Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Mendongkrak mutu sekolah dasar


SPIRIT NTT/NOVEMY LEO
BERBARIS--Murid SD di Maumere berbaris sebelum memasuki ruang kelas untuk kegiatan belajar mengajar .
Spirit NTT, 13-19 Oktober 2008

* Konsep tentang mutu
Mutu merupakan keinginan pelanggan, mutu yang tinggi merupakan kunci untuk suatu rasa kebanggaan, tingkat produktivitas dan cermin kemampuan dalam penghasilan. Di mana tujuan mutu harus merupakan produk dan jasa yang dapat memberikan kepuasan bagi pelanggannya.

Mutu dalam pendidikan bukanlah barang akan tetapi layanan, di mana mutu harus dapat memenuhi kebutuhan, harapan dan keinginan semua pihak/pemakai dengan fokus utamanya terletak pada peserta didik (leaners). Mutu pendidikan berkembang seirama dengan tuntutan kebutuhan hasil pendidikan yang berkaitan dengan kemajuan ilmu dan teknologi yang melekat pada wujud pengembangan kualitas sumber daya manusia.

* Aspek dan indikator mutu
Dalam pengelolaan sekolah yang efektif dan berorientasi pada mutu pendidikan memerlukan suatu komitmen yang penuh kesungguhan dalam peningkatan mutu, berjangka panjang (human investment) dan membutuhkan penggunaan peralatan dan teknik-teknik tertentu. Komitmen tersebut harus didukung oleh dedikasi yang tinggi terhadap mutu melalui penyempurnaan proses yang berkelanjutan oleh semua pihak yang terlibat yang dikenal dengan istilah MMT (Manajemen Mutu Terpadu).
MMT sering disebut sebagai manajemen yang didukung oleh sejumlah fakta dan data yang relevan dan utuh, artinya data dan fakta tersebut benar dan bukan hasil rekayasa yang dibuat untuk memenuhi kepentingan satu pihak atau persyaratan tertentu.
Ketika aspek-aspek dan indikator pengelolaan lembaga pendidikan dapat dijalankan dan diarahkan ke sebuah mutu yang tinggi. Maka keberhasilan dari pencapaian mutu tersebut harus merupakan integrasi dari semua keinginan dan partisipasi stakeholder (semua yang berkepentingan) dalam pencapaian hasil akhirnya.

* Strategi pengembangan mutu
Kekuatan dalam perubahan memperlihatkan fenomena yang terus berkelanjutan dalam pemenuhan akan perubahan tersebut. Akhirnya akan mendorong dalam upaya pemilihan strategi yang dapat diterapkan pada kondisi-kondisi yang terduga maupun tak terduga yang kemudian muncul.
Banyak orang mengetahui kasus seperti ini bukan merupakan kasus pendidikan - sektor swasta, di mana sekolah-sekolah bersaing dalam menawarkan layanan spesial mereka - tempat - keahlian orang-orang - hasil (spesifikasi fokus dalam kurikulum), harga - semua ini disebut sebagai 4Ps (place, people & skills, product, price).
Akhirnya, keberhasilan strategi sangat bergantung pada kemampuan dalam kepemimpinan untuk membangun komitmen, menghubungkan strategi dan visi yang tetap, mengatur sumber-sumber yang mendukung terlaksananya strategi.
Alat/media dasar yang akan bermanfaat dalam menguji posisi Anda sekarang dalam kerangka penentuan strategi. Strategi yang dapat dilakukan adalah dengan analisis SWOT.
Analisis SWOT, kepanjangan dari S = strength artinya kekuatan, W = weaknesess artinya kelemahan, O = opportunitiy, artinya peluang/kesempatan, dan T = Threat artinya ancaman. Tujuan analisis ini untuk mengetahui posisi sekolah, apakah sudah maju atau masih tertinggal dalam mutu pendidikannnya.

* Perencanaan mutu sekolah dasar
Terdapat hubungan yang erat antara perencanaan manajemen. Hal ini dikarenakan perencanaan merupakan salah satu fungsi yang utama dan pertama dari kegiatan manajemen. Setiap proses kegiatan manajemen akan diawali dengan perencanaan.
Secara konseptual dapat ditarik batasan bahwa perencanaan dapat diartikan sebagai sebuah proses kegiatan pemikiran dan penentuan prioritas-prioritas yang harus dilakukan secara rasional sebelum melakukan tindakan yang sebenar-benarnya dalam rangka mencapai tujuan.

Terdapat beberapa bentuk perencanaan, baik dilihat dari ruang lingkup, jangka waktu, materi, daerah, umum atau kekhususannya. Diantaranya dilihat dari ruang lingkupnya, terdiri (1) Rencana kebijaksanaan (policy plan), (2) Rencana Program (program plan), (3) Rencana proyek (project plan) dan (4) Rencana operasi (operation plan). Sedang dilihat dari jangka waktunya, terdapat : 1) Rencana jangka lama (long run), 2) Rencana jangka panjang (purpose), 3) Rencana jangka sedang (aim), 4) Rencana jangka pendek (goal). Dilihat dari segi materi, ada (1) rencana personel (personnel plan), (2) Rencana finansial (financial plan), (3) Rencana pendidikan (education plan), (4) Rencana logistik (logistic plan). Sedang dari dilihat dari sudut daerah (1) Rencana pedesaan dan rencana antarpedesaan, (2) Rencana perkotaan dan rencana antar perkotaan, (3) Rencana daerah dan rencana antardaerah, (4) Rencana nasional dan rencana internasional; serta Dilihat dari umum khususnya maka (1) Rencana umum (general plan), (2) Rencana khusus (special plan).

Semua jenis atau bentuk perencanaan tersebut dalam pengembangannya, dapat melalui proses (1) penyusunan rencana,2) penyusunan program rencana; penjabaran dari perincian kegiatan, pembiayaan, penentuan subbagian yang akan dilakukan menurut ukuran skala prioritas, (3) pelaksanaan rencana; kegiatan-kegiatan operasi yang telah direncanakan dan diprogramkan, (4) pengawasan terhadap pelaksanaan rencana, dan (5) evaluasi terhadap proses perencanaan.

Semua tindakan pengembangan perencanaan, harus benar-benar diarahkan pada peningkatan mutu sekolah yang diharapkan. Dengan demikian, fungsi manajemen sekolah dalam upaya meningkatkan mutu SD dapat berjalan dengan baik dan sesuai harapan.


* Visi dan misi sekolah dasar
Visi merupakan sesuatu yang akan menghasilkan kesuksesan yang berarti (Polale, 1973). Konsep dari visi harus mencakup dua komponen, yaitu filosofi penuntun dan gambaran yang nyata. (Collins & Porras, 1991).

Visi ditentukan untuk mendasari berbagai aspek kegiatan organisasi maka visi itu mulai direalisasikan.

Visi sekolah diharapkan bisa memenuhi harapan stakeholder sehingga mampu mencapai keberhasilan yang diinginkan,
Visi harus memberikan gambaran yang jelas, tentang masa depan yang diinginkan termasuk tantangannya yang harus memenuhi kebutuhan siswa, syarat-syarat dari sebuah pernyataan visi adalah (1) menantang, yaitu harus jelas dan mungkin dicapai, (2) jelas, yaitu tidak mengundang interpretasi yang salah, (3) mudah diingat: pernyataannya tidak lebih dari 20-25 kata, (3) didasari nilai-nilai yang diyakini, (4) memungkinkan keterlibatan-pernyataan yang tidak mengekang, (5) terlihat, yaitu harus merupakan sesuatu yang bisa digambarkan, (6) mampu mengarahkan: harus mendapat respons dari semua pihak, (7) sebuah tuntunan: merupakan sesuatu yang mampu menjadi ukuran untuk tindakan semua pihak sehari-hari, (8) dihubungkan kepada siswa tes akhir sebuah visi adalah apakah ia memiliki hubungan dengan tindakan dan prestasi siswa.

Dengan memenuhi kriteria di atas visi akan berfungsi baik jika (1) sebagai sumber informasi inspirasi, (2) sebagai acuan bagi para pembuat keputusan, dan (3) merupakan kendaraan untuk menggabungkan kekuatan dalam sebuah organisasi.
Sedangkan misi adalah pernyataan tentang tujuan yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang dapat ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang dapat diperoleh, serta cita-cita di masa depan. Proses perumusan misi yang dapat dijalankan adalah (1) tunjuklah satu orang yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan semua pesan, hasrat, keinginan, baik formal, maupun informal yang dihadapi oleh organisasi, (2) kelompok membuat analisis mengenai semua pihak yang terkait dengan organisasi, (3) sesudah analisis pihak-pihak yang terkait rampung maka tiap anggota mengisi formulir misi dengan rumusan masing-masing, kemudian disusul dengan diskusi kelompok, (4) apa yang dirumuskan oleh kelompok tadi harus sudah merupakan rencana misi, (5) kalau pernyataan misi sudah disepakati, pernyataan ini harus dipegang dan dipergunakan sebagai acuan dan petunjuk dalam mengidentifikasi isu-isu strategis, merumuskan strategi yang efektif, menyiapkan visi keberhasilan, dan dapat memecahkan konflik di antara kelompok, (6) segera setelah rumusan akhir dicapai dan ditetapkan, misi itu harus disosialisasikan kepada semua anggota organisasi.

* Makna strategi
Strategi diartikan sebagai suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan. Strategi menghasilkan dan akan mengarahkan organisasi tentang apa, mengapa, siapa yang bertanggung jawab, berapa biaya, berapa lama dan hasil apa yang hendak diperoleh.
Lingkup strategi perencanaan yang harusnya menjadi pilihan utama bagi sekolah meliputi (1) perencanaan tujuan sekolah, menetapkan apa yang diinginkan, (2) perencanaan alat, kebijakan, program-program, praktik, jenis kegiatan, (3) perenca-naan sumber daya, human element maupun material elemen, (4) perencanaan organisasi, desain organisasi, (5) implementasi dan perencanaan pengendalian.

Bagaimanakah pelaksanaan strategi tersebut diwujudkan dalam konteks operasional? Secara sederhana dapat dijawab, yaitu dengan cara melanjutkan perbuatan merencanakan pada perbuatan melaksanakan.

Agar dapat disimak berikut disajikan model yang dianggap dapat menggambarkan langkah strategis dalam pengembangan sekolah yang meliputi tindakan perencanaan dan diikuti dengan pelaksanaannya, yaitu (1) perumusan tujuan, (2) identifikasi sasaran dan strategi sekarang, 3) analisis lingkungan, (4) analisis sumber daya: kekuatan dan kelemahan organisasi, (5) identifikasi peluang dan ancaman strategi, (6) analisis senjang: penentuan tingkat perubahan sekarang, (7) pengambilan keputusan strategis; alternatif, evaluasi alternatif, pilihan alternatif,(8) implementasi strategi, (9) pengukuran dan pengendalian kemajuan.

Berdasarkan model tersebut dapat diidentifikasi, bahwa langkah 1 sampai dengan 7 adalah berada pada tahapan perencanaan, sedangkan langkah delapan dan sembilan berada pada tahapan pelaksanaan. *

Pengorganisasian mutu

DALAM mengelola sekolah sering kali memerlukan seni dan pengetahuan. Hal ini berarti kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah harus memiliki seni dalam pengelolaan sekolah serta berbekal teori yang memadai. Seni dan teori diperlukan oleh kepala sekolah dalam menggerakkan anak buahnya, melaksanakan pekerjaan, mengawasi pekerjaan dan hasil yang dicapainya. Tahap pengorganisasian dalam pengelolaan sekolah menuntut kepala sekolah untuk dapat menetapkan dan memfungsikan organisasinya dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya.

Dalam implementasi pengorganisasian mutu, seluruh kegiatan atau aktivitas manajemen dalam organisasi dapat diwujudkan dengan melalui kegiatan administratif, seperti pengelompokan orang-orang, penetapan tugas, fungsi, wewenang, serta tanggung jawab masing-masing ke arah terciptanya aktivitas yang berdaya guna dan berhasil guna dalam pencapaian tujuan yang telah ditentukan.

* Fungsi pengorganisasian
Dalam kegiatan pengorganisasian sekolah, kepala sekolah sebagai penggerak utama berperan dalam memfungsikan organisasi dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya. Pengorganisasian guru, staf administrasi, pustakawan, tenaga laborant dan penjaga sekolah dilakukan berdasarkan pada fungsi-fungsi manajemen sekolah secara tepat. Dalam pelaksanaan program/kegiatan-kegiatan sekolah masing-masing tenaga edukatif maupun administratif tersebut perlu untuk diorganisasikan agar efektivitas dan efisiensi kerja dapat tercapai.

Memfungsikan pengorganisasian sekolah dalam melihat kemampuan dan karakteristik guru serta staf lainnya sehingga dapat menempatkan orang-orang yang tepat pada pekerjaan/tempat/posisi yang tepat (the right man on the right place/job) maka tidak akan terjadi adanya beban kerja yang berlebihan dalam satu orang atau kelompok serta ketidaksesuaian dengan kemampuan.

Pada dasarnya komponen sekolah yang bermutu belum tentu akan mampu mendukung keberhasilan kegiatan pengorganisasian mutu sekolah. Maka, antara keduanya harus dikelola dalam fungsi-fungsi manajemen pengorganisasian mutu yang tepat, efektif dan efisien.

* Struktur organisasi mutu
Pelaksanaan peningkatan mutu memosisikan organisasi untuk dapat menyusun dan menetapkan struktur dari proses pencapaian mutu tersebut. Dalam organisasi, istilah struktur diartikan sebagai susunan komponen-komponen dalam organisasi.

Penyusunan sebuah struktur organisasi sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor (1) tujuan organisasi dan struktur organisasi akan disesuaikan dengan tujuan organisasi yang akan dicapai, (2) teknologi yang digunakan, (3) manusia, yaitu orang-orang yang terlibat dalam organisasi (pendidikan, kemampuan, jumlah dan lain-lain) akan mempengaruhi struktur organisasi yang dibangun, dan (4) besar kecilnya organisasi, organisasi yang kompleks akan menyebabkan struktur organisasinya kompleks pula. Struktur organisasi dalam rangka analisis memiliki unsur-unsur sebagai berikut, spesialisasi kegiatan-kegiatan, standardisasi kegiatan-kegiatan, koordinasi kegiatan-kegiatan.

* Sentralisasi dan desentralisasi
Untuk merealisasikan program organisasi berdasarkan struktur organisasi mutu di tingkat Sekolah Dasar dapat memilih model-model implementasi yang meliputi Model Struktural, Model Fungsional, Model Kebijakan, Model Kewenangan, Model Integrasi. (Sumber: Buku Managemen Berbasis Sekolah Karya Nanang Fattah dan Mohammad Ali)


Tidak ada komentar: