Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

2008, Flotim bangun pabrik makanan ringan

Laporan Martin Lau Nahak, Spirit NTT 3-10 Desember 2007

LARANTUKA, SPIRIT--Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Flores Timur (Flotim) tahun 2008 akan membangun pabrik makanan ringan berupa cips (lempengan) yang terbuat dari bahan baku ikan, kelapa dan jambu mete dengan bahan dasar utamanya adalah ubi kayu. Pabrik ini akan memproduksi cips ikan, cips kelapa dan cips jambu mete.
Pembangunan pabrik dimaksud menggunakan dana APBD Flotim TA 2008 senilai Rp 7 miliar lebih. Dana ini baru akan diajukan ke DPRD Flotim untuk dibahas.
Pembangunan pabrik cips merupakan tindaklanjut dari pengiriman dan pelatihan 300 petani dan nelayan asal Flotim untuk belajar membuat cips di LP TTG Malindo Desa Salulemo, Kecamatan Baibunta, Kabupaten Luwu Utara, Propinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) yang dibiayai Pemkab Flotim menelan dana APBD Flotim TA 2007 senilai Rp 3,4 miliar.
Demikian dikatakan Kepala Bidang (Kabid) Perencanaan Pembangunan Bappeda Flotim, Igo Geroda, di ruang kerjanya, Kamis (29/11/2007).
Igo ditemui terkait tindaklanjut 300 petani dan nelayan yang mengikuti pelatihan pembuatan cips ikan, kelapa dan jambu mete di Lembaga Pelatihan Teknologi Tepat Guna Masyarakat Lokal Indonesia (LP TTG-Malindo) secara bertahap sejak Agustus-Oktober 2007 di Desa Salulemo Sulsel.
"Bappeda Flotim sudah hitung plafon anggaran Rp 7 miliar lebih namun yang menentukannya nanti adalah DPRD Flotim," kata Igo.
Dijelaskannya, dari total anggaran Rp 7 miliar akan didistribusikan kepada 10 SKPD sesuai tugas pokok dan fungsinya (Tupoksi). "Pembangunan pabrik sampai peluncuran hasil produksi melalui 21 langkah kerja melibatkan 10 SKPD dengan daya serap anggaran tiap SKPD dari Rp 30 juta- Rp 2 miliar. Khusus pembangunan pabrik dianggarkan Rp 800 juta. Pengadaan peralatan pabrik dan biaya perawatan membutuhkan dana Rp 1,5 miliar. Pabrik yang dibangun akan didampingi konsultan LP TTG Malindo pimpinan, Drs. Sakaruddin," jelasnya.
Igo mengaku belum mengetahui lokasi yang dipersiapkan untuk membangun pabrik di Larantuka karena diurus oleh BPKAD dan Dinas Perindag.
Menurut Igo, peluncuran produk cips bulan Oktober atau November 2008 direncanaakan akan dihadiri oleh Presiden SBY, Gubernur NTT dan para bupati se-daratan Flores-Lembata. "Produk cips (ikan, kelapa dan jambu mete, Red), akan menjadi produk standar internasional dengan kemasan alumunium foil. Produk ini memiliki hak atas kekayaan intelektual (Haki). Produk ini juga akan memiliki izin Badan POM dan halal MUI, serta nomor registrasi Depkes. Urusan ini diserahkan kepada setiap SKPD sesuai tupoksinya, yakni Bappeda, BPKAD, Disperindag, Dinas Hutbun, Diskan dan Kalautan, Dinkes, Dinkop dan UKM, Kantor Pemberdayaan Masyarakat (KPM), Kantor Pusdatikom dan Bagian Hukum .
Tentang tenaga yang akan bekerja pada pabrik cips, Igo menjelaskan, direktur LP TTG Malindo akan menyeleksi 300 petani nelayan yang mengikuti pelatihan pembuatan cips dan akan dipilih tujuh tenaga tetap di pabrik.
Tentang Dinas Pertanian tidak dimasukkan dalam 10 SKPD padahal menjadi ujung tombak penyedian bahan baku ubi kayu, Igo mengaku, bahan baku ubi kayu dijamin surplus di Flotim karena pabrik ini mengelola hasil pertanian dan kelautan sehingga otomatis petani pasti menanam banyak ubi kayu di kebun tanpa difasilitasi oleh Pemkab Flotim.
"Pabrik yang dibangun cuma menerima cips setengah jadi yang sudah dijemur petani dan nelayan. Selanjutnya pabrik mengolah menjadi cips dengan aneka bumbu. Jadi bahan baku ubi kayu, ikan, kelapa dan jambu mete akan laris manis di Flotim karena dibuat cips setengah jadi oleh petani/nelayan dan hasilnya dibeli pabrik. Untuk itu, 300 peserta yang telah mengikuti pelatihan di LP TTG-Malindo harus menularkan ilmunya kepada masyarakat petani dan nelayan di desa masing-masing agar mampu mensuplai bahan cips setengah jadi ke pabrik," kata Igo. *

Tidak ada komentar: