Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Ampuni Kami Orang Berdosa

Spirit NTT, 25 Mei-1 Juni

PEMILIHAN Kepala Desa Mageteran sudah selesai. Dede Teke salah satu kandidat menang telak, dengan perolehan suara yang jauh berbeda. Bangga dengan kemengannya, Dede Teke dengan semua pengikutnya tepuk dada angkat bahu.



"Jangan dulu bertepuk dada, karena menjadi pemimpin adalah tanggung jawab yang berbeban berat," tegur Dede Poi, pengikut yang selalu mengantar Teke kemanapun dia.
"Hal pertama yang akan saya lakukan setelah dilantik adalah memberi pelajaran kepada aparatur desa ini. Terutama mereka yang telah ikut berkampanye menentang saya secara politik. Padahal undang-undang sudah mengatur, mereka harus netral," tegas Teke penuh bangga.

Ceritanya Dede Teke pasti sakit hati dan mau balas dendam, apalagi waktu masa kampanye di desa kala itu, Teke dicerca habis-habisan oleh aparatur desa yang juga akan menjadi bawahannya kelak.
"Sudahlah yang lalu biarlah berlalu, saya yakin sekarang mereka pasti insaf dan bersiap diri," sambung Poi. "Buat apa dendam, dendam itu tak baik," nasihat Poi lagi. Apalagi setelah pemilihan itukan ada banyak aparatur yang datang kasi salam profisiat, itu berarti secara tidak langsung mereka bilang selamat kamu menang, dan ampuni kami orang berdosa.

"Saya sebenarnya tida mara, tapi mereka punya cara kampanye terselubung di belakang saya itu bikin telinga merah, rasa pedis menyakitkan, itu yang bikin saya mara," curhat Dede Teke.
"Kita suda menang baa, Teke terpilih oleh rakyat jadi kepala desa. Kepala desa itu milik semua orang, milik banyak kalangan, rakyat kaya dan jelata. Termasuk mereka aparatur desa itu," sambung Poi lagi.

"Kau kalo melawan saya dan membela mereka, kau tida akan saya angkat jadi ajudan kepala desa. Ingat itu," marah Teke tegas dan penuh wibawa baru lalu meninggalkan Poi sendiri.

Dalam hatinya, Poi cuma bisa bilang mudah-mudahan jangan keliru ambil keputusan. Jangan sampe aparatur yang dukung kamu jadi pejabat di dusun, sedangkan yang melawan kamu ditendang masuk curang. Padahal mereka sama sama terlibat kampanye, ini akan jadi masalah baru. Dampaknya kinerja tidak maksimal rakyat tetap menderita.

Tapi tiba-tiba ada suara lantang berteriak, "Makanya sekolah, tau PeeNeS mo kampanye orang dapa dengar kamu omong tida enak te kamu mati kutu. Benar sama sama PeeNeS terlibat kampanye, tapi mana omong enak, mana omong tida enak. Itu juga soal pa," teriak Ama Plete.

Benar pemimpin itu milik sapa saja, tapi namanya sakit hati pasti ada. Teke itu manusia, seribu kali teriak ampuni dosa kami pun boleh, tapi mudah-mudahan Teke dengar. Amin. (john oriwis)

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Kapan Indonesia mau maju anggaran pendidikan aja sedikit. Sebaiknya pemerintah itu lebih perhatian kepada pendidikan. Karena pendidikan adalah modal kebangkitan bangsa.
oiya pasang widget infogue.com. Bisa nambah pengunjung lho.
kayak diblog gue
http://politik.infogue.com/ampuni_kami_orang_berdosa