RSS Feed (xml)
Laporan Marsel Ali, Spirit NTT, 7-13 April 2008
KUPANG, SPIRIT-- Tujuh sekretaris desa (Sekdes) di Kecamatan Hawu Mehara, Kabupaten Kupang mengikuti magang kerja di Kantor Camat Hawu Mehara. Selama magang mereka belajar tentang bagaimana menata administrasi di desa.
Camat Hawu Mehara, Ir. Dominggus Widu Hau mengatakan hal ini saat ditemui di Kantor Bupati Kupang, Jumat (28/3/2008). Ia menjelaskan, magang kerja bagi sekdes merupakan hal baru di Kecamatan Hawu Mehara. Apalagi, tujuh sekdes tersebut nantinya bakal menjadi pegawai negeri sipil (PNS).
Karena itu, kata dia, para sekdes wajib memahami cara bekerja yang baik dan benar.
"Ide agar para sekdes melakukan magang kerja sebenarnya berawal dari keinginan para sekdes sendiri. Pihak kecamatan hanya mengakomodir keinginan itu," ujarnya.
Selama berada di kantor camat, kata dia, para sekdes diperkenalkan dengan berbagai hal terutama menyangkut administrasi desa yang selama ini terkesan asal jadi.
Pola yang dilakukan selama ini, kata dia, dua orang sekdes berada di kantor camat selama dua hari. "Pola seperti ini mungkin belum ada di kecamatan lain. Kita harus bisa membimbing para sekdes tersebut sehingga pengelolaan administrasi desa termasuk pengelolaan keuangan berjalan baik," ujarnya. Tujuh sekdes itu berasal dari Desa Daieko, Molie, Tanajawa, Lobohede, Ledeae, Pedarro, dan Wadumadoi. *
KUPANG, SPIRIT-- Tujuh sekretaris desa (Sekdes) di Kecamatan Hawu Mehara, Kabupaten Kupang mengikuti magang kerja di Kantor Camat Hawu Mehara. Selama magang mereka belajar tentang bagaimana menata administrasi di desa.
Camat Hawu Mehara, Ir. Dominggus Widu Hau mengatakan hal ini saat ditemui di Kantor Bupati Kupang, Jumat (28/3/2008). Ia menjelaskan, magang kerja bagi sekdes merupakan hal baru di Kecamatan Hawu Mehara. Apalagi, tujuh sekdes tersebut nantinya bakal menjadi pegawai negeri sipil (PNS).
Karena itu, kata dia, para sekdes wajib memahami cara bekerja yang baik dan benar.
"Ide agar para sekdes melakukan magang kerja sebenarnya berawal dari keinginan para sekdes sendiri. Pihak kecamatan hanya mengakomodir keinginan itu," ujarnya.
Selama berada di kantor camat, kata dia, para sekdes diperkenalkan dengan berbagai hal terutama menyangkut administrasi desa yang selama ini terkesan asal jadi.
Pola yang dilakukan selama ini, kata dia, dua orang sekdes berada di kantor camat selama dua hari. "Pola seperti ini mungkin belum ada di kecamatan lain. Kita harus bisa membimbing para sekdes tersebut sehingga pengelolaan administrasi desa termasuk pengelolaan keuangan berjalan baik," ujarnya. Tujuh sekdes itu berasal dari Desa Daieko, Molie, Tanajawa, Lobohede, Ledeae, Pedarro, dan Wadumadoi. *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar