Spirit NTT 4-10 Februari 2008
KUPANG, SPIRIT--Sebanyak 255 paket sembako disalurkan oleh Gereja Reformasi Musafir (GRM) Jemaat Galilea Nunbaun Delha kepada 252 petugas operasional lapangan Dinas Kebersihan Kota Kupang, di Kantor Dinas Kebersihan Kota Kupang, Selasa (8/1/2008).
Bantuan diserahkan secara simbolis oleh Wakil Walikota Kupang, Drs. Daniel Hurek, disaksikan Pdt. Eli Fanggidae dari GRM Galillea Nunbaun Delha dan Kadis Kebersihan Kota Kupang, Benyamin Thene, S.H.
Dalam sambutannya, Wakil Walikota Kupang, Drs. Daniel Hurek, mengatakan bahwa secara kasat mata hampir seluruh masyarakat Kota Kupang tahu karya bhakti semua tenaga lapangan di Dinas Kebersihan Kota Kupang. Dari pagi, katanya, mereka sudah ada di lapangan dan hampir sebagian masyarakat Kota Kupang tahu keadaan tersebut.
Namun, lanjutnya, yang memberikan perhatian seperti yang dilakukan oleh Gereja Galilea tidak semua orang. Oleh karena itu, katanya, atas nama pemerintah dan masyarakat Kota Kupang, Daniel Hurek menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya terhadap Gereja Galilea Nunbaun Delha karena mewujudkan kasih bagi sesamanya.
Daniel Hurek mengatakan, ditinjau dari karakter pekerjaan yang dilakukan oleh petugas lapangan Dinas Kebersihan Kota Kupang, maka ada hal yang harus diberikan penegasan, yaitu apakah pekerjaan yang dilakukan itu terpaksa atau pilihan.
"Ketika kita merumuskan secara baik pekerjaan ini sebagai pilihan atau terpaksa dan kita menempatkannya secara tepat, maka ketika kita melaksanakan tugas dan tanggung jawab ini akan berbeda. Berbeda antara pekerjaan karena terpaksa dan berbeda antara pekerjaan karena pilihan. Pilihan itu terjadi karena memang ada varibel-variabel yang membatasi atau tidak ada pilihan lain," tegasnya.
Variabel yang lain, menurut Daniel Hurek, adalah variabel kapasitas masing-masing, sehingga dalam konteks teologis, Tuhan telah memberikan kepada setiap orang talenta yang berbeda sehingga satu sama lain saling membutuhkan.
Dalam terminologi teologis, lanjutnya, pekerjaan ini harus dilihat sebagai suatu bentuk panggilan pelayanan. "Dengan demikian, ketika kita menjadi garda terdepan pada Dinas Kebersihan jangan memaknai itu sebagai suatu keterpaksaan, tapi harus melihat itu sebagai pilihan karena variabel keterbatasan kita," ujarnya.
Daniel Hurek mengajak petugas lapangan Dinas Kebersihan yang merupakan garda terdepan Dinas Kebersihan untuk berpikir secara kreatif, harus melihat sampah sebagai suatu peluang atau sebagai sebuah potensi untuk berkembang. Ketika kita melihat sampah itu, maka kita harus berpikir kalau diolah, maka bisa menjadi pupuk, juga bisa menjadi makanan ternak. Hal ini bisa terjadi apabila kita memaknai pekerjaan yang kita jalani sebagai suatu pilihan.
Hurek meminta kepada Kepala Dinas Kebersihan untuk memperhatikan para tenaga honorer, khususnya yang tidak mempunyai peluang lagi untuk diangkat sebagai PNS karena keterbatasan-keterbatasan secara aturan, karena usia dan juga karena tidak mempunyai dokumen-dokumen sehingga adminstrasi mereka tidak bisa diakomodir.
Pdt. Eli Fanggidae dari Gereja Galilea Nunbaun Delha dalam sambutannya mengatakan bahwa kalau dilihat dari nilai uang atau jumlahnya, maka bantuan itu sangat tidak berarti. "Janganlah kita melihat bantuan ini dari nilainya atau berapa jumlahnya tapi ini adalah bentuk perhatian dari gereja terhadap tenaga lapangan Dinas Kebersihan Kota Kupang yang telah bekerja keras demi kebersihan kota ini," ujarnya. (infokom kota kupang)
Bantuan diserahkan secara simbolis oleh Wakil Walikota Kupang, Drs. Daniel Hurek, disaksikan Pdt. Eli Fanggidae dari GRM Galillea Nunbaun Delha dan Kadis Kebersihan Kota Kupang, Benyamin Thene, S.H.
Dalam sambutannya, Wakil Walikota Kupang, Drs. Daniel Hurek, mengatakan bahwa secara kasat mata hampir seluruh masyarakat Kota Kupang tahu karya bhakti semua tenaga lapangan di Dinas Kebersihan Kota Kupang. Dari pagi, katanya, mereka sudah ada di lapangan dan hampir sebagian masyarakat Kota Kupang tahu keadaan tersebut.
Namun, lanjutnya, yang memberikan perhatian seperti yang dilakukan oleh Gereja Galilea tidak semua orang. Oleh karena itu, katanya, atas nama pemerintah dan masyarakat Kota Kupang, Daniel Hurek menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya terhadap Gereja Galilea Nunbaun Delha karena mewujudkan kasih bagi sesamanya.
Daniel Hurek mengatakan, ditinjau dari karakter pekerjaan yang dilakukan oleh petugas lapangan Dinas Kebersihan Kota Kupang, maka ada hal yang harus diberikan penegasan, yaitu apakah pekerjaan yang dilakukan itu terpaksa atau pilihan.
"Ketika kita merumuskan secara baik pekerjaan ini sebagai pilihan atau terpaksa dan kita menempatkannya secara tepat, maka ketika kita melaksanakan tugas dan tanggung jawab ini akan berbeda. Berbeda antara pekerjaan karena terpaksa dan berbeda antara pekerjaan karena pilihan. Pilihan itu terjadi karena memang ada varibel-variabel yang membatasi atau tidak ada pilihan lain," tegasnya.
Variabel yang lain, menurut Daniel Hurek, adalah variabel kapasitas masing-masing, sehingga dalam konteks teologis, Tuhan telah memberikan kepada setiap orang talenta yang berbeda sehingga satu sama lain saling membutuhkan.
Dalam terminologi teologis, lanjutnya, pekerjaan ini harus dilihat sebagai suatu bentuk panggilan pelayanan. "Dengan demikian, ketika kita menjadi garda terdepan pada Dinas Kebersihan jangan memaknai itu sebagai suatu keterpaksaan, tapi harus melihat itu sebagai pilihan karena variabel keterbatasan kita," ujarnya.
Daniel Hurek mengajak petugas lapangan Dinas Kebersihan yang merupakan garda terdepan Dinas Kebersihan untuk berpikir secara kreatif, harus melihat sampah sebagai suatu peluang atau sebagai sebuah potensi untuk berkembang. Ketika kita melihat sampah itu, maka kita harus berpikir kalau diolah, maka bisa menjadi pupuk, juga bisa menjadi makanan ternak. Hal ini bisa terjadi apabila kita memaknai pekerjaan yang kita jalani sebagai suatu pilihan.
Hurek meminta kepada Kepala Dinas Kebersihan untuk memperhatikan para tenaga honorer, khususnya yang tidak mempunyai peluang lagi untuk diangkat sebagai PNS karena keterbatasan-keterbatasan secara aturan, karena usia dan juga karena tidak mempunyai dokumen-dokumen sehingga adminstrasi mereka tidak bisa diakomodir.
Pdt. Eli Fanggidae dari Gereja Galilea Nunbaun Delha dalam sambutannya mengatakan bahwa kalau dilihat dari nilai uang atau jumlahnya, maka bantuan itu sangat tidak berarti. "Janganlah kita melihat bantuan ini dari nilainya atau berapa jumlahnya tapi ini adalah bentuk perhatian dari gereja terhadap tenaga lapangan Dinas Kebersihan Kota Kupang yang telah bekerja keras demi kebersihan kota ini," ujarnya. (infokom kota kupang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar