Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

474 Ha sawah di Raihat tidak terairi

Spirit NTT, 7-13 April 2008

KUPANG, SPIRIT--Sekitar 247 hektare sawah di Kecamatan Raihat, Kabupaten Belu, tidak terairi karena amblasnya jaringan irigasi yang dihantam banjir bandang beberapa waktu lalu."Kami harapkan jaringan tersebut segera diperbaiki oleh Dinas Pengairan NTT agar dalam musim tanam tahun depan bisa mengairi areal persawahan tersebut," kata Camat Reihat, Giudo Mauk di Wemori, ibukota Kecamatan Reihat, Kamis (3/4/2008), kepada tim kunjungan kerja DPRD NTT yang dipimpin Armindo Mariano Soares dari FPG.



Wilayah Reihat yang terdiri dari enam desa di bagian utara Kabupaten Belu yang berbatasan langsung dengan Distrik Bobonaro, Timor Leste itu merupakan salah satu lumbung pangan di Kabupaten Belu.
Sementara itu, salah seorang petugas dari Dinas Pengairan NTT mengatakan, pihaknya tidak mungkin akan memenuhi permintaan tersebut dalam tahun ini karena masih harus dibahas lagi di tingkat propinsi.
"Permintaan tersebut akan menjadi catatan kami untuk diprogramkan dalam tahun anggaran 2009," katanya dan menambahkan bahwa proyeksi program untuk 2009 lebih difokuskan pada kawasan pertanian produktif sehingga permintaan Camat Reihat akan mendapat prioritas.
Camat Reihat menambahkan, warga eks Timtim yang bermukim di wilayah Reihat merupakan para petani tulen sehingga tidak segan-segan untuk mengolah sawah yang menyebar di wilayah kecamatan tersebut.
"Mereka memanfaatkan lahan dari saudara-saudaranya yang ada di Reihat yang selama ini tidak diolah. Warga lokal pun memberinya dengan sukarela karena merasa sebagai satu saudara dari Lorosae (matahari terbit) dengan latar belakang budaya serta adat istiadat yang sama pula," ujarnya.
Warga eks Timtim yang ada di Reihat, tambahnya, berjumlah sekitar 3.000 kepala keluarga yang tak jauh beda jumlahnya dengan warga lokal yang ada di Reihat.
"Tak ada konflik di antara warga lokal dengan warga pendatang baru dari Timtim karena di antara kami merasa sebagai satu saudara yang sama-sama berasal dari Lorosae. Bedanya, ada yang datang lebih dahulu dan ada yang datang kemudian di Reihat," ujarnya.

Perubahan hidup
Ketua tim kunjungan kerja DPRD NTT, Armindo Mariano Soares juga merasa bangga karena saudara-saudaranya dari Timtim sudah mengalami perubahan hidup yang cukup signifikan di Raihat saat ini.
"Mereka sudah punya rumah sendiri dan mengolah lahan dengan tenang meski hanya mendapat belas kasih dari sanak saudaranya yang ada di Reihat," ujarnya.
Karena itu, ia juga meminta Dinas Pengairan NTT untuk secepat mungkin memperbaiki jaringan irigasi tersebut agar bisa mengairi seluruh areal persawahan di Reihat sekitar 840 hektare.
"Selain mereka menanam padi juga menanam tanaman hortikutura lainnya karena wilayah ini sangat subur bagi usaha pertanian dan menjadi ladang kehidupan mereka di sini," katanya menambahkan. (antara)

Tidak ada komentar: