Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Prioritas Pembangunan Kota Kupang 2007-2012

Spirit NTT, 31 Maret - 6 April 2008

I. Pendahuluan
A. Gambaran keadaan
Tantangan pembangunan Kota Kupang pada masa yang akan datang semakin kompleks, sehingga rumusan kebijakan dan strategi pembangunan tidak saja harus mempertimbangkan secara cermat situasi lokal dan arahan kebijakan tingkat propinsi maupun nasional, namun secara umum mencermati pula peluang dan dampak percaturan geo-politik secara global.
Secara geografis, Kota Kupang memiliki posisi strategis sebagai pusat pemerintahan Propinsi NTT dan sekaligus sebagai salah satu mata rantai yang menghubungkan Kabupaten Kupang dan Rote Ndao dengan Kabupaten Timor Tengah Selatan, serta sejumlah Kabupaten lainnya yang berbatasan langsung dengan Kota Kupang.
Dari posisinya yang demikian, Kota Kupang sangat tinggi aksebilitasnya terhadap pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang berperan penting dalam era globalisasi, yakni Makassar di utara, Surabaya di barat dan Darwin ke selatan.
Khusus untuk kawasan Pasifik Selatan, pada era perdagangan bebas, akan merupakan lalu lintas perdagangan internasional yang paling ramai dimana Darwin (Australia) akan menjadi salah satu pintu gerbang perdagangan yang memainkan peran penghubung antara kawasan Barat Indonesia dengan negara-negara Pasifik Selatan termasuk Amerika Serikat.
Selain itu, jalur ekonomi tradisional (Surabaya dan Makassar) akan tetap penting sehingga perlu menjadi acuan dalam pengembangan ekonomi daerah.
Dalam konteks itu, perlu merumuskan kebijakan yang antisipatif untuk menangkap berbagai peluang pada ketiga jalur ekonomi tersebut di atas sehingga, pertama, perlu sinkronisasi dengan perencanaan di pulau Timor dalam rangka memanfaatkan peluang ke Pasifik Selatan yang bersimpul di Darwin, khususnya eksploitasi Celah Timor.
Kedua, tetap mempertahankan bahkan meningkatkan akses ke pasar tradisional yang bersimpul di Surabaya sehingga perlu sinkronisasi dengan kabupaten-kabupaten di daratan Flores.
Ketiga, perlu membangun akses ke Makassar secara sendiri atau dalam konteks regional Flores, khususnya Kapet Mbay.
Salah satu tantangan yang sedang kita hadapi adalah krisis mendalam hampir dalam setiap sendi kehidupan bangsa dan negara. Implikasinya adalah ketidak-pastian atau stagnasi /terhentinya pertumbuhan ekonomi yang dapat menimbulkan krisis lebih mendalam pada segala aspek kehidupan. (kpde/bersambung)

Tidak ada komentar: