Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

APK wajib belajar SMP di NTT terendah

Spirit NTT 4-10 Februari 2008

PROPINSI Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan satu dari lima propinsi di Indonesia dengan Angka Partisipasi Kasar (APK) terendah pada jenjang sekolah menengah pertama (SMP). Empat propinsi lainnya adalah Papua, Papua Barat, Sulawesi Tengah, dan Kalimantan Barat.
Sementara itu, Kabupaten Sumba Barat bersama sembilan kabupaten lainnya di Indonesia masuk dalam daftar 10 kabupaten dengan APK terendah. APK merupakan gambaran pelaksanaan wajib belajar sembilan tahun.
Demikian Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Mandikdasmen) Depdiknas, Suyanto, dalam konferensi pers di Media Center Rembuk Nasional Pendidikan 2008 di Sawangan Bogor, Senin (4/2/2008).
Suyanto menyatakan, Wajar Dikdas Sembilan Tahun sudah tinggal sedikit lagi akan tuntas pada tahun ini karena sudah mencapai 92,52. "Kita hanya mempunyai pekerjaan rumah penuntasan 2,48 persen," ujar Suyanto.
Suyanto menjelaskan, pada 2007 angka partisipasi kasar (APK) jenjang SMP yang mencapai 95 persen sebanyak 187 kabupaten dan 11 propinsi. Kemudian yang masuk kategori tuntas utama 90 hingga 95 persen sebanyak 56 kabupaten dan empat propinsi. Sementara yang masih berjuang masuk kategori madya pratama karena APK-nya masih kurang dari 80 persen tahun 2007 ada 111 kabupaten/kota dan tujuh propinsi.
Suyanto menegaskan, program Wajar Dikdas Sembilan Tahun tuntas tahun ini, apalagi beberapa pemerintah daerah merespons luar biasa Wajar Dikdas Sembilan Tahun. Lima propinsi dengan APK tertinggi adalah DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Bali, Jawa Timur, dan Nanggroe Aceh Darussalam. Sementara kabupaten atau kota ini yang paling tinggi APK-nya adalah Kota Yogyakarta; Kota Surakarta, Kota Salatiga, Kota Magelang (Jawa Tengah); Kota Cilegon (Banten), Kota Palopo (Sulawesi Selatan), Kota Jakarta Selatan (DKI Jakarta), Kota Palangkaraya (Kalimantan Tengah), Kota Bukittinggi (Sumatera Barat), Kota Padang Sidempuan (Sumatera Utara).
Sementara 10 kabupaten/kota yang terendah APK-nya adalah Kabupaten Kapuas (Kalimantan Tengah); Kabupaten Sumba Barat (NTT), Kabupaten Donggala (Sulawesi Tengah), Teluk Bintuni, Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Tolikara, Kabupaten Yahukimo (Papua), Kabupaten Kaimana, Kabupaten Mappi (Papua Barat), Kab Raja Ampat (Papua Barat).
Menurut Suyanto, kantong-kantong Wajar Dikdas itu harus dituntaskan. "Walaupun tinggal menuntaskan 2,48 persen, itu justru yang paling susah karena anak-anak itu memiliki kendala yang luar biasa dilihat dari aspek kultural sosiologis, geografis, dan ekonomis," ujar Suyanto.
Upaya untuk mengejar sisa pemenuhan target APK SMP sebanyak 2,42 persen dilakukan melalui advokasi, asistensi, dan penjelasan kepada masyarakat. Advokasi dengan menggunakan sarjana masuk desa dalam bentuk program kuliah kerja nyata (KKN). Selain itu, memanfaatkan Dharma Wanita, PKK, dan organisasi sosial kemasyarakatan.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo usai membuka acara Rembuk Nasional tersebut mengatakan, pemerintah optimistis program Wajib Belajar Pendidikan Dasar (Wajar Dikdas) Sembilan Tahun tuntas pada tahun 2008 ini. (ant)

Tidak ada komentar: