Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Pemkab Sumba Tengah Siapkan Rakyat Mencintai Laut

Spirit NTT, 2-8 Maret 2009


WAIBAKUL, SPIRIT--Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumba Tengah membuka Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Plus Kelautan dan Perikanan. Tujuannya menyiapkan rakyat daerah itu agar mencintai laut. 

Bupati Sumba Tengah (Sumteng), Drs. Umbu Sappi Pateduk alias Umbu Bintang, mengatakan hal ini di Waibakul, pekan lalu. Dia mengaku pemerintah menyadari potensi laut di daerah itu cukup memadai, tapi belum dioptimalkan untuk peningkatan kesejahteraan rakyat. 

Sekolah ini, kata Umbu Bintang, akan mendidik anak-anak daerah belajar mengolah potensi kelautan dan perikanan agar menjadi berarti bagi kemajuan ekonomi rakyat. 
Dia menyebutkan, di wilayah itu ada perairan Mamboro, Kondamaloba, Lenang yang sangat potensial, tapi selama ini dibiarkan begitu saja.

Anak-anak yang sekolah di tempat itu, juga akan mengikuti pelatihan ke daerah lain seperti Sulawesi Selatan, Bima dan Ende. Ia yakin nelayan Sulwesi, Bima dan Ende memiliki keterampilan yang handal dalam mengelola laut, sehingga anak-anak Sumba Tengah perlu belajar dari mereka. Dia mengharapkan ke depan generasi daerah itu berani melaut karena di laut banyak kekayaan. 

"Saya tidak mau yang aneh-aneh. Kita harus belajar dari gebrakan El Tari (almarhum) yang menggerakkan semangat kerja petani di NTT dengan tanam, tanam dan tanam, dan Ben Mboi dengan Operasi Nusa Makmur (ONM)," kata Umbu Bintang. 

Untuk mewujudkan semangat itu, kata Umbu Bintang, ia memulai dengan membangun dari desa. Pertanian, peternakan dan perikanan perlu mendapat perhatian lebih dalam upaya meningkatkan ekonomi masyarakat. Untuk menggairahkan pembangunan dari desa, kata Umbu Bintang, ia memperbanyak anggaran yang dikelola oleh desa, bukan anggaran masuk desa. Di sini kepala desa dan kelompok masyarakat yang merencanakan, melaksanakan dan mengeolala program kerja yang diarahkan pada sektor riil. Jika pengelolaan dana milik kelompok berjalan baik, maka setiap tahun anggaran pemerintah tetap mengalokasikan anggaran dari APBD untuk diserahkan ke desa mengelolanya. 

"Saya memberikan perhatian penuh ke desa, karena di desalah tempat rakyat daerah ini menata kehidupan mereka. Saya sadar betul karena saya juga lahir dari desa. Perhitungan saya, jika kehidupan rakyat di desa sudah baik, akan menjadi penopang bagi kehidupan masyarakat di perkotaan. Apalagi kami sebagai daerah baru belum ada perbedaan menonjol antara desa dan kota. Komponen masyarakat desa dan kota yang menjadi satu kesatuan. Dan, kultur Sumba seperti itu," kata Pateduk. (gem) 

Tidak ada komentar: