Laporan Roby Asra/Humas Belu, Spirit NTT, 31 Desember 2007- 6 Januari 2008
ATAMBUA, SPIRIT--Bupati Belu, Drs. Joachim Lopez, yang diwakili Asisten Tata Praja Setda Belu, Drs. Petrus Bere, meresmikan penggunaan dan pemanfaatan air bersih dan MCK bantuan Federasi Palang Merah/International Federation Red Cross (IFRC) di Dusun Beina, Desa Kereana, Kecamatan Sasitamean, Selasa (13/11/2007).
Dalam sambutannya, Petrus Bere, mengatakan, air sumber kehidupan. Pernyataan ini, katanya, pantas dikemukakan karena hampir seluruh makluk hidup yang ada di muka bumi ini membutuhkan air untuk kelangsungan hidupnya. Selain untuk penyegar dahaga dan kebersihan diri, air juga dapat dikelola secara baik untuk pengelolaan aspek ekonomi. Oleh karenanya air perlu dimanfaatkan sebaik mungkin untuk kepentingan kelangsungan hidup dan peningkatan ekonomi kemasyarakatan.
"Pemerintah Kabupaten Belu menyampaikan penghargaan terhadap Federasi Palang Merah dan Palang Merah Indonesia atas segala bantuan yang manusiawi ini demi menunjang kepentingan dan kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat Beina Desa Kereana," kata Bere.
Diakuinya, sampai saat ini pemerintah sangat membutuhkan bantuan dan perhatian melalui pola kemitraan pihak swasta dan LSM dalam menunjang pembangunan kemasyarakatan, juga program-program sosial lainnya.
Bere meminta agar dengan fasilitas air bersih yang sudah ada, perlu dikembangkan segala potensi, baik itu sayur-sayuran, ikan air tawar, ataupun palawija lainnya demi peningkatan ekonomi rakyat.
"Air yang sudah ada perlu dimanfaatkan sebaik mungkin, jangan biarkan dia lewat begitu saja. Menjadi petani, jangan daun ubi dibeli, petani beli terung, petani beli tomat, itukan namanya tidak kreatif. Jadikan Beina sebagai lokasi produksi sayuran untuk wilayah sekitarnya," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Ibu Dewi, pejabat yang mewakili Federasi Palang Merah mengungkapkan bahwa bantuan sarana air bersih itu digulirkan sejak tiga tahun silam, hanya pengerjaan dan pemanfaatannya baru dilakukan tahun 2007 ini. "Program pendampingan Palang Merah untuk Desa Beina kita sudah lakukan sejak tiga tahun silam, sementara untuk sarana air bersih dan MCK baru kita resmikan penggunaannya pada tahun 2007 ini," kata Dewi seraya berharap agar dengan fasilitas air bersih yang ada perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya, selain untuk keseharian juga untuk kepentingan sumber ekonomi masyarakat, juga sarana yang ada perlu juga dijaga dan dirawat sehingga penggunaannya bisa berlangsung lama.
Dijaga dan dirawat
Ketua PMI Propinsi NTT, Guido Fulbertus, pada kesempatan itu mengemukakan bahwa pengerjaan proyek sarana air bersih dan MCK Beina berlangsung selama dua tahun. Proyek yang dikerjakan oleh Ir. Edy Kustandi dari Federasi Palang Merah itu, antara lain pipanisasi sepanjang 2.930 meter, resevoir tiga unit, sumur gali satu unit, tempat mandi cuci dua unit, instalasi pengelolaan air sederhana (IPAS) satu unit, WC Cubluk 103 unit, satu unit bronkettering. "Semuanya tersebar di enam dusun, yakni Dusun Beina, Loontuan; Anametan; Tualaran; Maktaen A dan Maktaen B," ujar Guido.
Guido berharap fasilitas yang ada perlu dijaga dan dirawat serta dimanfaatkan untuk kepentingan peningkatan ekonomi masyarakat.
Hadir pada acara peresmian ini, antara lain Kabag Humas Belu, Donatus Bere; staf Kecamatan Sasitamean; Kades Kereana, Wilfrida Taek; Wakil Federasi Palang Merah, Ibu Dewi; Wakil Palang Merah Indonesia, Fajar Sumirat; Ketua Palang Merah Propinsi NTT, Guido Fulbertus; Ketua Palang Merah Kabupaten Belu, Yos Diaz, serta masyarakat Desa Kereana *
Dalam sambutannya, Petrus Bere, mengatakan, air sumber kehidupan. Pernyataan ini, katanya, pantas dikemukakan karena hampir seluruh makluk hidup yang ada di muka bumi ini membutuhkan air untuk kelangsungan hidupnya. Selain untuk penyegar dahaga dan kebersihan diri, air juga dapat dikelola secara baik untuk pengelolaan aspek ekonomi. Oleh karenanya air perlu dimanfaatkan sebaik mungkin untuk kepentingan kelangsungan hidup dan peningkatan ekonomi kemasyarakatan.
"Pemerintah Kabupaten Belu menyampaikan penghargaan terhadap Federasi Palang Merah dan Palang Merah Indonesia atas segala bantuan yang manusiawi ini demi menunjang kepentingan dan kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat Beina Desa Kereana," kata Bere.
Diakuinya, sampai saat ini pemerintah sangat membutuhkan bantuan dan perhatian melalui pola kemitraan pihak swasta dan LSM dalam menunjang pembangunan kemasyarakatan, juga program-program sosial lainnya.
Bere meminta agar dengan fasilitas air bersih yang sudah ada, perlu dikembangkan segala potensi, baik itu sayur-sayuran, ikan air tawar, ataupun palawija lainnya demi peningkatan ekonomi rakyat.
"Air yang sudah ada perlu dimanfaatkan sebaik mungkin, jangan biarkan dia lewat begitu saja. Menjadi petani, jangan daun ubi dibeli, petani beli terung, petani beli tomat, itukan namanya tidak kreatif. Jadikan Beina sebagai lokasi produksi sayuran untuk wilayah sekitarnya," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Ibu Dewi, pejabat yang mewakili Federasi Palang Merah mengungkapkan bahwa bantuan sarana air bersih itu digulirkan sejak tiga tahun silam, hanya pengerjaan dan pemanfaatannya baru dilakukan tahun 2007 ini. "Program pendampingan Palang Merah untuk Desa Beina kita sudah lakukan sejak tiga tahun silam, sementara untuk sarana air bersih dan MCK baru kita resmikan penggunaannya pada tahun 2007 ini," kata Dewi seraya berharap agar dengan fasilitas air bersih yang ada perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya, selain untuk keseharian juga untuk kepentingan sumber ekonomi masyarakat, juga sarana yang ada perlu juga dijaga dan dirawat sehingga penggunaannya bisa berlangsung lama.
Dijaga dan dirawat
Ketua PMI Propinsi NTT, Guido Fulbertus, pada kesempatan itu mengemukakan bahwa pengerjaan proyek sarana air bersih dan MCK Beina berlangsung selama dua tahun. Proyek yang dikerjakan oleh Ir. Edy Kustandi dari Federasi Palang Merah itu, antara lain pipanisasi sepanjang 2.930 meter, resevoir tiga unit, sumur gali satu unit, tempat mandi cuci dua unit, instalasi pengelolaan air sederhana (IPAS) satu unit, WC Cubluk 103 unit, satu unit bronkettering. "Semuanya tersebar di enam dusun, yakni Dusun Beina, Loontuan; Anametan; Tualaran; Maktaen A dan Maktaen B," ujar Guido.
Guido berharap fasilitas yang ada perlu dijaga dan dirawat serta dimanfaatkan untuk kepentingan peningkatan ekonomi masyarakat.
Hadir pada acara peresmian ini, antara lain Kabag Humas Belu, Donatus Bere; staf Kecamatan Sasitamean; Kades Kereana, Wilfrida Taek; Wakil Federasi Palang Merah, Ibu Dewi; Wakil Palang Merah Indonesia, Fajar Sumirat; Ketua Palang Merah Propinsi NTT, Guido Fulbertus; Ketua Palang Merah Kabupaten Belu, Yos Diaz, serta masyarakat Desa Kereana *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar