Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Ziara ke Bukit Botak

Oleh John Oriwis
Spirit NTT 29 Oktober - 4 November 2007

DI BUKIT Magepanda, melintas tiga bocah sekolah dasar, Ribut, Bising dan Gaduh, yang baru saja pulang dari sekolah. Gaduh yang agak pekak, mulai ajak dua temannya pigi tembak burung dengan katapel di hutan Magepanda.
"Kawan kita pi tembak burung di Napu Koja Bewa e ?" ajak Gaduh.
"Jangan di Napu Koja Bewa, di sana air su kering. Burung-burung juga sudah lari pigi tau kemana. Yang ada hanya Dede Teke," protes Bising.
"Ah kenapa begitu, angker ka di sana tu?"
"Bukan hanya angker, tapi pohon..." Bising mau kasi jelas.
"Pohon tu kenapa? Pohon bisa omong ka?" potong Ribut.
"Kau punya pohon tu yang bisa omong. Pohon tu kita punya orang tua tu sudah tebang semua, sekarang kamu liat tida sawa, kebun kering semua. Dulu kita makan beras sampai tidur di karung padi, sekarang di ubi kering yang kita beli dari Nita. Sekarang masa kejayaan kita hampir habis.... " Bising kasih keterangan yang jelas punya.
"Betul ka, kayu orang tebang jual, orang bakar hutan buka kebun. Makanya air kering, belut, leko, tutumba sekarang kabur entah ke mana. Padahal kalo malam kita senang dengar mereka punya suara, " tambah Gaduh.
Manusia sekarang saja suda haus mati punya, sampe harus minum air kali yang suda tida jerni lagi. Dede Teke sekarang sakit kencing keras. Sekarang saja suda begini, belum besok lusa te, kita punya ana cucu tiap hari kerongkongan kerontang. Analisa tepat Bising.
"Dede Teke tu yang tukang tebang kayu, sekarang kena mi petek, atau jangan - jangan gagal ginjal karena kurang minum, habis tiap hari hanya pikir tebang, tebang, tebang pohon saja," jelas Bising lagi.
"Dede Teke kekeringan kandung kemi tu karena hukuman alam. Makanya jangan kasih rusak hutan. Hutan rusak kita kehausan, tanaman kering kelaparan, panas bekepanjangan kita kerongkongan kering," sambut Gaduh.
Kalo begitu dari pada pigi tembak burung di Napu Koja Bewa, lebih baik kita pigi ziarah ke bukit botak. Liat lokasi untuk buat renovasi dan penghijauan, bukit dan sekitar mata air," ajak Bising. "Habis renovasi hutan kita renovasi Dede Teke pu hutan, supaya kencing tidak lagi keras," ajak Ribut.
Ini peringatan untuk kamu yang suka tebang hutan, awas kena mi petek seperti Dede Teke, kasian juga ka dengan anak cucu kemudian hari. Hutan kalo botak tida direnovasi, kekurangan air bersih kamu harap bantuan pemerintah. Kamu pikir pemerintah itu mata air ato hutan ka, paling kalo pemerintah bantu Bak penampung kasih pipanisasi tida ada mata air te sama saja. Makanya segera reboisasi hutan. *

Tidak ada komentar: