Spirit NTT, 25-31 Agusuts 2008, laporan Okto Manehat
KALABAHI, SPIRIT -- Bupati Alor, Ir. Ans Takalapeta menitip Ekspo Alor kepada penggantinya nanti. Dia berharap ekspo yang telah berlangsung selama tujuh tahun itu tetap dilanjutkan pada tahun-tahun mendatang. Ekspo itu telah memberikan andil dan mengangkat citra serta jati diri masyarakat Kabupaten Alor.
Harapan ini disampaikan Takalapeta dalam sambutannya, saat menutup Ekspo Alor 2008 yang dikenal sebagai Ekspo Emas tersebut.
Acara penutupan ini dimeriahkan pesta kembang api raksasa yang menghiasi angkasa Bumi Kenari ketika moment ini ditutup dengan tanda pemukulan gong oleh Bupati Takalapeta.
Bupati Alor dua periode ini mengatakan, ekspo selama ini telah memberikan andil dalam mengangkat citra diri dan jati diri masyarakat Alor. Semua itu berkat partisipasi masyarakat.
Dia mengharapkan kegiatan itu tetap dilanjutkan tahun-tahun mendatang. Menurut Takalapeta sesuai rekomendasi Panitia Ekspo Alor VII tahun 2008, berdasarkan usulan masyakat agar dibangun arena expo permanen, maka hal itu sepatutnya diperhatikan. Usulan ini, ujarnya, bisa diakomodir demi peningkatan kapasitas dan kualitas ekspo Alor di masa-masa yang akan datang.
Sebelum menabuh gong sebagai tanda menutup ekspo, Takalapeta menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi aktif hingga suksesnya penyelenggaaan ekspo.
Wakil Ketua DPRD Alor, Usman Syarif dalam sambutannya, mengatakan, Ekspo Alor banyak menghabiskan waktu, tenaga dan biaya sehingga menimbulkan sejumlah kontroversi. Namun dampaknya sukses mempromosikan daerah ini sekaligus mengangkat martabat masyarakat Kabupaten Alor sehingga selayaknya dilanjutkan di masa datang.
Ketua Umum Panitia Ekspo Alor VII, Syachriyal Siregar yang juga Dandim 1622 Alor, melaporkan bahwa ajang Ekspo Alor telah terjadi sejumlah transaksi sektor riil yang cukup memberikan kontribusi bagi ekonomi masyarakat.
Siregar merincikan, untuk penghasilan 26 stand di arena ekspo Alor, rata-rata Rp 600.000/stand/malam x 7 hari sehingga total pendapatan stand mencapai Rp 1,2 miliar. Sedangkan pendapatan 154 pedagang kaki lima (PKL) yang terdata panitia, rata-rata Rp 200.000/malam x 7 atau total Rp 215.600.000. Selain itu, jelas Siregar, pengadaan bambu sebagai bahan utama bangunan arena ekspo yang dibeli dari masyarakat sejumlah Rp 219.860.000. Pemasukan itu bertambah pula dari sektor pariwisata, yakni para tamu manca negara dalam paket Sail Indonesia yang berbelanja sebesar Rp 37 juta.
Menurut Syachriyal, Ekspo kali ini cukup luar biasa karena dalam momen ini ditandai dengan penganugerahan rekor MURI berkaitan dengan tarian lego-lego yang melibatkan 1.000 orang.*
EKSPO angkat citra Alor
Label:
Alor
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar