Spirit NTT, 1-6 Desember 2008, Laporan Thomas Duran
SULAMU, SPIRIT--Areal persawahan seluas 100 hektar lebih di Desa Bipolo, Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang, terancam dilanda banjir karena terletak di sekitar bantaran Kali Luli'a. Solusinya, pemerintah menormalisasi Kali Luli'a agar para petani tidak dirugikan.
Kepala Desa Bipolo, Matheos Tapikap, menyampaikan hal ini kepada SPIRIT NTT di Desa Oeteta, Kecamatan Sulamu, Rabu (26/11/2008). Menurut Tapikap, sejak musim hujan tahun lalu, kali tersebut meluap dan merendam ratusan hektar sawah dan puluhan petak tambak ikan bandeng milik warga setempat. "Warga mengalami kerugian tak sedikit," katanya.
Ia meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kupang agar proaktif mengatasi masalah ini sebelum terjadi persoalan yang lebih serius. Selain itu, kata Tapikap, pagar yang dibangun dari kayu gamal oleh pemilik sawah ikut terhanyut, karena tidak ada pohon sebagai pelindung di sepanjang bantaran kali tersebut.
Menurut dia, salah satu cara untuk mengatasi masalah luapan banjir tersebut adalah menormalisasikan Kali Luli'a dengan mengeruk dasar kali tersebut. Tujuannya, mengarahkan alur air pada jalur tertentu. Ia juga mengatakan, masyarakat sangat khawatir dengan kondisi ini, sehingga mereka berharap Pemkab Kupang segera melakukan normalisasi kali.
Tapikap mengatakan, yang perlu dinormalisasi kurang lebih sepanjang 200 meter, karena titik tersebut menjadi persoalan tiap tahun.*
Pemerintah agar menormalisasi Kali Luli'a
Label:
Kabupaten Kupang
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar