Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Warga Alor Timur rindu listrik

Laporan Okto Manehat, Spirit NTT 3-9 November 2007

KALABAHI, SPIRIT--Masyarakat di sejumlah desa di Kecamatan Alor Timur Laut (ATL) Kabupaten Alor, sangat merindukan penerangan listrik, padahal mereka sudah masuk daftar tunggu untuk mendapat penyambungan listrik dari PLN.
Pasca gempa bumi tahun 2004, PLN telah memperbaiki dan membangun jaringan listrik baru di sejumlah wilayah itu, namun bagi masyarakat yang telah mendaftar untuk sambungan baru belum dilayani.
Sekretaris Desa Nailang, Yahya Langkameng, dan sejumlah warga mengatakan itu kepada SPIRIT NTT di desa itu, Jumat (19/10/2007). Menurut Yahya, warganya sangat merindukan penerangan listrik yang hingga saat ini belum direalisasikan.
Menurut Yahya, pasca gempa bumi tahun 2004, PLN telah memperbaiki jaringan yang rusak di Desa Nailang dan membangun atau memperpanjang jaringan hingga ke sejumlah desa tetangga, namun hanya melayani pelanggan lama, sedangkan daftar tunggu belum juga dilayani.
Yahya menjelaskan, setelah dikonfirmasi ke PLN, dirinya mendapat jawaban menunggu saja. Padahal masyarakat telah mendaftarkan diri sejak gempa Alor. Namun apa yang ditunggu masyarakat, tandas Yahya, hingga kini belum terealisasi.
Kebutuhan masyarakat ini, tandas Yahya, juga telah disampaikan kepada pemerintah. Harapan masyarakat juga belum terpenuhi. Yahya berharap PLN dapat merealisaikan sambungan baru ke rumah-rumah penduduk yang telah lama menanti.
"Kalau tidak ada jaringan di wilayah kami, itu tidak ada masalah. Namun jaringannya jelas-jelas ada dan listrik di wilayah Bukapiting itu punya diesel sendiri dan telah beroperasi lama. Tapi kenapa ada permintaan masyarakat, kok pelayanannya begitu lama? Padahal masyarakat sangat mendambakan untuk merasakan penerangan listrik juga," ungkap Yahya.
Kepala PLN Kalabahi, Djauhari Djawas, yang dikonfirmasi melalui hand phonenya menjelaskan, karena dirinya baru menjabat Kepala PLN Kalabahi, maka dia baru turun ke lapangan, Sabtu (20/10/2007), untuk melihat secara langsung fungsi PLN di wilayah itu., khususnya melihat kondisi pembangkit dan material pemasangan baru.
Dari data lapangan, kata Djawas, akan dikaji baru dicari jalan keluar bagaimana berupaya memenuhi harapan masyarakat di wilayah itu. Hal ini, kata Djawas, membutuhkan waktu.
Djawas menjelaskan, dirinya melihat secara langsung kondisi yang ada. Selain mengambil data juga memantau secara langsung atas informasi dari petugasnya di sana, bahwa untuk PLN di sana tengah terjadi over spaning.
Hal ini, jelas Djawas, karena banyak pengguna liar listrik PLN atau bukan pelanggan yang mengambil arus dari meteran tetangga yang punya meteran listrik. Hal ini dari segi aturan tidak diperbolehkan karena bisa mendatangkan risiko. "Saya akan mengambil langkah penertiban karena ini untuk pengamanan bagi kita semua," tandas Djawas.
Soal kapasitas PLTD Bukapiting, Djawas mengatakan, sebesar 100 kilowatt (KW) dengan beban puncaknya 57 KW. *

Tidak ada komentar: