Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Hijaukan 21 sumber air di TTS

Spirit NTT 11-17 Februari 2008


SOE, SPIRIT--Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dan masyarakat setempat melakukan aksi nyata menghijaukan 21 sumber mata air yang tersebar pada 18 desa dan 13 kecamatan di kabupaten itu.
Penghijauan itu menindaklanjuti Aksi Penanaman Serentak Indonesia dan Pekan Penghijauan Pohon di seluruh Indonesia tingkat Kabupaten TTS yang dicanangkan di Desa Nobi-Nobi, Kecamatan Amanuban Tengah, belum lama ini.Pada aksi penanaman itu, Bupati TTS, Drs. Daniel Banunaek, membacakan sambutan tertulis Menteri Kehutanan yang menyebut tantangan lingkungan hidup paling berat yang akan dialami oleh umat manusia di muka bumi ini ke depan adalah terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim.
Pemanasan global yang terlampau ekstrim terjadi akibat pembakaran bahan bakar fosil, terutama batu bara, minyak bumi dan gas alam yang berlebihan.Acara ini juga dihadiri Ketua Pengadilan Negeri SoE, Kejari SoE, pejabat yang mewakili Kapolres TTS, pejabat yang mewakili Dandim 1621 TTS, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten TTS, para pimpinan dinas, badan, kantor dan bagian, tokoh masyarakat, swasta, LSM, serta undangan lainnya.
Bupati Banunaek menandaskan, akibat pemanasan global, ada bagian bumi yang memiliki curah hujan berlebihan, ada pula yang kurang. "Kenaikan curah hujan akan meningkatkan frekuensi dan intensitas banjir. Makin banyak erosi, makin banyak tanah longsor dan kekeringan yang panjang akan memicu fluktuasi musim yang semakin sulit diprediksi, sehingga mengancam ketersediaan pangan dan air," ujarnya.
Bupati Banunaek menyebut salah satu upaya manusia untuk mengurangi efek rumah kaca adalah dengan memperbanyak penyerapan emisi karbon, yakni dengan memperbanyak pohon dan tanam tanaman, sehingga diperlukan upaya mempertahankan keutuhan ekosistem hutan dan melakukan penghijauan secara besar-besaran. Selain itu, menggalang kerja sama dan dukungan para pihak agar dunia internasional memberikan perhatian yang seimbang kepada negara-negara yang masih dan terus mempertahankan keutuhan hutannya dari ancaman degradasi dan deforestasi.
Mengakhiri sambutannya, Menteri Kehutanan mengajak para generasi muda yang tergabung dalam Kuartir Nasional Gerakan Pramuka untuk ikut serta aktif berperan dalam penanaman serentak tersebut, karena keterampilan dan kepemimpinan Pramuka tidak diragukan lagi. Pramuka sudah terlatih dengan berbagai kegiatan di lapangan dan sebagai generasi penerus bangsa, sudah selayaknya apabila Pramuka juga terlibat aktif dalam perbaikan lingkungan.
Kepala Bapedalda Kabupaten TTS, Drs. Urias Sanam, dalam laporannya menyebut maksud dan tujuan diadakannya aksi penanaman tersebut untuk mewujudkan pengelolaan lingkungan yang direncanakan secara menyeluruh dan terpadu dan meningkatkan optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam, terutama air, agar fungsi dan daya dukung dan daya tampung serasi dengan tuntutan pembangunan yang semakin meningkat dan juga aparatur pengelola lingkungan hidup dalam pemanfaatan sumber daya alam, terutama air melalui sistem keberpihakan kepada masyarakat.
Aksi penanaman serentak Indonesia tersebut bertemakan, "Tanam dan pelihara pohon untuk mengatantisipasi perubahan iklim global." Sub tema, "Bersama menanam pohon selamatkan bumi dan bersama selamatkan kehidupan, cegah pemanasan bumi dengan menanam pohon."
Aksi penanaman ini diwujudkan dengan menanam 40.000 pohon yang disiapkan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan TTS pada 21 sumber mata air yang lokasi pada 18 desa dan 13 kecamatan dalam wilayah TTS. Anakan yang ditanam adalah mahoni, gamelina, sukun, advokat, kopi, pinang, beringin dan kemiri. (ina banamtuan/pemkab tts)

Tidak ada komentar: