Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

DPRD NTT Temukan Biaya Pemasangan

Jaringan Listrik PLN Mencekik Leher
* Di Boto, Desa Labalimut-Lembata
* Biaya Rp 4,5 juta-Rp 6,5 juta
Spirit NTT, 11-7 Mei 2009

KUPANG, SPIRIT--
Biaya pemasangan jaringan perusahaan listrik negara (PLN) di Boto, Desa Labalimut dan Desa Belabaja, Kecamatan Nagawutun, Kabupaten Lembata mencekik leher. Warga yang memasangnya harus mengeluarkan biaya antara Rp 4,5 juta sampai Rp 6,5 juta.

Demikian laporan tim DPRD NTT yang mengunjungi wilayah itu dari tanggal 20- 29 Maret 2009. Tim legislatif itu terdiri dari Viktor Mado Watun, S.H, Drs. Yohanes Lake dan Drs.Yohanes Pati Hewe. Sedangkan pendamping dari eksekutif, yakni Bernadus Sabon Mado (dinas perkebunan), Ayub Betty, John Leo dan Piter Payong Kia (staf Sekretariaat DPRD NTT).


Menurut tim ini, biaya pemasangan listrik sangat membebani masyarakat setempat. Karena itu dibutuhkan penjelasan dari pemerintah tentang pembengkakan biaya ini.

Selain itu, menurut Dewan, manajemen PLN melakukan kebijakan yang cukup unik bagi 20 calon pelanggan di Kecamatan Omesuri. Sejak tahun 2005, calon pelanggan ini sudah membayar dan masuk dalam terdaftar tunggu.
Namun, tulis Dewan, hingga kini rumah mereka belum dialiri listrik.
Tim Dewan merekomendasikan agar perlu digelar rapat gabungan komisi untuk mendapatkan klarifikasi soal tarif pemasangan listrik dan pemadaman yang terus dilakukanb tanpa memperhatikan hak-hak pelanggan.

Khusus prasarana jalan, sampai saat ini Kabupaten Lembata belum memiliki jalan negara. Yang ada hanyalah jalan propinsi sepanjang 54 kilometer menghubungkan Lewoleba-Balauring. Ruas jalan lain yang menghubungkan Lewoleba dengan enam kecamatan lain, termasuk jalan antarkecamatan merupakan jalan kabupaten.

Jumlah ruas jalan kabupaten yang demikian banyak sangat membebani APBD kabupaten yang masih bergantung pada dana pusat. Sejauh pengamatan Dewan, jalan propinsi yang rusak berat sekitar 20 kilometer. Pemeliharaan tahun 2005 hanya tiga kilometer dan dirasakan tidak menyelesaikan masalah yang begitu berat.
Jalan keluar yang ditempuh adalah mengusulkan perubahan status jalan agar sebagian beban dapat dialihkan dalam anggaran yang bersumber dari dana dekonsentrasi.

Dewan juga menemukan jalan lingkar luar selatan Lembata yang menghubungkan Lewoleba, Loang hingga Lamalera masih terhalang dengan bentangan kali di Waijarang. Diharapkan jembatan segara dibangun agar dapat membuka isolasi daerah pantai selatan Lembata.

Selain itu, potensi kemiri dan jambu mete di Boto, Puor dan sebagian besar wilayah pedalaman Kedang sangat besar, namun mengalami penurunan produksi karena ancaman hama. Untuk menyelamatkan tanaman perdagangan masyarakat yang masih hidup diharapkan agar pemerintah segera memberantas hama. (*/pol)




Tidak ada komentar: