Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Menelisik kondisi infrastruktur di Flotim (2)

Spirit NTT, 18 - 24 Agustus 2008

PROYEK yang dikelola Dinas Pekerjaan Umum Flotim berupa pembangunan prasarana infrastruktur wilayah khususnya dibidang transportasi darat, jalan dan jembatan. Selain itu, pengairan dan pedesaan serta bidang permukiman dan tata ruang. Dengan demikian, banyak kegiatan proyek APBD II yang dialokasikan ke Dinas PU untuk mendukung perncapaian sasaran dari tugas dan fungsi yang diemban.

Sebagai gambaran umum dalam APBD TA 2005 pada belanja modal mencakup belanja modal jalan dan jembatan, belanja modal bangunan air irigasi, belanja modal jaringan air minum, belanja modal bangunan perumahan dan belanja modal alat berat dan alat angkutan. Sementara itu dalam APBD II TA 2006, khusus pada belanja modal dapat dirinci belanja modal jalan dan jembatan, belanja modal bangunan air, belanja modal jaringan air minum, belanja modal bangunan tempat kerja (pasar), belanja modal bangunan gedung perumahan, dan belanja modal alat angkut dan alat ukur.

Dalam kaitan dengan pelaksanaan proyek TA 2005 dari komponen belanja modal yang ada dapat digambarkan belanja modal jalan dan jembatan diperuntukan untuk peningkatan jalan anatar lain Sp Hewa-Pante oa + Sp Hewa- Ojandetun; Kawaliwu- Moting; Boru-Hokeng Jaya; Sp Hewa; Waiwerang-Lite-Waiwadan; Sp Seduku- Kawalelo-Nikotudeng-Lamika; Eputobi-Lewolaga-Gerong; Waiklibang-Ebang- Riangkeroko; serta jalan Oka-Watowiti, dan pembangunan jembatan Wure sepanjang 14 meter. Di bidang irigasi, paket pekerjaannya adalah pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi Konga dan Waiula serta pembangunan embung-embung di Dulipali.

Sedangkan untuk bidang permukiman berupa pengelolaan jaringan air bersih antara lain paket pembangunan jaringan perumahan Batu Ata; paket pembangunan jaringan perpipaan Ikan Kepala keluarga (IKK) Ile Boleng; Paket pembangunan jaringan perpipaan Desa lamahala Jaya; Paket pembangunan jaringan perpipaan Desa Terong serta lanjutan pekerjaan TA 2004 berupa pembangunan gedung tempat tinggal Khusus perumahan Batu Ata, antara lain Rumah sederhana tipe 36 m2 sebanyak 270 unit dan rumah sederhana tipe 45 m2 sebanyak 30 unit, yang kesemuanya ini belum mencapai fisik 100 persen dan dilanjutkan pada TA 2006. Permasalahannya adalah terkait dengan kepedulian pihak kontraktor dan juga keterbatasan bahan/material yang dibutuhkan. Dalam kaitan dengan pelaksanaan proyek TA 2006 dari komponen belanja modal yang ada dapat digambarkan sebagai berikut pembagunan dan rehabiltasi empat Daerah Irigasi (DI) antara lain, DI Watomanuk, Kecamatan Wulanggitang; DI Waiwadan, Kecamatan Adonara Barat; DI Waiula, Kecamatan Adonara Barat dan DI Waiblolong, Kecamatan Wulanggitang.

Untuk bidang prasarana wilayah terdapat 18 paket peningkatan dan pemeliharaan jalan yang tersebar di Pulau Adonara, Solor dan daratan Flores bagian timur. Untuk daratan Flores masing-masing, jurusan Watowiti-Waiklibang-Ebak-Riangkroko + sp. Waiklibang-Lamanabi + Latonliwo; Lewokluok-Galu + Kawalelo-Nikotudeng- Lamika; dan jurusan Lato-Kawaliwu-Moting + Sp. Gerong-Tuakepa-Leworok- Eputobi; Tabana-kokang-Batas Sikka Jurusan; jurusan Oka-Watowiti + Waiwio- Kawalelo serta dalam Kota Larantuka.

Untuk Pulau Adonara dengan jurusan Sp. Hinga-Horinara-Latonliwo; Waiwadan- Lite-Waiwerang; Podor-Tapowolo-Enatukan + Lewograrang-Lebao-Liwo + Gerong-Tanawerang-Kukuwerang; Got Hitam-Boleng- Hinga + Baowutun- Nihaone; Waiwadan-Wailebe + Baniona-Kawela-Watodei; Lamahala-Ipiebang; Kolilanang-Mangaaleng-Watodei-Witihama; Waiwadan-Bukit Seburi + Waiwadan-Mudatonu-Waibreno; dan jurusan Hokeng-Sukutukang-Nileknoheng; Mulobohang-Walang serta dalam kota Waiwerang + Waiburak-Narasaosina.
Sedangkan di Pulau Solor mulai dari Nusadan- Ritaebang-Tana Lein-Lamaole.
Dari 18 paket tersebut di atas semuanya telah selesai pelaksanaannya. Kegiatan proyek pada bidang permukiman dan tata ruang berupa pengelolaan jaringan air bersih antara lain penambahan debit air dalam Kota Larantuka dan penunjang pembangunan sarana air bersih di Desa Botung, Tenawahang, Bidara, Nubalema/Dusun Klibang dan Desa Lamapaha. Di samping itu juga pekerjaan pembangunan Reservoar di Lamawolo; pembangunan desalinasi air bersih di Solor; pemasangan jaringan IKK Ile Boleng (lanjutan); pembenahan dan pemasangan jaringan IKK Solor Barat; rehabilitasi existing Desa Sinar Hading. Sedangkan untuk pembangunan gedung tempat kerja (pasar), berupa pembangunan dan rehabilitasi los pasar antara lain pembangunan los pasar Kalike dan sarana penunjang; rehabilitasi los Pasar Inpres Larantuka; rehabilitasi los pasar Waiwerang; rehabilitasi los pasar Waiwadan; rehabilitasi pasar Boru dan rehabilitasi Pasar Enatukan serta lanjutan pembangunan gedung tempat tinggal perumahan Batu Ata (300 unit) dan pengadaan alat angkutan darat bermotor (tronton) dan pengadaan alat ukur ( theodolit + GPS dan altimeter).

Bahwa dari komponen belanja modal yang ada dalam pelaksanaannya, pekerjaan fisik telah diselesaikan seluruhnya terkecuali Perumahan Batu Ata yang sampai dengan tahun anggaran 2006 masih belum rampung seluruhnya. Permasalahan yang ditemui dalam pelaksanaan proyek TA 2006- 2007 antara lain kondisi peralatan berat yang sangat terbatas dimiliki oleh kontraktor lokal sehingga dalam pelaksanaannya harus menunggu giliran alat berat milik Dinas Pekerjaan Umum. Hal ini tentu sangat menghambat upaya percepatan pencapaian fisik pekerjaan di lokasi serta intensitas hujan yang cukup tinggi mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Hal ini terkait dengan proses pengadaan proyek yang terlambat dilakukan mengakibatkan penyelesaian pekerjaan tidak tepat waktu.

Untuk meningkatkan kinerja dan upaya mengatasi/meminimalisir kendala yang ditemui dalam pelaksanaan proyek, maka kiat-kiat ke depan yang perlu dilakukan adalah, pertama, pengendalian mutu tuntutan akan kualitas mutu pekerjaan menjadi titik tolak dalam keseluruhan proses pelaksanaan, untuk itu pengendalian mutu menjadi hal urgen yang harus dilakukan dengan meningkatkan pengawasan dilapangan dan pengujian laboratorium terhadap penggunaan bahan/material secara lebih teliti.

Kedua, memanfaatkan secara selektif jasa konsultasi perencanaan/pengawasan untuk mendapatkan produk rencana yang berkualitas dan mutu pekerjaan yang lebih terjamin. Ketiga, perusahaan penyedia barang/jasa harus dapat berkompetisi secara sehat dalam proses pengadaan barang/jasa, demikian pula panitia pengadaan harus lebih profesional dalam melaksanakan tugasnya.

Keempat, peningkatan peran pengusaha lokal lewat pembinaan yang dilakukan baik oleh pemerintah maupun asosiasi pengusaha agar lebih mandiri dalam berusaha.

Kelima, pemenuhan kebutuhan peralatan (alat berat, alat angkutan dan alat laboratorium) untuk mendukung mutu pekerjaan disamping itu pendidikan dan pelatihan tenaga teknis dalam hubungan dengan pengingkatan keahlian dan keterampilan teknis. (humas flotim/habis)


Tidak ada komentar: