Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Di Oelbiteno, Wabup Funay canangkan BBGR

Spirit NTT, 25-31 Agustus 2008, Laporan Thomas Duran

FATULEU TENGAH, SPIRIT--Pencanangan bulan bakti gotong- royong (BBGR) tingkat Kabupaten Kupang ditandai dengan gotong-royong yang melibatkan Wakil Bupati (Wabup) Kupang, Drs. Ruben Funay, para pejabat teras dari pemkab dan ratusan warga Oelbiteno. Kegiatan memindahkan batu ini dipusatkan di halaman Kantor Camat Fatuleu Tengah, Rabu (20/8/2008).

Bulan bakti gotong-royong tersebut akan dilakukan selama satu bulan, terhitung tanggal 20 Agustus hingga 20 September 2008. Sasaran kegiatannya, yakni meningkatkan kemitraan masyarakat dengan pemerintah serta membangun kebersamaan berbasis gotong-royong di tingkat masyarakat.

Kegiatan ini difokuskan pada pemugaran lingkungan, perbaikan balai dusun serta lopo dan juga kegiatan penyuluhan, yakni pertanian, peternakan serta kesehatan lingkungan.

Pencanangan bulan bakti gotong-royong ini dibuka oleh Wakil Bupati Kupang, Drs. Ruben Funay, diawali dengan natoni (sapaan adat oleh tokoh adat setempat) dan tarian daerah bena-bena. Selain ratusan masyarakat, turut hadir anggota Polres Kupang, anggota Koramil Fatuleu, Wakil Ketua TP PKK Kabupaten Kupang, Esther Funay-Amnifu, Kepala Badan Masyarakat dan Pemberdayaan Perempuan, Thomas Bangke, Kadis Perhubungan, Muhamad Idin, Kadis Koperasi, Octo Radja Pono, Kadis Infokom, Suparman Margapraja, Ketua Bappeda, Yuce Adoe, Kadis Perikanan, John Doko, Kabag Hukum, R Djami, Danramil Fatuleu dan Kapten (Inf) Abdula Lou.

Mulai pudar
Ruben Funay, dalam sambutannya mengatakan, kegiatan bulan bakti gotong-royong sebagai basis ketahanan bertujuan meningkatkan kebersamaan sesama masyarakat maupun antara masyarakat dengan pemerintah. Menurut Ruben, semangat gotong- royong harus ditingkatkan dan diwujudkan mulai dari lingkungan keluarga. "Kita harus mengembalikan semangat gotong-royong yang mulai pudar," katanya.

Semangat gotong-royong masyarakat, kata Ruben, harus diberdayakan sebagai tulang punggung pembangunan. Dia menambahkan, masyarakat perlu mendapatkan otonomi untuk membangun diri sendiri sebagai ajang menuju otonomi masyarakat yang lebih besar.*

Tidak ada komentar: