Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Tingkat Kesulitan Sangat Tinggi

* UN Bahasa Inggris 2009
Spirit NTT, 27 April-3 Mei 2009, Laporan Fredrikus Royanto Bau dan Methil Dhiu

KUPANG, SPIRIT--
Para peserta Ujian Nasional (UN) Tahun 2009 mengeluhkan soal bahasa Inggris yang diujikan pada hari kedua, Selasa (21/4/2009). Soal yang dianggap sangat sulit terutama 15 nomor pertama yang merupakan materi listening.

Hal ini disampaikan beberapa siswa yang ditemui SPIRIT NTT di sekolah masing- masing usai mengikuti ujian tersebut. Mereka adalah Abdul Karim Madjid, Yameks Liko dan Noni Syandri Kuman dari Jurusan Bangunan dan Listrik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kristen 2 Kupang, Antonius Doni dari SMK Negeri 5 Kupang, serta Agnes Waton dan Febiani Taneo dari jurusan IPA Sekolah Menengah Atas (SMA) Kristen Kupang.




Meski hanya satu mata pelajaran pada UN hari kedua ini, para siswa ini menilai cukup melelahkan. Mereka mengatakan, soal bahasa Inggris untuk 15 nomor pertama yakni listening dengan alat bantu tape recorder sangat sulit ditangkap.
Abdul, Yameks dan Noni mengatakan, pada saat try out sebelum mengikuti UN, mereka sudah dilatih menggunakan tape recorder. Namun, pada saat UN, mereka tidak bisa berbuat banyak karena tingkat kesulitan soalnya sangat tinggi.

"Kami sudah mempersiapkan diri secara matang menghadapi UN, namun mau bilang apa, karena memang soalnya sulit. Kami susah mengerjakan bagian listening ini," kata Abdul yang dibenarkan teman-temannya.

Secara terpisah Antonius Doni mengeluhkan hal yang sama. Menurutnya, soal bahasa Inggris yang paling berat adalah listening yang menggunakan tape recorder. Menurutnya, soal yang disajikan dengan mendengarkan alat ini sangat cepat dan sulit bagi mereka untuk mendengar secara baik isi materi soal tersebut.

Para siswa ini mengaku hanya pasrah saja dan berusaha mengerjakan soal di bagian lain yang dianggap mudah. "Saya yakin bisa lulus dengan nilai di atas 5,5 dari standar yang ditetapkan. Karena saya sudah mepersiapkan diri dengan baik," kata Antonius Doni.

Kepala SMK Kristen 2 Kupang, Jeck de Fretes, kepada SPIRIT NTT di ruang kerjanya, mengatakan, para siswa yang mengeluh tersebut dibagi dua, yakni susah karena memang tidak tahu dan tidak belajar atau ada kendala lain. Namun ia mengakui, kesulitan siswa untuk listening pada soal bahasa Inggris disebabkan siswa tidak terbiasa mendengar. Menurutnya, jumlah siswa yang mengikuti UN di sekolah ini sebanyak 36 orang dari dua jurusan yakni teknik listrik dan konstruksi bangunan. Pada UN kali ini, katanya, dua siswa tidak mengikuti UN. (*)

Tidak ada komentar: