Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

PIDRA kurangi angka kemiskinan di Alor

Spirit NTT, 12-18 Mei 2008

KALABAHI, SPIRIT--PIDRA merupakan salah satu program yang dirancang untuk meningkatkan taraf hidup keluarga miskin di desa-desa sasaran di Kabupaten Alor. Selama ini Alor termarmarginalkan dan kurang mendapat akses atau perhatian. PIDRA berperan aktif dalam mengurangi angka kemiskinan walau jumlahnya kecil, yakni 1.563 keluarga miskin.

Hal ini disampaikan Asisten Administrasi Umum Setda Alor, Drs. Singsigus Pulingmahi, mewakili Bupati Alor, Ir. Ans Takalapeta, ketika membuka workshop persiapan pasca program PIDRA dan pelaksanaan gender Kabupaten Alor di Aula Hotel Kenari, Kalabahi, Rabu (23/4/2008).

Pulingmahi mengatakan, berbagai keberhasilan yang telah dicapai selama pelaksanaan program PIDRA di Alor yang dimulai tahun 2001 sangat dirasakan oleh masyarakat miskin yang tinggal di pedesaan yang menjadi sasaran program.

Indikator keberhasilan yang telah dicapai, di antaranya meningkatnya pendapatan kepala keluarga miskin yang tergambar dari jumlah dana umum yang ada di setiap kelompok, terkonservasinya lahan yang kritis sehingga dapat meningkatkan produktifvtas lahan kering, terpenuhinya kebutuhan akan air bersih, sarana jalan dan sarana ekonomi lainnya, serta pengembangan kelembagaan di tingkat desa, seperti kelompok mandiri dan federasi yang merupakan lembaga keuangan mikro yang diharapkan nanti menjadi lembaga kredit mikro di desa.


"Pada sisi lain, pelaksanaan program PIDRA juga telah mampu mengurangi ketidaksetaraan gender di tingkat rumah tangga keluarga miskin maupun tingkat pemerintahan desa, dimana keberhasilan kesetaraan gender terlihat dari pengelolaan rumah tangga yang dilakukan secara bersama-sama antara laki-laki dan perempuan sehingga tidak lagi hanya berfungsi dalam reproduksi tetapi juga berperan dalam usaha-usaha produktif dalam menunjang ekonomi rumah tangga," katanya.

Dan, dalam tingkatan pemerintah desa, lanjutnya, kaum perempuan juga telah diberi kepercayaan untuk menempati posisi-posisi tertentu dalam bidang pemerintahan desa, seperti kepala desa, sekretaris desa, kepala dusun dan sebagainya. "Kaum perempuan juga mendapat kepercayaan yang sama dengan kaum laki-laki untuk menyampaikan pendapat dalam forum atau pertemuan-pertemuan. Hal ini sulit dilihat pada saat awal program PIDRA," katanya.

Mantan Kadis P dan K ini menegaskan, PIDRA sejalan dengan program pemerintah Gerakan Kembali ke Desa , Pertanian dan Kelauatan (Gerbadestan). Empat aspek program Gerbadestan juga terdapat dalam tiga komponen utama pelaksanaan PIDRA, yaitu pengembangan taraf hidup secara berkelanjutan meliputi pengembangan masyarakat, kesetaraan gender dan pengelolaan sumber daya alam berbasis masyarakat serta usaha mikro pedesaan, pembangunan prasarana pedesaan dan pengembangan kapasitas kelembagaan dan manajemen program.

Dikatakannya, tahun 2008 merupakan tahun terakhir pelaksanaan program PIDRA di Alor. Hal ini menandakan bahwa program PIDRA akan berakhir sehingga persiapan- persiapan yang berkaitan dengan keberlanjutan pasca pendampingan program PIDRA dapat dilakukan secara terarah. Persiapan pasca pelaksanaan program telah diawali melalui pertemuan pembahasan strategsi program PIDRA di Surabaya yang diikuti seluruh manager program PIDRA.

Pulingmahi mengharapkan, apa yang diperoleh di Surabaya dapat diterapkan di Alor sehingga tujuan dari program ini bisa tercapai demi kesejahteraan petani. (humas pemkab alor)

Tidak ada komentar: