Laporan Edy Hayong, Spirit NTT 3-10 Desember 2007
ATAMBUA, SPIRIT--Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Belu akan terus membenahi Akademi Keperawatan (Akper) Atambua yang berdiri sejak tahun 2003 agar menghasilkan tenaga keperawatan yang profesional dan siap pakai.
Hal ini diungkapkan Wakil Bupati (Wabup) Belu, drg. Gregorius Mau Bili, ketika memberikan pengarahan pada acara wisuda angkatan ke-IV Akper Atambua di Aula Betelalenok, Atambua, Rabu (28/11/2007).
Acara ini dihadiri Ketua DPRD Belu, Gabriel Dermawan; Kadis Kesehatan NTT, dr. Stefanus Bria Seran; Wakil Ketua TP PKK Belu, Maria Nelia Portugaleza Mau Bili, para muspida, wisudawan/wati dan undangan.
Mau Bili menilai wisuda yang dilakukan Akper merupakan momen bersejarah dimana di saat Kabupaten Belu merayakan HUT ke 48, pada waktu yang sama Akper melepas 48 lulusannya. Bagi Pemkab Belu, lulusan Akper ini merupakan aset daerah sehingga ke depan akan dimanfaatkan tenaganya dengan baik. Meski diakui, dari segi pendapatan asli daerah (PAD) masih jauh dari harapan tapi pemerintah dari waktu ke waktu akan tetap memrioritaskan dukungan dana bagi dunia pendidikan.
Satu hal yang membanggakan, kata Mau Bili, selama empat tahun kehadiran Akper, lembaga ini merekrut mahasiswa dari berbagai daerah. "Kita bersyukur karena kehadiran Akper selama empat tahun sudah menghasilkan lulusannya dan mengabdi di seluruh Indonesia. Dalam wisuda angkatan ke-IV ini ada wisudawan berasal dari Kupang, Flores, dan daerah lainnya menunjukkan bahwa Akper Atambua tidak mengecewakan. Saya atas nama pemerintah mengucapkan terima kasih kepada manajemen Akper yang sudah menyumbangkan lulusan untuk daerah ini," kata Mau Bili.
Kepada lulusan Akper, Mau Bili mengatakan, setelah mengabdi nanti, hendaknya memrioritaskan pelayanan yang prima. Para perawat harus mengutamakan pelayanan dengan hati dan senyuman. Karena dengan senyuman secara tidak langsung sudah memberikan andil kesembuhan pasien yang dirawat.
"Saya juga mau sampaikan bahwa pemerintah kedepan akan mengajukan draf peraturan daerah ke DPRD Belu untuk memperhatikan dana insentif bagi pegawai kesehatan dan staf pengajar. Dengan begitu dapat memacu tingkat pelayanan prima. Kepada lulusan, saya berharap Kepala Dinas Kesehatan Belu dan Direktur RSUD Atambua untuk memperhatikan tenaga ini. Dengan demikian tidak ada lagi keluhan soal kekurangan tenaga perawat. Manfaatkan 48 tenaga yang ada untuk membantu merawat masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan," pintanya.
Sementara lulusan terbaik pertama atas Paskalia Natalia akan diberikan bantuan beasiswa oleh Pemerintah Propinsi NTT untuk melanjutkan studi ke jenjang strata satu. *
Hal ini diungkapkan Wakil Bupati (Wabup) Belu, drg. Gregorius Mau Bili, ketika memberikan pengarahan pada acara wisuda angkatan ke-IV Akper Atambua di Aula Betelalenok, Atambua, Rabu (28/11/2007).
Acara ini dihadiri Ketua DPRD Belu, Gabriel Dermawan; Kadis Kesehatan NTT, dr. Stefanus Bria Seran; Wakil Ketua TP PKK Belu, Maria Nelia Portugaleza Mau Bili, para muspida, wisudawan/wati dan undangan.
Mau Bili menilai wisuda yang dilakukan Akper merupakan momen bersejarah dimana di saat Kabupaten Belu merayakan HUT ke 48, pada waktu yang sama Akper melepas 48 lulusannya. Bagi Pemkab Belu, lulusan Akper ini merupakan aset daerah sehingga ke depan akan dimanfaatkan tenaganya dengan baik. Meski diakui, dari segi pendapatan asli daerah (PAD) masih jauh dari harapan tapi pemerintah dari waktu ke waktu akan tetap memrioritaskan dukungan dana bagi dunia pendidikan.
Satu hal yang membanggakan, kata Mau Bili, selama empat tahun kehadiran Akper, lembaga ini merekrut mahasiswa dari berbagai daerah. "Kita bersyukur karena kehadiran Akper selama empat tahun sudah menghasilkan lulusannya dan mengabdi di seluruh Indonesia. Dalam wisuda angkatan ke-IV ini ada wisudawan berasal dari Kupang, Flores, dan daerah lainnya menunjukkan bahwa Akper Atambua tidak mengecewakan. Saya atas nama pemerintah mengucapkan terima kasih kepada manajemen Akper yang sudah menyumbangkan lulusan untuk daerah ini," kata Mau Bili.
Kepada lulusan Akper, Mau Bili mengatakan, setelah mengabdi nanti, hendaknya memrioritaskan pelayanan yang prima. Para perawat harus mengutamakan pelayanan dengan hati dan senyuman. Karena dengan senyuman secara tidak langsung sudah memberikan andil kesembuhan pasien yang dirawat.
"Saya juga mau sampaikan bahwa pemerintah kedepan akan mengajukan draf peraturan daerah ke DPRD Belu untuk memperhatikan dana insentif bagi pegawai kesehatan dan staf pengajar. Dengan begitu dapat memacu tingkat pelayanan prima. Kepada lulusan, saya berharap Kepala Dinas Kesehatan Belu dan Direktur RSUD Atambua untuk memperhatikan tenaga ini. Dengan demikian tidak ada lagi keluhan soal kekurangan tenaga perawat. Manfaatkan 48 tenaga yang ada untuk membantu merawat masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan," pintanya.
Sementara lulusan terbaik pertama atas Paskalia Natalia akan diberikan bantuan beasiswa oleh Pemerintah Propinsi NTT untuk melanjutkan studi ke jenjang strata satu. *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar