Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Saluran Primer Bendungan Mautenda II Patah


* Temuan DPRD NTT di Ende
Spirit NTT, 27 April-3 Mei 2009

KUPANG, SPIRIT--
Tim DPRD NTT yang melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Ende, 20-29 Maret 2009 menemukan saluran primer bendungan Mautenda II patah sepanjang empat meter. Kerusakan ini mulai terjadi pada Februari 2009.

Menurut laporan tim DPRD NTT yang diterima SPIRIT NTT, Jumat (18/4/2009), saat ini masyarakat secara swadaya mengerjakan perbaikan, namun kurang optimal. Masyarakat hanya menimbuni saluran primer itu dengan pasir dan krikil.
Hasil pengamatan Dewan yang terdiri dari KCR Putra Abubakar, S.H, Fransiskus Ray Miten, dan Ir. Emilianus Pani, M.Si, akibat patahan itu sekitar 1500 hektar sawah tak dialiri air secara optimal.


Dengan kondisi ini, warga di sana kini khawatir akan mengalami kekurangan pangan tahun ini. Sebab kerusakan itu diperparah dengan pendangkalan sedimen dan bantalan penahan banjir.

Tim Dewan mengusulkan agar pemerintah segera memperbaiki patahan itu sehingga gagal panen bisa dimanimalisir. Untuk menghindari berpindahnya kali pada bendungan Mautenda II, maka pemerintah segera membangun penahan banjir dan memperbaiki fondasi bendungan yang nyaris rubuh itu.

Dewan juga mengusulkan kepada pemerintah untuk mengeruk sedimen pada bendungan Mautenda II ini.

Kondisi memrihatinkan lain yang ditemukan juga, yakni Jembatan Loworea yang menghubungkan empat desa di tak bisa dilalui kendaraan roda empat. Di sisi lain, desa-desa itu memiliki potensi sebagai daerah pertanian yang menghasilkan jagung, beras, kopi dan lain-lainnya.

Dewan mengharapkan perhatian dari pemerintah propinsi terutama memperlebar jembatan itu sehingga dapat dilalui kendaraan roda empat. Selain itu pemerintah diharapkan untuk membangun kerja sama dengan LSM lokal maupun luar negeri untuk membangun desa-desa terpencil yang kini masih di bawah garis kemiskinan.
Di wilayah itu masih banyak warga yang mengeluhkan soal penerangan listrik dari proyek listrik tenaga bayu (LTB). Menurut pengakuan warga di Kecamatan Maurole dan Kecamatan Wewaria, program LTB tersebut beroperasi hanya dua hari. Berdasarkan informasi yang diperoleh, LBT itu bisa diperbaiki namun harus mendatangkan teknisi dari Surabaya. (*/pol)


Tidak ada komentar: