalang: ular naga,ruha: rusa, patola: suluran kembang-pengaruh India, dan sebagainya.
Motif kain tenun juga mempunyai arti simbolik seperti utang moko: untuk upacara perladangan, utang breke: upacara tolak bala, utang jarang atabi'ang: upacara kematian, utang merak: pakaian pengantin perempuan, utang mitang: motif untuk orang tua, utang wenda: motif hidup bahagia, utang rempe sikka: hidup rukun, utang mawarani: bintang kejora, utang sesa we'or: buat pengantin perlambang burung murai berpasangan. (bluefame.com)
HEGONG--Warga Watublapi-Sikka melakonkan tarian hegong mengenakan busana tenun ikat. Tenun ikat ini menggunakan pewarna alami dari akar mengkudu dan tarum hitam.
Spirit NTT, 4-10 Mei 2009
TENUN ikat Sikka diproduksi di hampir seluruh desa dan kecamatan yang ada, namun belum ada data akurat tentang hal itu, mengingat pembuatan tenun ikat kadang hanya kegiatan sambilan para ibu-ibu. Di Sikka, desa-desa yang terkenal dengan tenun ikatnya adalah Heopuat, Hewokloang, Watublapi, Bola, Nele, Koting, Nita dan Sikka. Diperkirakan ada 1.000 perajin tenun ikat, baik untuk utan(g), lipa maupun prenggi.
Kerajinan yang hingga sekarang terus hidup di Sikka adalah kerajinan tenun, selain karena fungsinya sebagai pakaian sehari-hari, kain tenun juga bagian dari adat budaya masyarakat Sikka, seperti mas kawin (belis) dan upacara-upacara adat orang Sikka.
Kain tenun biasa dipakai untuk sarung perempuan (utang), sarung pria (lipa) dan ikat kepala (lensu). Pesan moral edukatif tentang kain tenun dalam adat budaya Sikka adalah Du'a utan(g) ling labu welin(g). Artinya, kain sarung dan baju setiap wanita haruslah bernilai, berharga.
Warna kain tenun didominasi oleh warna coklat tua dan hitam. Namun ada juga varian warna biru atau merah. Pewarna kain tenun menggunakan pewarna alami dari akar mengkudu (bur/buke) dan tarung (tarum hitam) yang diberi ramuan koja gelo.
Kain ditenun diikat dengan susunan/design hurang(g)-heren(g) ditambah motif simbol-simbol huran(g)-kelan(g) seperti: dala mawarani: bintang kejora, agi pelikano: burung suci pelikan, jarang atabiang: pasangan manusia berkuda, koraseng doberadu: manusia bagai pasangan ayam, naga lalang: ular naga,ruha: rusa, patola: suluran kembang-pengaruh India, dan sebagainya.
Motif kain tenun juga mempunyai arti simbolik seperti utang moko: untuk upacara perladangan, utang breke: upacara tolak bala, utang jarang atabi'ang: upacara kematian, utang merak: pakaian pengantin perempuan, utang mitang: motif untuk orang tua, utang wenda: motif hidup bahagia, utang rempe sikka: hidup rukun, utang mawarani: bintang kejora, utang sesa we'or: buat pengantin perlambang burung murai berpasangan. (bluefame.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar