Laporan Julianus Akoit, Spirit NTT, 3-9 Maret 2008
KEFAMENANU, SPIRIT-- Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Drs. Gabriel Manek, M.Si, mengatakan, aparat Kantor Departemen Agama (Depag) memikul tanggung jawab besar untuk memelihara kerukunan hidup beragama di Kabupaten TTU.
Bupati Manek mengatakan hal ini melalui sambutan tertulis yang dibacakan Plt Sekab TTU, Drs. Saijao Dominikus, ketika membuka Rapat Kerja (Raker) Kantor Depag TTU, Senin (25/2/2008).
Raker yang dihadiri sekitar 100 orang guru agama, penyuluh agama, pengawas pendidikan agama, PNS di lingkup Depag TTU ini berlangsung sampai Selasa (26/2/2008) siang.
"Pemerintah dibantu Depag memikul tanggung jawab besar untuk memelihara kerukunan hidup beragama di Kabupaten TTU," kata Manek mengingatkan.
Tujuan pembangunan ini hanya bisa dicapai melalui suatu pelaksanaan program kerja yang dirumuskan secara teratur dan baik. "Program kerja itu lazimnya dihasilkan melalui suatu rapat kerja bersama yang melibatkan semua komponen masyarakat dan PNS lingkup Depag. Karena itu, saya berharap agar raker ini diiukuti dengan serius dan semoga menghasilkan program kerja yang baik," jelas Manek.
Tetapkan Renstra
Ketua Panitia Raker, Drs. Aloysius Bebe Aran, menjelaskan tujuan raker adalah menetapkan renstra, rencana kerja tahunan, dan kalender kerja Kantor Depag TTU TA 2008, menyatukan persepsi dan kesatuan langkah dalam pembangunan kehidupan umat beragama menuju visi "TTU 2010 Umat Beragama Indah Rukun Mengharum". Selain itu juga untuk mengevaluasi pelaksanaan program kerja tahun 2007," jelas Bebe Aran.
Kandepag TTU, Drs. Ambroius Korbaffo, dalam penjelasannya mengatakan, NTT dan TTU khususnya adalah daerah plural namun kehidupan umat beragamanya tetap terjaga dan rukun. Meski demikian, umat dan pemerintah harus waspada terhadap tiga potensi ancaman kerukunan beragama, yaitu ekskusivisme agama, sulit membedakan umat yang taat beragama atau hanya memperalat agama untuk tujuan politis dan karier, serta masalah-masalah sosial seperti politik, ekonomi dan sosial.
"Menanggapi potensi ancaman itu, saya ajak kita semua untuk menjadikan raker ini sebagai momentum untuk refleksi dan introspeksi diri untuk menuju cita-cita masyarakat Biinmafo melalui perumusan rencana kerja dan implementasi serta aplikasi dari penetapan 13 langkah manajemen perkantoran, pembinaan kerukunan umat beragama serta penataan networking dengan semua lapisan dan komponen masyarakat," harap Korbaffo. *
KEFAMENANU, SPIRIT-- Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Drs. Gabriel Manek, M.Si, mengatakan, aparat Kantor Departemen Agama (Depag) memikul tanggung jawab besar untuk memelihara kerukunan hidup beragama di Kabupaten TTU.
Bupati Manek mengatakan hal ini melalui sambutan tertulis yang dibacakan Plt Sekab TTU, Drs. Saijao Dominikus, ketika membuka Rapat Kerja (Raker) Kantor Depag TTU, Senin (25/2/2008).
Raker yang dihadiri sekitar 100 orang guru agama, penyuluh agama, pengawas pendidikan agama, PNS di lingkup Depag TTU ini berlangsung sampai Selasa (26/2/2008) siang.
"Pemerintah dibantu Depag memikul tanggung jawab besar untuk memelihara kerukunan hidup beragama di Kabupaten TTU," kata Manek mengingatkan.
Tujuan pembangunan ini hanya bisa dicapai melalui suatu pelaksanaan program kerja yang dirumuskan secara teratur dan baik. "Program kerja itu lazimnya dihasilkan melalui suatu rapat kerja bersama yang melibatkan semua komponen masyarakat dan PNS lingkup Depag. Karena itu, saya berharap agar raker ini diiukuti dengan serius dan semoga menghasilkan program kerja yang baik," jelas Manek.
Tetapkan Renstra
Ketua Panitia Raker, Drs. Aloysius Bebe Aran, menjelaskan tujuan raker adalah menetapkan renstra, rencana kerja tahunan, dan kalender kerja Kantor Depag TTU TA 2008, menyatukan persepsi dan kesatuan langkah dalam pembangunan kehidupan umat beragama menuju visi "TTU 2010 Umat Beragama Indah Rukun Mengharum". Selain itu juga untuk mengevaluasi pelaksanaan program kerja tahun 2007," jelas Bebe Aran.
Kandepag TTU, Drs. Ambroius Korbaffo, dalam penjelasannya mengatakan, NTT dan TTU khususnya adalah daerah plural namun kehidupan umat beragamanya tetap terjaga dan rukun. Meski demikian, umat dan pemerintah harus waspada terhadap tiga potensi ancaman kerukunan beragama, yaitu ekskusivisme agama, sulit membedakan umat yang taat beragama atau hanya memperalat agama untuk tujuan politis dan karier, serta masalah-masalah sosial seperti politik, ekonomi dan sosial.
"Menanggapi potensi ancaman itu, saya ajak kita semua untuk menjadikan raker ini sebagai momentum untuk refleksi dan introspeksi diri untuk menuju cita-cita masyarakat Biinmafo melalui perumusan rencana kerja dan implementasi serta aplikasi dari penetapan 13 langkah manajemen perkantoran, pembinaan kerukunan umat beragama serta penataan networking dengan semua lapisan dan komponen masyarakat," harap Korbaffo. *
3 Potensi ancaman kerukunan beragama:
* Ekskusivisme agama
* Sulit membedakan umat yang taat beragama atau hanya memperalat agama untuk tujuan politis dan karier
* Masalah-masalah sosial seperti politik, ekonomi dan sosial.
Tujuan Raker:
- Merencanakan
- Merumuskan
- Menetapkan renstra
- Membuat rencana kerja tahunan
- Membuat kalender kerja





Tidak ada komentar:
Posting Komentar