Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Asyiah-Mone, pegawai teladan Depag Sumtim

SPIRIT NTT/ADIANA AHMAD
PIAGAM PENGHARGAAN--
Bupati Sumba Timur, Drs. Gidion Mbilijora, menyerahkan piagam penghargaan kepada pegawai, guru dan KUA teladan lingkungan Depag Sumba Timur, Sabtu (3/1/2009).




Spirit NTT, 2-12 Januari 2009, Laporan Adiana Ahmad

WAINGAPU, SPIRIT --
Asyiah dan Benediktus Mone terpilih sebagai pegawai teladan Departemen Agama (Depag) Sumba Timur. Sementara keluarga Umar Salim dinobatkan sebagai keluarga sakinah.
Hal ini diumumkan pada perayaan peringatan Hari Amal Bhakti (HAB) ke-63 Departemen Agama, Sabtu (3/1/2009), di halaman Kantor Departemen Agama Sumba Timur, yang dipimpin Bupati Sumba Timur (Sumtim), Drs. Gidion Mbilijora.

Pada kesempatan itu, 17 guru, dua pegawai dan satu petugas Kantor Urusan Agama (KUA) mendapat penghargaan. Ke-17 guru itu dihargai sebagai guru teladan dan dua pegawai teladan serta satu petugas KUA teladan.


Peringatan HAB ke-63 Departemen Agama di Sumtim diikuti pimpinan Muspida Sumba Timur, seluruh KUA, guru, siswa dari sekolah yang berada di bawah naungan Depag.

Menteri Agama Republik Indonesia, Muhammad M Basyuni dalam sambutannya yang dibacakan Bupati Gidion Mbilijora, mengatakan, salah satu tantangan dan tuntutan terbesar Departemen Agama dan menjadi salah satu program utama Departemen Agama adalah peningkatan kualitas pendidikan agama dan kegamaan. Basyuni mengatakan, sebagai tindak lanjut dari UU Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan. Peraturan pemerintah tersebut, kata Basyuni, berfungsi sebagai payung hukum penyelenggaraan pendidikan agama dan keagamaan. Basyuni mengatakan, Departemen Agama harus menyiapkan berbagai peraturan teknis untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut.

Lembaga-lembaga keagamaan, jelas Basyuni, telah memberikan kontribusi lebih dari 20 persen dari total peserta didik di tanah air. Besarnya jumlah lembaga pendidikan dan peserta didik, terang Basyuni, menunjukkan betapa beratnya tugas yang diemban Departemen Agama.
Lanjut Basyuni, permasalahan pokok lembaga pendidikan agama dan keagamaan adalah rendahnya mutu tenaga pengajar, terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan, lemahnya manajemen, keterbatasan dana operasional dan dana pemgembangan.

Karena itu, katanya, pemerintah selalu berupaya meningkatkan alokasi dana untuk anggaran pendidikan di Departemen Agama. Anggaran pendidikan Departemen Agama di luar gaji pendidik, tenaga pendidikan pada tahun 2005, Rp 3.284.974.000 dan pada tahun 2009 meningkat menjadi Rp 13.888.897.005.000. Meski demikian, Basyuni mengatakan, alokasi dana itu masih jauh dari jumlah ideal. Dengan anggaran yang terbatas, tegas Basyuni, Departemen Agama dituntut untuk mampu menyusun prioritas program dan kegiatan yang secara signifikan memberi sumbangan bagi peningkatan mutu pendidikan agama dan keagamaan.*


Tidak ada komentar: