Spirit NTT, 22-28 Desember 2008, Laporan Matilde Dhiu
KUPANG, SPIRIT--Ketua DPRD NTT, Drs. Melkianus Adoe, membuka diskusi publik Membangun Sistem Kesehatan Daerah Bagi Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di aula Susteran RVM Kupang, Kamis (18/12/2008).
Diskusi ini diselenggarakan oleh Forum Parlemen NTT bekerja sama dengan Forum Academia NTT (FAN). Hadir pada kesempatan itu, Ketua Forum Parlemen NTT, Drs. Kristo Blasin, Koordinator FAN, Romo Leo Mali, Pr, para anggota Forum Parlemen yang juga anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) NTT, antara lain Cyrilus Bau Engo, John Umbu Detha, Jonathan Kana, Yahidin Umar, Vinsen Patta, Pius Rengka, para akademisi, pegiat LSM dan fasilitator desa siaga.
Pembicara dalam seminar ini adalah Dr. dr. Hyronimus Fernandez, M.Kes, dr. Boby Koamesah, MMR, fasilitator desa siaga Oetlasala, Desa Teun Baun, Kabupaten Kupang, Yohana Mau, dan moderator Sylvia Fangidae.
Benang merah dari diskusi ini adalah bahwa untuk memperbaiki derajat kesehatan masyarakat di NTT membutuhkan komitmen dan kerja sama lintas sektor untuk membangun sistem kesehatan daerah, baik masyarakat, swasta, pemerintah, legislatif maupun yudikatif. Pembangunan kesehatan tidak terlepas dari pembiayaan yang besar, namun semua itu tergantung pada kebijakan dan proses politis yang diambil oleh legislatif maupun eksekutif.
Pius Rengka, anggota DPRD NTT, mempersoalkan tentang budaya panggang yang dilakukan oleh masyarakat di daratan Timor setelah melahirkan bayinya. Ia juga memberikan pandangan membenahi sistem kesehatan yang terstruktur dengan menekankan bagaimana menurunkan AKI dan AKB dengan menghambat pernikahan dan melahirkan.
Menurutnya, untuk mencapai semua ini membutuhkan sumber daya manusia yang memadai dan faktor pendidikan menjadi penting. Dengan demikian orang semakin sadar akan pentingnya kesehatan dan bagaimana mengatur kehamilan dan kelahiran yang baik, sehingga mampu menekan laju AKI dan AKB.
Salah seorang pegiat LSM, Samiati mengatakan, berbicara masalah kesehatan harus melihat sistem kesehatan mulai dari input (sumber daya manusia, obat dan dana), proses (pemberdayaan masyarakat, upaya pelayanan kesehatan dan manajemen kesehatan) dan output, yakni derajat kesehatan masyarakat.
Menyangkut proses, seperti pemberdayaan, pelayanan dan tata kelolah, menurut dia, untuk mencapai derajat kesehatan yang baik kembali lagi ke input yang menyangkut pembiayaan atau pendanaan. Semua ini kembali kepada pengambilan kebijakan politis para anggota legislatif pada saat mengetuk palu.
Menanggapi berbagai persoalan ini, Dr.dr. Hyron Fernandez, mengatakan, ke depan pemerintah perlu membuat regulasi tentang kesehatan sehingga terfokus, terarah dan menjadi prioritas dalam sistem kesehatan daerah. Kesehatan bukan lagi semata-mata menjadi fokus perhatian pemerintah, tetapi menjadi perhatian semua sektor. Harus jelas, siapa berbuat apa. Dikatakannya, faktor penentu meningkatnya derajat kesehatan masyarakat adalah lingkungan (fisik, sosial, ekonomi, biologi), genetika, ada tidaknya pelayanan medis dan perilaku (life style). Faktor lingkungan dan perilaku memberi kontribusi kesehatan 70 persen. Karena itu, yang penting bagaimana pemberdayaan terhadap masyarakat ini dilakukan agar mencapai derajat kesehatan yang baik.*
Ketua DPRD NTT buka diskusi kesehatan
Label:
DPRD NTT
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar