Laporan Oby Lewanmeru, Spirit NTT 4-10 Februari 2008
PEMERINTAH Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Barat (Mabar) segera melakukan panen lanjutan ubi kayu aldira di dataran Wol, Desa Golo Ronggot, Kecamatan Welak. Panen tersebut untuk menyelamatkan ubi kayu aldira yang masih ada, agar tidak rusak terkena air hujan.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Tanaman Pangan, Perkebunan dan Peternakan (TP3) Mabar, Ir. Matheus Janing, saat ditemui SPIRIT NTT di Labuan Bajo, Sabtu (2/2/2008). Matheus mengatakan, pihaknya sudah menghubungi sejumlah pengusaha di Denpasar yang memiliki pekerja di Mabar untuk membeli ubi kayu saat panen di dataran Wol.
Ditanya bahwa di areal tanaman ubi kayu aldira itu sejauh mata memandang hanya terlihat rumput kirinyu, Matheus menyatakan, secara kasat mata memang begitu. Tetapi, umbi ubi kayu aldira itu masih tersimpan di dalam tanah.
"Beberapa hari lalu saya bersama staf ke lokasi ubi kayu aldira di dataran Wol. Saat itu saya menyuruh staf untuk mengambil lokasi secara acak, kemudian cabut. Maksudnya, bisa dilihat bagaimana hasilnya," ujarnya.
Ternyata, lanjut Matheus, meski lahan ubi kayu aldira itu tertutup semak dan rerumputan, namun hasil umbinya masih tersimpan di dalam tanah. "Kami akan panen ubi kayu aldira itu. Saya akan undang pemerintah dan legislatif untuk hadir. Tujuan utama kami ialah ubi kayu aldira ini masih bisa menghasilkan stek untuk dikembangkan lagi," kata Matheus. *
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Tanaman Pangan, Perkebunan dan Peternakan (TP3) Mabar, Ir. Matheus Janing, saat ditemui SPIRIT NTT di Labuan Bajo, Sabtu (2/2/2008). Matheus mengatakan, pihaknya sudah menghubungi sejumlah pengusaha di Denpasar yang memiliki pekerja di Mabar untuk membeli ubi kayu saat panen di dataran Wol.
Ditanya bahwa di areal tanaman ubi kayu aldira itu sejauh mata memandang hanya terlihat rumput kirinyu, Matheus menyatakan, secara kasat mata memang begitu. Tetapi, umbi ubi kayu aldira itu masih tersimpan di dalam tanah.
"Beberapa hari lalu saya bersama staf ke lokasi ubi kayu aldira di dataran Wol. Saat itu saya menyuruh staf untuk mengambil lokasi secara acak, kemudian cabut. Maksudnya, bisa dilihat bagaimana hasilnya," ujarnya.
Ternyata, lanjut Matheus, meski lahan ubi kayu aldira itu tertutup semak dan rerumputan, namun hasil umbinya masih tersimpan di dalam tanah. "Kami akan panen ubi kayu aldira itu. Saya akan undang pemerintah dan legislatif untuk hadir. Tujuan utama kami ialah ubi kayu aldira ini masih bisa menghasilkan stek untuk dikembangkan lagi," kata Matheus. *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar