Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Marhaban, Ramadhan yang damai

Spirit NTT, 8-15 Oktober 2007

BULAN suci Ramadhan telah tiba. Bersama datangnya fajar pagi atau di keteduhan lembayung senja, barisan pesiarah berarak dengan dandanan jilbab putih, baju koko dan kopiah. Mereka meninggalkan aktivitas duniawi dan menyatu dalam rumah persaudaraan, simbol perjumpaan sejati di ujung ramadhan terakhir. Itulah pemandangan yang pasti terulang setiap menjelang sholat Subu dan Magrib pada lintas Jalan Hassanudin sampai ke ujung timur Jalan Sudirman, Perumnas, perkampungan Wuring dan pesisir Kota Uneng di Kota Maumere.
Di bulan yang penuh berkah ini umat muslim kembali kusuk dan mendekatkan diri pada Allah, mendalami Alquran dan berdzikir untuk mendapatkan rahmat ampunan. Kembali ke lubuk jati diri, umat muslim berjuang melawan mungkar, berarak di jalan kebenaran sambil meneguhkan kembali jalinan solidaritas baik dengan sesama kaum muslim maupun sesama umat beragama lainnya.
Di kota kecil Maumere, dengan jumlah umat muslim yang masih terbatas, nuansa ramadhan tak jauh berbeda dengan kota-kota lain wilayah NTT. Ketua Majelis Ulama Islam (MUI) Kabupaten Sikka, Abdul Rasyid Wahab, membenarkan hal itu. "Suasana tenang cukup terjaga di seputar masjid Waioti, di saat-saat kami menjalani ibadah puasa dan melakukan sholat. Selama dua pekan di bulan suci ramadhan ini, sesama warga yang berada di sekitar masjid itu sudah tahu kapan harus tenang dan memberi kesempatan kepada kami untuk beribadah," kata Rasyid Wahab. Selain Masjid Waioti, dirinya belum mengetahui suasana di masjid-masjid lainnya apakah cukup tenang dan menjamin berlangsungnya berbagai kegiatan ramadhan.
Dengan pacaran wajahnya yang tenang terpaut bersama baju koko dan kopiah putih yang dikenakannya, Rasyid menuturkan, rasanya bukan ramadhan kalau tanpa kegiatan khusus mendalami kitab suci Alquran dan pengayaan kehidupan spiritual, baik secara komunitas maupun individu. Sholat Duha yang boleh dilakukan secara individu, selama bulan ramadhan ini menjadi sebuah ibadah bersama. Suasana rumahnya yang damai di Jalan Hassanudin- Kelurahan Beru, Maumere adalah hal yang biasa dialami dan ditemukan saban waktu sebagaimana disaksikan tim SPIRIT NTT.
Ramadhan di hati yang damai
Rangkaian kegiatan spiritual yang mengisi hari-hari suci ramadhan di Kota Maumere, seperti dituturkan Rasyid, antara lain Tedarusan Alquran, Taudsyiah, Kuliah Subuh dan Sholat Duha. Sedangkan wujud ibadah yang lebih bernuansa sosial dilaksanakan melalaui kegiatan memberi buka puasa kepada mereka yang berpuasa dan kegiatan pengumpulan Zakat Imfak Sedekah.
Tedarusan Alquran lazimnya adalah kegiatan para remaja mesjid. Meski polanya berbeda antar kelompok remaja mesjid namun pada hakekatnya kegiatan ini bertujuan memahirkan pendarasan Alquran badi para remaja. Kegiatan pembacaan 30 jus Alquran ini berlangsung rutin setiap hari. Para remaja yang mengikuti kegiatan ini, diharapkan bisa mencapai target atau tamat dengan mencapai dua kali khatam hingga pertengahan ramadhan. Tedarusan Alquran biasanya dibuka oleh Ketua Takmir dan dilanjutkan seorang pendampingan yang telah dewasa atau yang mahir dalam membaca Alquran.
Intensitas ibadah ramadhan juga terlihat pada kegiatan Tausyiah atau ceramah iman ramadhan. Dari berbagai persoalan umat seperti masalah ekonomi, sosial, hubungan antar sesama muslim maupun non muslim dibahas penceramah dari sudut pandang atau perspektif Islam demi memperluas wawsan dan pengetahuan umat. Pak Rasyid yang juga Ketua MUI Sikka, ini mengatakan bahwa ceramah iman ini berlangsung rutin selama bulan ramadhan, dilaksanakan pada setiap malam saat taraweh. Kegiatan serupa adalah kuliah subuh yang berlangsung 30 menit dimulai pukul 05.00 wita saat usai sholat subuh.
Iklim solidaritas juga tercermin dari kegiatan Sholat Duha, setiap pukul 09.00 wita dan dilanjutkan dengan dialog ramadhan yang membahas ajaran agama. Peserta dialog boleh menanyakan hal-hal yang berkenaan dengan iman, amal, budi pekerti; tentang halal dan tidak halal atau apa saja kondisi dan tindakan yang bisa membuat seorang muslim batal puasa.
Bersama anak panti asuhan
Selain aktivitas spiritual untuk mendekatkan diri pada Allah dan mendalami ajaran agama, seorang muslim selama bulan Ramadhan diharapkan dan bahkan diwajibkan untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang lebih bersifat amal- sosial.
Tokoh muslim Kabupaten Sikka, A Rasyid Wahab, menyebut dua kegiatan amal yang sedang dijalankan umat muslim pada bulan suci ramadhan ini. Yang pertama adalah memberi buka puasa kepada mereka yang berpuasa. Kegiatan ini pada umumnya dilangsungkan di setiap mesjid. "Kesediaan umat untuk memberi buka puasa sangat tinggi sehingga terlihat mubazir. Untuk menghindari hal ini, maka Takmir mesjid mengaturnya secara bergilir," katanya. Oleh saran beliau juga, acara buka puasa di Masjid Waioti dilaksanakan bersama anak-anak panti asuhan yang dikelola atas namanya.
Pak Rasyid yang lancar berbahasa Sikka ini juga mengakui adanya kegiatan amal yang biasanya dijalankan oleh komunitas muslim yakni pengumpulan zakat infak sedekah baik Zakat Fitra maupun Zakat Mal. Corak Zakat Fitra adalah pengumpulan bahan makanan pokok sebanyak 2,5 kilogram dari anggota komunitas muslim. Hasil pengumpulan zakat ini dibagikan kepada mereka yang kurang atau tak berpunya, baik pribadi maupun kepada kelompok-kelompok yang berhak mendapatkannya. Kelompok penerima Zakat Fitra adalah fakir miskin, yatim piatu, musafir, orang yang sedang melakukan kegiatan amal (ibnu sabil), orang berutang dan sedang menjalankan tugas-tugas kerasulan, para jompo dan petugas pengumpul zakat itu sendiri. "Saat akan melakukan pembagian zakat ini, selain para jompo, kita sedikit alami kesulitan menemukan orang miskin," kata Rasyid.
Selain zakat Fitra, juga ada pengumpulan Zakat Mal. Hukum Islam dinyatakan, seorang muslim diminta menyumbangkan 2,5 persen penghasilan, keuntungan atau laba usaha yang didapatkannya selama tahun berjalan khususnya. Kesadaran memberi ini sangat diharapkan tumbuh dalam mereka yang sudah mencapai usia dan kondisi wajib zakat atau nizab, juga mereka yang berprofesi seperti para dokter dan kaum profesional lainnya. "Tergantung dari kesadaran individu apalagi ada kesulitan bagi umat kita untuk menghitung persentasi penghasilannya. Tapi, umat juga termotivasi oleh keyakinan bahwa kalau bersedia membagikan hartanya akan mendapat kembali rezeki dari Tuhan secara berlimpah," kata Rasyid saat ditemui di rumahnya di Jalan Hassanudin. Pengumpulan Zakat Mal dilakukan oleh Badan Amil Zakat (BAZ).
Di Kabupaten Sikka, BAZ menjalankan tugas pengumpulan berdasarkan SK Bupati Sikka. Dengan SK ini pemanfaatan Zakat Mal diharapkan bisa lebih terarah. Hasil pengumpulan Zakat Mal dari setiap masjid akan diserahkan ke Badan Amil Zakat sebanyak 20 persen, sedangkan sisanya diatur sendiri oleh pengurus masjid sesuai kebutuhannya.
Ditanya soal bagaimana perayaan Idul Fitri tahun ini, Rasyid mengatakan, umat muslim di Kota Maumere akan menggelar sholat akbar, Sholat Id, di Lapangan Umum Kota Baru. Sedangkan umat di luar kota akan beribadah di masing-masing masjid atau bergabung di arena yang lebih luas dan melakukan Sholat Id atau Sholat Idul Fitri di sana. Rasyid sangat berharap tetangga di setiap masjid dapat menciptakan suasana yang tenang dan aman.
"Saya minta supaya mengurangi minuman keras, sehingga tidak terjadi hal-hal yang merugikan kita, semua umat beragama," katanya. Kepada ketua RT/RW, Rasyid minta agar bisa mengarahkan warganya dalam menciptakan dan menjaga kondisi tersebut. (el-taufan)

Tidak ada komentar: